Headlines
Loading...
Sistem Sekuler Lahirkan Generasi Sadis dan Keji

Sistem Sekuler Lahirkan Generasi Sadis dan Keji

Oleh. Elly Waluyo
(Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

Sistem sekuler merupakan sistem buatan manusia yang memisahkan agama dari kehidupan. Sementara manusia adalah makhluk yang lemah, terbatas dan membutuhkan yang lain, sehingga aturan yang dihasilkan pun tak mampu mengakomodir seluruh masalah dalam kehidupan. 

Bahkan banyak aturan yang dihasilkan sarat akan kepentingan hawa nafsu pribadi si pembuat aturan. Aturan yang di buat pun dapat diubah sekehendak hati si pembuat jika dirasa membahayakan kepentingannya yang notabene adalah manusia. Maka tak mengherankan ketika aturan sekuler diterapkan maka sudah pasti tak mampu menyelesaikan masalah bahkan makin memperparah.

Sebagaimana yang terjadi saat ini, ketika umat berbahagia menyambut kedatangan bulan Ramadan sebagai bulan penuh rahmat dan ampunan. Bulan yang seharusnya menjadi kesempatan untuk semakin mendekatkan diri pada Allah Swt. namun malah dikotori oleh serentetan aksi para remaja yang melakukan tindakan sadis dan keji baik yang dilakukan perorangan maupun berkelompok. 

Tiga siswa ABG (Anak baru Gede) di Sukabumi harus menelan pil pahit berhadapan dengan hukum karena tindakannya melakukan pembacokan pada siswa SMP. Mirisnya perlakuan keji itu dilakukan secara live melalui Instagram  (detik.com, 24/3/ 2023). 

Kejadian sadis sebelumnya, terjadi di Kaliurang Yogyakarta yaitu kasus mutilasi terhadap seorang ibu dua anak menjadi 65 bagian hanya karena ingin menguasai harta korban untuk membayar pinjaman online sebesar 8 juta rupiah (bbc.com,23/3/2023).

Kasus tawuran juga terus terjadi di sejumlah daerah. Aksi tawuran di Purworejo pada Jum’at dini hari, 24 Maret 2023 melibatkan puluhan anak SMP dan SMA dengan menggunakan sarung yang di bendel dan diisi batu dan pasir, mirisnya alasan terjadinya tawuran hanya untuk sekedar gagah-gagahan. 13 orang remaja berhasil ditangkap sedangkan puluhan lainnya kabur (kompas.com, 24/3/2023). 

Pada hari yang sama, kasus tawuran dengan sarung juga terjadi di Jagakarsa, Jakarta selatan. 15 orang remaja berhasil diamankan pihak kepolisian. Tawuran antar remaja yang juga menggunakan sarung yang ujungnya diikat batu ini terjadi pada pukul 21.45 WIB. Tak jelas alasannya karena hanya diawali bergerombol, berlarian kemudian saling serang (detik.com,25/3/ 2023).

Rentetan kejadian kekerasan yang dilakukan oleh remaja tersebut merupakan buah penerapan sistem sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan. Asas kebebasan tanpa batas yang ada dalam sistem sekuler membuat individunya melakukan perbuatan dan menyelesaikan permasalahannya sekehendak hatinya. Sistem kufur terbukti hanya mampu menghasilkan generasi keji dan sadis yang menghilangkan jati diri pemuda yang beriman, intelektual dan pembangun peradaban. Hal ini terjadi karena tatanan kehidupan yang jauh dari agama membuat masyarakat tak peduli dan lebih mementingkan diri sendiri. 

Dua intitusi pembentuk generasi tak berjalan dengan seharusnya. Yaitu, keluarga sebagai institusi pertama dalam pembentukan generasi, tak memberikan pemahaman Islam. Sedangkan kedua, institusi pendidikan tak memberikan pemahaman tsaqofah Islam malah menggunakan kurikulum pendidikan sistem kapitalis yang hanya memberikan porsi 2 jam saja dalam seminggu untuk pelajaran agama. Sehingga mustahil mampu membentengi siswa dan menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa. 

Namun sebaliknya, generasi rusak yang jauh dari agama justru semakin banyak. Negara yang seharusnya menjadi perisai dan pelindung bagi warga negaranya dari pemikiran-pemikiran buruk yang dapat merusak akhlak pun abai dan hanya berfungsi sebagai regulator untuk memuluskan kepentingan para kapital (pemilik modal).

Berbeda halnya dengan negara yang menerapkan sistem Islam. Negara yang memposisikan dirinya sebagai perisai, pelindung dan pengurus umat, meletakkan akidah dan tsaqofah Islam sebagai fundamental dalam sistem pendidikan baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara. Penanaman akidah yang dilakukan sejak dini sebagai hamba Allah melahirkan generasi yang memiliki sikap dan perilaku selalu terikat dengan syariat Islam dan menjadikannya sebagai insan bertakwa, juga mampu membentengi diri dari hal-hal yang bersifat keji dan munkar.

Selain itu pendidikan terkait life skill, kemandirian dan kewajiban berdakwah yang diterapkan dalam keluarga membantu generasi mengatasi segala permasalahan dengan solusi yang sesuai dengan syariat, baik masalah pribadi maupun dalam masyarakat. Melalui individu-individu yang bertakwa inilah maka akan tercipta kehidupan masyarakat yang penuh keimanan, rasa saling ta’awun, dan mampu ber-amar ma’ruf nahi munkar melindungi lingkungan dan mengontrol kehidupan sosial dalam masyarakat. 

Kesadaran yang tinggi bahwa segala perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat disertai hukuman yang bersifat jawabir dan zawajir yang diterapkan oleh negara bersistem Islam, membuat setiap warga negaranya akan berpikir berulang-kali untuk melakukan perbuatan maksiat. Negara juga membendung informasi-informasi sesat yang dapat merusak akidah, dan meri’ayah warga negaranya. Demikianlah jika sistem Islam diterapkan secara kaffah oleh institusi negara. Wallahu a' lam bish showab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: