Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Gaes, bulan Ramadhan sangat Istimewa. Sebab, setiap amal baik akan dilipatkan pahalanya. Nah, sudah semestinya ini menjadi tolak ukur manusia dong bertingkah laku di bulan mulia. Jangan sampai deh melakukan perbuatan yang akan mengotori kesucian Ramadan. 

Saat para remaja hari ini yang usianya dikatakan cemerlang, usia yang menghantarkan generasi-generasi pengubah peradaban di masa depan. Namun, faktanya saat ini, pemuda terperosok jauh dalam kemaksiatan Gaes. Banyak kita dapati pemuda Islam yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk game online, bikin konten unfaedah di tiktok atau malahan ada yang sampai terperosok kepada kemaksiatan, misalnya berpacaran, narkoba, ataupun tawuran. Kegiatan yang berujung pada penderitaan. 

Sangat miris ya, Gaes. Umat Islam mengalami kemunduran berpikir, jauh di segala segi kehidupan. Karena pemudanya lebih tersibukkan pada bucin alias budak cinta dari pada mendatangi pengajian.Benar kan ya? Hal yang tentunya lebih bermanfaat terutama bagi semua makhluk setelah akhir kehidupan. 

Padahal kan masa muda itu adalah masa yang sangat penting dan paling berharga. Generasi muda merupakan rahasia kekuatan suatu umat. Tiangnya adalah kebangkitan kebanggaan dan kemuliaan. Nah, di pundak merekalah masa depan umat terpikul karena pemuda memiliki keistimewaan tersendiri. Baik dari segi keberanian, kecerdasan, semangat, maupun dari kekuatan jasmaninya. 

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, "Gunakanlah lima perkara, sebelum datang lima perkara. Yang pertama, Syababaka qola haromika (masa mudamu sebelum tua), yang kedua, washihata qobla saqomika (masa sehatmu sebelum sakit), yang ketiga, wafaroo-goka qobla saglika, masa lapang mu sebelum sibuk, keempat, waghinaa-ka qobla fakrika (masa beradamu atau kaya sebelum jatuh miskin) dan kelima, wahayaa-taka qobla mautika (masa hidupmu sebelum mati). Sebagaimana hadits riwayat tirmidzi dan muslim dari Amru bin Maimun ra

Pemuda memiliki peranan penting dalam sejarah kebudayaan Islam, dimulai dengan sejak awal kenabian dalam menyebarluaskan dakwah Islamnya. Namun, bila melihat kondisi pemuda zaman sekarang rasa-rasanya sangat jauh sekali dengan masa peradaban Islam. Hal ini tidak terlepas dari sistem yang diterapkan saat ini yakni sistem sekuler-liberal yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga menyebabkan para remaja tidak memahami agamanya sendiri. Kehilangan jati dirinya juga tak memahami hakikat hidup ini untuk apa. 

Maka, disinilah pentingnya peran orangtua, masyarakat dan juga negara yang sangat dibutuhkan untuk membentuk kepribadian remaja yang Islami. Ketiga peranan ini harus bersatu untuk mewujudkannya. Orang tua harus mendidik mengajarkan agama kepada anaknya sedari dini. Sehingga anak memiliki pondasi agama yang kuat dan taat tidak akan mudah terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. 

Lingkungan Masyarakat pun semestinya juga harus kondusif supaya tidak memberikan dampak negatif. Sedangkan negara harus memberikan edukasi dan fasilitas amal saleh untuk menyelesaikan akar masalah tersebut. Karena untuk memberi sanksi pada pelaku dan mengeluarkan larangan aktivitas di jalan tidaklah cukup. Remaja semestinya menghidupkan malam Ramadan dengan amal saleh bukan amal salah. 

Hanya sistem Islam yang dapat mewujudkan remaja memiliki kepribadian Islam, memahami jati dirinya dan hakikat hidupnya. Karena Islam mengorientasikan hidup ini hanya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala dan mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya untuk bekal kembali pulang ke surga-Nya. Jika remaja sudah memahami hakikat hidupnya untuk apa, tentu hal-hal yang tidak baik tidak akan dilakukannya. 

Oleh karena itu, Gaes, mari tegakkan syariat Islam Kaffah untuk menyelamatkan generasi-generasi muda agar mampu menjadi agent of change pembangun peradaban yang gemilang.

Di bulan suci Ramadan 1444 H ini, merupakan kesempatan para pemuda untuk memperbanyak amal ibadah dengan ingat kepada Allah, melakukan kebaikan, saling membantu, dan saling melakukan ketaatan kepada Allah subhanahu wata'ala. 
Allah ta'ala berfirman yang artinya,

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was (dibayang-bayangi pikiran jahat) dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya". (QS  Al-A'raf:201). Wallahu a'lam bish showab. [ry]

Baca juga:

0 Comments: