Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Sobat Muslimah, Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan tidak lain kecuali untuk suatu tujuan yang agung yaitu sebagai pelajaran (Ibrah) dan hukuman ('Uqubaah)

Allah ta'ala berfirman:

لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ 

Laqod anzalnaa ilaikumkitaaban fiihi dzikrukum afalaa ta'qiluun(a), Yang artinya Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti? (Terjemah Al-Anbiya ayat 10)

Al-Quran mengabarkan kepada orang-orang yang beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, baik dari kalangan sahabat maupun generasi setelahnya, ketika mereka mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya, Allah memberikan kemuliaan dan ketinggian kepada mereka sebagaimana dapat kita baca dalam sejarah kaum muslimin zaman dahulu. Adapun sekarang, ketika kaum muslim meninggalkan Al-Qur’an, mereka mendapatkan kebalikannya, yaitu kehinaan dan kerendahan. 

Pada saat ini, manusia yang meninggalkan kitab yang agung ini tidak mengenalnya kecuali hanya pada saat-saat tertentu saja. Diantaranya mereka ada yang hanya membaca saat kematian, ada yang menjadikannya sebagai jimat, dan ada di antara mereka yang mengenalnya pada saat bulan Ramadan saja.

Memang benar ya, Sob, bahwa bulan Ramadan adalah bulan Al-Qur’an. Kita dianjurkan agar memperbanyak membaca Al-Qur’an. Dan pada bulan ini, namun, tidak sepantasnya seorang Muslim berpaling dari kitab yang mulia ini di luar bulan Ramadan. Karena Allah subhanahu wa taala telah menjanjikan keutamaan yang begitu banyak bagi para pembacanya meskipun di luar bulan Ramadan.

Keutamaannya yaitu diantaranya, pertama, memperoleh kesempurnaan pahala. Allah subhanallah wa taala berfirman, 

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ


“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun (al Gafar) lagi Maha Mensyukuri (asy-syakur).” (Al Fatir ayat 29 dan 30)

Yang kedua, syafaat bagi pembaca Al-Quran. 

Dari Abu Umamah ia berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda, bacalah Al-Qur’an, karena seungguhnya Al-Qur’an itu akan datang di hari kiamat untuk memberi syafaat bagi yang membacanya. 

Yang ketiga, pahala yang berlipat ganda bagi orang yang membacanya. 

Yang keempat, mengangkat derajat di surga. 

Dari Abdullah bin Amru bin Ash Radiyallahu anhu, dari Nabi,Radiyallahu anhu berkata, dikatakan kepada ahli Qur'an, bacalah dan keraskanlah, dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kau baca. (HR.Tirmidzi).

Yang Kelima, belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah amalan yang terbaik. 

Dari Utsman bin Affan Radiyallahu anhu, Rasulullah bersabda, sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari).

Yang keenam, ada empat keutamaan bagi orang yang berkumpul untuk membaca Al-Qur’an. 

Dari Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah bersabda: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah dari rumah Allah atau masjid, mereka membaca kitabullah dan saling belajar diantara mereka kecuali Allah memberikan ketenangan diantara mereka mereka diliputi rahmat, dinaungi Malaikat dan Allah menyebut-nyebut mereka pada Malaikat yang didekatnya." (HR. Muslim)

Maka, berbahagialah ahlul Qur’an dengan karunia yang agung dan kedudukan yang tinggi ini. Maka, sungguh sangat mengherankan orang yang masih bermalas-malasan bahkan berpaling dari majelis Qur’an. 

Yang ketujuh, membaca Al-Qur’an adalah perhiasan ahlul iman.
Dari Abu Musa Al- Asyhari, Abu Musa berkata, Rasulullah bersabda: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti jeruk limau. Harum baunya dan enak rasanya. Dan Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah kurma, tidak ada baunya namun enak rasanya, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah raihanah, harum baunya tapi pahit rasanya. Dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah hanzalah, tidak ada baunya dan pahit rasanya. (HR. Bukhari dan Muslim). 

Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an berarti ia telah menghilangkan salah satu sifat esensinya yaitu baik pada zahirnya. Ini merupakan kekurangan bagi pribadi seorang muslim. Yang seharusnya mampu membaca Al-Qur’an, menghafalkannya dan  mentadabburi, tapi justru melalaikannya.

Yang kedelapan, membaca Al-Qur’an tidak sebanding degan harta benda dunia.
Dari Abu Hurairah RA berkata Rasulullah bersabda: Apakah salah seorang diantara kalian senang bila pulang kepada keluarganya dengan mendapatkan 3 ekor unta? Khalifat yang gemuk-gemuk? Kami pun berkata, ya,  maka beliau bersabda, maka tiga ayat yang dibaca oleh seseorang diantara kalian maka salatnya itu lebih baik dari 3 ekor unta yang gemuk-gemuk. (HR. muslim).

Yang kesembilan, keutamaan orang yang mahir dalam membaca Al-Qu’ran. 
Dari Aisyah Radiyallahu anha ia berkata,  Rasulullah bersabda: “Orang yang mahir bersama para malaikat yang mulia dan baik-baik dan orang yang membaca Al-Qur’an yang terbata-bata membacanya dengan mengalami kesulitan mengalami hal itu, maka baginya dua pahala.”(HR. Muslim)

Maka, setelah kita mengetahui, begitu besarnya pahala dan kedudukan yang dicapai orang yang membaca Al-Qur’an, maka tidak ada kewajiban bagi kita, kecuali menyingsingkan lengan untuk sungguh-sungguh kecuali membaca Qur’an dan mentadabburinya serta menjaga kontinunitas amal itu, tidak putus atau malas pada bulan Ramadan ataupun bulan-bulan lainnya. Wallahu alam bish shawab. [MA]

Baca juga:

0 Comments: