Headlines
Loading...
Oleh. Maret Atik

Mudik sudah menjadi acara rutin di negeri +62 saat menjelang lebaran. Namun suasana mudik kadangkala menyisakan tangis pilu saat ada keluarga yang harus mengalami kecelakaan, apalagi sampai kehilangan nyawa. 

Dilansir dari merdeka.com (23/4/2023), angka kecelakaan tahun ini sejumlah 365 kasus, menurun 65% dibanding tahun sebelumnya, yakni sebanyak 979 kasus. Meskipun sudah menurun, tetap saja peluang terjadinya kecelakaan itu masih ada. Hal ini menimbulkan rasa khawatir dan tidak tenang selama dalam perjalanan. 

Sebenarnya, apa saja faktor penyebab banyaknya kecelakaan ini, dan bagaimana upaya yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasinya? Menilik bahwa mudik sudah menjadi tradisi tahunan setiap lebaran, harusnya pemerintah bisa melakukan persiapan seoptimal mungkin, agar angka kecelakaan ini bisa semakin diperkecil, bahkan bisa dihilangkan. 

Ada beberapa faktor penyebab tingginya angka kecelakaan. Pertama, buruknya infrastruktur. Banyak ruas jalan yang sudah mengalami kerusakan, berlubang misalnya, tetapi belum ada perbaikan. Bahkan ada juga jalan tol yang sering disebut sebagai jalan bebas hambatan, nyatanya juga mengalami kerusakan, yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan, bahkan menimbulkan kecelakaan. 

Kedua, mahalnya harga tiket tol. Harga tiket tol yang mahal membuat sebagian orang dari kalangan masyarakat bawah memilih mudik dengan menggunakan moda transportasi sepeda motor. Dan menurut data yang dihimpun kepolisian, sepeda motor adalah penyumbang angka kecelakaan terbanyak, yaitu sebanyak 74%, (merdeka.com, 23/4/2023). 

Ketiga, banyaknya kendaraan pribadi, akibat rendahnya minat masyarakat terhadap kendaraan umum. Kendaraan umum belum menjadi pilihan utama karena seringkali kurang nyaman dan aman. Banyak terjadi kasus pencopetan misalnya. Kadang-kadang juga ada pengamen yang mengganggu kenyamanan penumpang. 

Sedangkan mudik gratis yang diselenggarakan berbagai pihak pun tidak mampu menampung seluruh pemudik, apalagi memang tidak mengantar pemudik sampai ke depan rumah. Artinya pemudik masih harus menyambung dengan kendaraan lain untuk mencapai kampung halamannya. Tentu ini juga menjadi pertimbangan tersendiri. 

Selain itu, kondisi pemudik itu sendiri juga berpengaruh. Pemudik yang kelelahan akan menambah peluang terjadinya kecelakaan. Dengan terurainya faktor-faktor penyebab tingginya angka kecelakaan ini, maka seharusnya pemerintah bisa dengan mudah mengantisipasinya, mengurangi angkanya seoptimal mungkin. 

Cara Pandang Islam

Islam memandang bahwa penguasa adalah pelayan rakyat. Transportasi merupakan salah satu hajat hidup rakyat, sehingga wajib disediakan oleh negara. Dengan paradigma ini, negara akan menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai agar rakyat dapat melakukan perjalanan dengan aman, nyaman dan terjangkau. 

Dalam hal ini, penguasa benar-benar akan menjadikan dirinya sebagai perisai bagi rakyatnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits; “ Sesungguhnya al imam (khalifah) itu laksana perisai. Dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya dan berlindung dengannya.” (H.R. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad).

Artinya, negara harus mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki untuk menjadi sebuah kemaslahatan rakyat. Ia harus benar-benar melindungi rakyatnya, memenuhi berbagai kebutuhan rakyat, dan bertanggung jawab penuh menyelesaikan segala urusan rakyat.  

Dengan demikian, negara tidak akan menyerahkan pengelolaan masalah transportasi, seperti jalan tol misalnya, kepada swasta secara penuh tanpa pengawasan. Karena pengelolaan oleh swasta akan menyebabkan pelayanan jalan tol tidak lagi gratis atau setidaknya murah, karena berorientasi profit. Dan ini adalah sebuah kezaliman. 

Memang demikian, pihak pengelola swasta adalah para pebisnis yang sedang mencari keuntungan. Sehingga yang diutamakan bukan pelayanan yang optimal, melainkan pendapatan yang setinggi-tingginya. Akhirnya, yang dirugikan adalah rakyat. 

Negara akan mengatur jalur transportasi sedemikian rupa agar meminimalisir kecelakaan. Para ahli juga akan diturunkan untuk meneliti jenis pengerasan jalan seperti apa yang dibutuhkan di medan dan jenis tanah yang berbeda-beda. Apakah harus dibeton, aspal, atau paving. Jenis bahan yang digunakan dalam pembangunan jalan akan dipilihkan dari bahan terbaik. 

Jenis kendaraan juga akan dipilihkan dari teknologi terbaru dengan tingkat keselamatan tinggi dan berkualitas. Meskipun untuk kebutuhan kendaraan ini, negara boleh bekerja sama dengan swasta, namun negara harus menentukan kualitasnya seperti apa, sehingga tidak terjadi kezaliman.

Untuk mendukung semua kebijakan ini, negara akan membangun industri transportasi, industri IT dan industri penopang kebijakan transportasi tersebut. sedangkan dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan sistem transportasi berkualitas ini akan diambilkan dari dana kepemilikan negara dan kepemilikan umum dari baitul mal. (Youtube MMC, 24/4/2023). 

Demikianlah, sistem kapitalis ini telah menjadikan penguasa mengabaikan hak-hak rakyatnya. Yaitu dengan menyerahkan urusan-urusan rakyat kepada para pengusaha yang memikirkan untung rugi semata. Jika memang sudah jelas bahwa sistem kapitalis ini hanya membawa kerusakan, maka sudah sepatutnya kita beralih kepada sistem Islam, sebuah sistem yang pasti diberkahi Allah, karena memang bersumber dari Allah. Sistem Islam yang benar-benar memperhatikan kebutuhan rakyatnya.

Baca juga:

0 Comments: