Headlines
Loading...
Oleh. Widya Astuti

Miris! Aksi kekerasan yang dilakukan oleh berbagai kalangan terutama para anak muda atau pelajar terulang lagi. Negeri mayoritas muslim ini sepertinya tak pernah absen dari aksi-aksi sadis yang membuat hati teriris. 

Peristiwa pembacokan siswa SMP hingga tewas terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Peristiwa pembacokan ini geger karena korban merupakan target kedua kali dan pembacokannya ditayangkan secara langsung via Instagram. Kronologi pembacokan itu bermula saat korban ARSS (14) mengirimkan pesan melalui media sosial Instagram kepada ketiga para ABG dan menuduh mereka melakukan vandalisme di gedung sekolahnya. Ketiga ABG itu tak terima dan janjian bertemu untuk berduel. Ketika sudah di TKP, salah satu dari 3 pelaku turun dari motor dan tanpa basa basi langsung membacok korban hingga korban mengalami luka berat dan berujung meninggal dunia.  (detik.com, Jumat 24/3/2023)

Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji'un. Itu baru satu peristiwa. Masih banyak lagi peristiwa sadis yang membuat miris. Tak habis pikir, bagaimana mungkin mereka yang di didik agar menjadi generasi baik bisa melakukan hal sekejam itu? Tidak adakah rasa sayang atau kasihan ketika saudaranya menderita? Apa sebenarnya yang salah dari mereka? 

Sungguh, para generasi muda saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka mengalami krisis identitas dan kontrol diri. Begitu lemahnya iman dan pemahaman mereka akan jati diri mereka sebagai generasi muslim penerus bangsa. Tidak pahamnya mereka akan hakikat kehidupan, untuk apa mereka diciptakan ke dunia ini. Mereka bingung memaknai hidup mereka harus diisi dengan apa. 

Seharusnya generasi muda menjadi 'agent of change', tonggak perubahan, tapi kini malah menjadi generasi bacok. Senggol sedikit main bacok. 

Kesalahan pola asuh dalam keluarga bisa menjadi salah satu faktor penyebab generasi muda melakukan hal-hal yang menyimpang. Belum lagi karena faktor ekonomi, lingkungan pergaulan yang buruk, masyarakat yang cuek, pengaruh media sosial atau internet, sistem pendidikan yang tidak ideal, hingga sistem sanksi yang tidak membuat efek jera. 

Jika dikaji, penyebab utama hal ini tidak lain karena penerapan sistem sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) di tengah kehidupan kita kaum muslim. Sistem yang rusak dan merusak. Sistem yang membuat kaum muslimin, terutama generasi muda, jauh dari ajaran Islam. 

Lihat saja, generasi muda saat ini sungguh memprihatinkan. Minim adab, sibuk kejar eksistensi, terjebak dalam  budaya hedonis, budaya pacaran yang semakin menjamur, seks bebas, narkoba, L96t, tawuran dan lain sebagainya. Inilah hasil dari didikan sistem sekuler. 

Maka dalam hal ini, Islam sebagai ideologi yaitu agama yang sempurna dan lengkap dengan aturan-aturannya, punya solusi tuntas mengatasi semua permasalahan terutama permasalahan generasi muda saat ini. Islam memandang perlunya peran dari semua pihak baik dari keluarga, masyarakat bahkan negara untuk memperbaiki dan menciptakan kondisi yang baik dan kondusif. Tanpa peran dari tiga pihak ini, maka kehidupan tak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Perlunya sistem pendidikan Islam yang diterapkan dan ditanamkan ke anak-anak generasi. Tanamkan kepada mereka akidah Islam, adab, tsaqofah, aturan-aturan dalam Islam yang harus mereka jalani dan patuhi. Dimulai dari dalam keluarga yaitu orang tua. Jadilah teladan untuk anak-anak generasi kita. Agar kelak mereka bisa menjadi generasi yang bertakwa kepada Pencipta-Nya. 

Kemudian peran masyarakat tak kalah penting. Masyarakat juga harus mengambil peran dalam: - Melakukan kontrol atau amar makruf nahi mungkar (saling menasihati). 
- Menciptakan suasana atau lingkungan positif untuk individu terutama generasi muda kita. 

Tak lupa peran negara yang sangat penting dan diharapkan kehadirannya. Negara berperan dalam menerapkan aturan Islam di semua lini kehidupan. Negara juga berperan memberikan sanksi yang tegas dan memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan.

Semua itu tidak akan terwujud dalam sistem sekuler ini. Maka sudah saatnya kaum muslimin kembali pada sistem Islam. Sistem yang berasal dari penciptanya manusia, yaitu Allah Swt. Wallahu a'lam bishawwab. [Dn].

Baca juga:

0 Comments: