Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Hari Raya Idul Fitri atau biasa disebut dengan lebaran merupakan salah satu happy moment of muslims. Sudah menjadi kultur umat muslim menyambutnya dengan penuh suka cita. Rasa syukur sering kali diwujudkan dengan saling tukar menukar hadiah seperti baju, kue lebaran, dan lain-lain. Dan tahukah kawan, hal serupa pun terjadi lho di zaman Abbasiyah, ratusan tahun yang lalu.

Kalian tahu Kota Baghdad? Kota ini merupakan ibukota Irak. Dahulu, kota ini adalah ibukota Khil4f4h Abbasiyah. Rangkaian aktivitas dalam menyambut Eid Fitr di Irak merupakan tradisi yang dilestarikan dari masa Abbasiyah. Aktivitas tersebut adalah pengumpulan zakat fitrah, salat ied, takbir, silaturahmi, dan saling berbagi makanan pada saat lebaran tiba. Dan lebaran yang dilakukan di zaman Abbasiyah biasanya berlangsung selama tiga hari. Para Sultan akan menggelar jamuan makan selama tiga hari. Beragam makanan halal disajikan. Selain itu, jalan-jalan di Baghdad diramaikan dengan mudik dan pembacaan syair yang semuanya tidak bertentangan dengan syariat.

Pada satu Syawal, di pagi hari kaum muslimin salat di masjid mengenakan pakaian baru mereka dan saling mendoakan. Anak-anak banyak yang menerima hadiah berupa uang tunai. Sebagian warga mengunjungi makam usai salat ied fitr. Mereka membawa cabang zaitun dan bunga. Di siang harinya, keluarga berkumpul untuk makan siang. Anak-anak bermain permainan sembadi menyanyikan lagu untuk ied fitr. Selain jamuan yang diadakan oleh para sultan, jamuan makan pun diadakan di rumah orang yang berkecukupan. Anak-anak akan mendatangi rumah-rumah masyarakat dengan membawa atau menerima hadiah.

Kebanyakan makanan yang disajikan di hari raya adalah kue dan manisan yang umumnya diimpor dari negeri Iran. Dan ini semua adalah tanda-tanda kemakmuran penduduk di era khil4f4h Abbasiyyah.

Begitulah penguasa kaum muslimin di masa Abbasiyah merayakan ied fitr mereka. Mereka juga mengikuti apa yang dilakukan Nabi, yaitu selepas salat ied fitr berjemaah, kaum muslimin akan ziarah ke makam keluarganya masing-masing dan mendoakannya.

Eid Fitr merupakan hari yang istimewa, terlebih jika dirayakan bersama oleh seluruh kaum muslimin di seluruh dunia secara serentak. Akan tampak umat Islam di seluruh jagat raya bersatu. Lebih istimewa lagi, jika ini semua terjadi ketika hukum-hukum syariat diterapkan secara sempurna dalam naungan sistem pemerintahan Islam bernama Khil4f4h.

Dengan demikian akan semakin nyata persatuan Islam. Namun, di tengah suka cita perayaan lebaran, duka masih menyelimuti umat muslim. Tentara Israel menyerang dan menangkap sejumlah warga Palestina yang berada di masjid Al Aqsa Yerusalem. Muslim di Xinjiang hidup terlunta-lunta dan selalu disiksa. Rentetan penderitaan menghujam kaum muslimin.

Bukan hanya itu, berbagai pemikiran liberal semakin melemahkan kondisi umat Islam. Isu pluralisme melalui moderasi Islam dimasukkan untuk mengotori pemahaman kaum muslimin. Islamofobia sengaja disebar ke tengah masyarakat supaya timbul beragam benih ketakutan dan permusuhan. Belum cukup sampai di situ, ide kesetaraan gender (feminisme), nasionalisme, dan demokrasi terus didengungkan agar kapitalisme tetap mencengkeram seluruh umat Islam.

Demikianlah, kawan, kondisi umat Islam saat ini dalam menyambut lebaran (Eid Fitr). Sangat menyiksa lahir dan batin. Sungguh, hal ini akan berbeda saat perisai umat ada di tengah mereka. Tidakkah kita merindukan hadirnya kembali Khil4f4h di alam semesta ini? [Ni]

Baca juga:

0 Comments: