Headlines
Loading...
Oleh. Radiyah

Telah lama ku menanti kehadiran bulan yang suci dan mulia, bulan yang penuh rahmat, keberkahan dan ampunan. Bulan yang di dalamnya terdapat begitu banyak kebaikan, bulan di mana amalan akan dilipatgandakan. Sungguh ku sangat merindu kehadirannya. Ku selalu berdo'a semoga Allah sampaikan usiaku dan bertemu dengannya.

Atas izin Allah kini usiaku sampai dan aku pun bertemu dengan bulan suci Ramadan. Satu hal yang seharusnya membuatku semakin bersyukur pada Allah atas nikmat ini. 

Semua riang gembira menyambut bulan mulia, canda tawa terpancar dari wajah yang bersinar. Menyambut bulan Ramadan dengan penuh kebahagiaan.

Semua orang berbondong-bondong untuk beribadah, berlomba-lomba dalam kebaikan dan meramaikan masjid. Anak-anak pun senang salat di masjid. Setelah salat Isya, tarawih dan tadarusan, lanjut untuk terus taqarrub ilallah. Masya Allah.....indahnya suasana keimanan kaum muslimin di bulan Ramadan.

Suasana keimanan memang bangkit saat Ramadan, semoga akan terus bangkit di bulan-bulan selanjutnya, tidak hanya cukup saat Ramadan saja. Semoga khatam Al-Qur'an pun tidak hanya saat Ramadan saja.

Di tengah kebahagiaan menyambut dan melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Menikmati indahnya malam Nuzulul Qur'an dan malam-malam terakhir Ramadan, teriris hati ini melihat kondisi saudara-saudara seakidah kita di Palestina yang dipukuli, ditendang, diikat, bahkan dibantai oleh laknatullah Israel. Ledakan demi ledakan terdengar, darah bercucuran nempel ke tubuh-tubuh dan kerudung saudara kita.

Mereka dibantai saat sedang melaksanakan salat tarawih di masjid. Mereka disiksa saat membaca Al-Qur'an, mereka tidak bisa sahur dan berbuka puasa dengan makanan dan minuman. Bahkan banyak anak yang akhirnya mengalami trauma yang cukup parah karena mereka menyaksikan pembantaian secara langsung.

Miris...sungguh miris, inilah kondisi kaum muslimin saat ini. Bukan hanya di Palestina tapi juga di Suria, di Irak, di Chechnya, di Pattani dan seluruh negeri kaum muslimin lainnya yang terus diserang oleh orang-orang yang benci terhadap Islam.

Saat ini kita masih bisa sahur dan berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang lezat dan bermacam-macam jenisnya. Kita masih bisa membeli pakaian baru, membeli berbagai macam kue lebaran. Kita masih bisa kumpul bersama keluarga. Kita masih bisa bersenda gurau dengan anak-anak kita dan pasangan kita.

Berbeda dengan saudara-saudara seakidah kita yang lainnya. Mereka tidak lagi bisa merasakan kebahagiaan itu. Karena setiap detik, mereka terus mempertaruhkan nyawa. Karena kapan saja laknatullah bisa menyerang mereka habis-habisan.

Akankah kita diam saja melihat saudara-saudara seakidah kita diperlakukan demikian? Akankah kita hanya tersibukkan dengan urusan kita sendiri? Tidak, sungguh tidak demikian.

Mereka juga punya hak untuk hidup bahagia dan sejahtera, melaksanakan Ramadan tanpa siksaan dan ancaman. Mereka juga ingin seperti kita, khusuk dalam beribadah, berlomba-lomba dalam mendekatkan diri kepada Allah. Mengejar malam lailatul qadar.

Mungkinkah semua ini kan berakhir? Tentu saja, jika kita kembali menerapkan aturan Allah secara keseluruhan. Aturan Allah secara kafah yang akan membuat hidup kita bahagia dan sejahtera. Aturan Allah yang diterapkan oleh seorang pemimpin umat yang akan mengayomi, melindungi dan menjaga seluruh rakyatnya. Pemimpin yang tidak akan membiarkan rakyatnya dilukai oleh orang-orang yang membencinya.

Sungguh kita sangat membutuhkan hidup sejahtera dan bahagia di bawah naungan aturan Allah Sang Maha Pencipta. Karena Allah juga telah memerintahkan kita agar menerapkan Islam secara keseluruhan, seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 208:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً  ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ 
لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."

Ya Allah...semoga Ramadan tahun ini adalah Ramadan terakhir tanpa Islam Kafah. Semoga Allah masih mengizinkan kita untuk bertemu Ramadan kembali dan semoga Ramadan tahun depan kita sudah hidup sejahtera dan bahagia dalam naungan Islam yang merupakan rahmatan lil'alamiin. Aamiin Allahumma Aamiin. [YS].

Tanjung Morawa, 13 April 2023
 

Baca juga:

0 Comments: