Headlines
Loading...
Upaya Dakwah Memahamkan Ajaran Islam di Tengah Masyarakat

Upaya Dakwah Memahamkan Ajaran Islam di Tengah Masyarakat

Oleh. Sarinah

Bismillah, Alhamdulillah kita kembali dipertemukan dibulan suci yang mulia ini, sebagai bentuk syukur kita di bulan yang penuh berkah. Kita pun merayakannya dengan penuh semangat.

Bulan Ramadan, bulan suci lebih baik dari seribu bulan. Di bulan ini pula, kita dipertemukan dalam rangka ketaatan serta ibadah kepada Allah. Memaksimalkan ibadah dibulan yang penuh berkah demi meraih Ridha-Nya

Suara azan yang menggema, memanggil untuk menunaikan kewajiban  bersama di mesjid yang Insha Allah diberkahi Allah swt. Salat sunnah qabliah berikut shalat wajib dan sunnah ba'diah dilakukan bersama. setelah itu menunggu waktu, mendengarkan ceramah atau sekedar informasi tentang jumlah sumbangan yang masuk ke kotak celengan.

Ya, kita sadari bahwa bulan-bulan sebelumnya tentu berbeda dengan bulan ini. Biasanya, ceramah yang kita dengarkan pada hari Jum'at, cukup untuk kaum adam saja sebagai peserta. Namun di bulan Ramadan, kita berkumpul bersama mendengar ceramah yang disampaikan oleh para da'i yang insya Allah dirahmati Allah swt.

Perasaan gembira menyelimuti hati, dimana kita dapat berjumpa dengan sanak keluarga atau tetangga yang jauh. Bercengkrama sambil mendengarkan nasihat dari para da'i atau tim safari ramadan

Walau demikian,  kadang hati merasa risau karena  hanya di bulan Ramadan sajalah, pemahaman kita di upgrade, namun bulan-bulan selainnya tak mampu merasakan syu'ur Islam sebagaimana yang kita rasakan hari ini.

Ampuni kami ya Allah... kami merasa, sebagai pemuda, kurang mampu dalam memberikan pemahaman atau kontribusi yang cukup untuk menyampaikan dakwah, di tengah masyarakat yang masih berada dalam bayang-bayang kehidupan sekuler.

Terimalah doa kami...Semoga meski hanya dengan upaya yang demikian, namun mampu menembus relung hati umat agar menerima ajaranmu yang kaaffah. Aamiin ya rabbal alamiin. 

Teringat, beberapa hari yang lalu, saya sempat memikirkan langkah memahamkan umat lewat konten atau tulisan via group whatsapp "Lumayan"  Kataku dalam hati. 

"Meski jumlahnya hanya sekian, namun jika yang saya sampaikan dapat dipahami oleh masyarakat. Maka hal itu dapat menjadi pahala jariah bagi saya", kataku lagi, sambil mengecek nama kontakan yang ada di group hand phone Tante Sinta.

"Nanti, kamu gabung di group yah! Ajak Tante Sinta. "Ia Tante." balasku
"Nanti Tante tanya Rika, untuk menambahkan kamu!"
"Baik tant..."

Sejujurnya saya gemes ingin cepat-cepat gabung ke group. Namun takut kalau ditanya atau diselidiki.

Setelah menunggu dua hari, akhirnya Rika menghubungi dan memasukkan saya ke group. Dengan cekatan, saya langsung mengirim tulisan tentang informasi kenaikan harga sembako di bulan Ramadhan, tentu hal tersebut membuat jama'ah grup bereaksi. 

Ada yang mengirim foto makanan, ada yang lagi foto di tempat hajatan dan sebagainya. Namun, saya berpikir, saya ingin membuat masyarakat paham tentang apa yang saya sampaikan. Karena itu saya copy paste tulisan dari web muslimah news id. Untuk saya share ke group. Alhasil, mereka diam tak berkutik.  Kesempatan tersebut saya lanjutkan untuk share terkait opini yang lain.

Tentang analisis dan solusi atas masalah yang beredar. Namun beberapa hari kemudian, salah seorang Ikhwan berkomentar.
"Apalah kemampuan kami" . Mungkin maksudnya ia tak tahu harus berbuat apa terkait fakta yang disodorkan. Maklum, opini yang disampaikan sangat komunikatif. Sehingga mudah untuk dipahami.

Saya pun menjawab, "Afwan, saya cuma mengingatkan, bahwa kita harus peduli dengan kondisi negeri ini yang jauh dari aturan-Nya. Sehingga menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan, angka pengangguran yang tinggi, kriminalitas dan sebagainya."

Namun ia beralasan, tak mampu membaca semua yang di sampaikan. Terlebih karena pemahaman yang kurang sehingga seolah hanya menjadi spam atau kurang penting. Karenanya saya memilih untuk keluar dari grup. Daripada harus mendengar komentar pedas atau cemoohan dari sejumlah anggota group. 

Dalam hati, saya berkata. "Sudahlah! enggak apa-apa, yang penting sudah dishare. Tak ada yang menuntut untuk merubah, namun kita dituntut untuk menyampaikan. Soal diterima atau tidak, itu menjadi urusan-Nya. Kita hanya bisa berusaha, Tuhanlah yang menentukan". [ry]

Baca juga:

0 Comments: