Headlines
Loading...
Islam Terus Dinistakan, Dampak dari Sekulerisme

Islam Terus Dinistakan, Dampak dari Sekulerisme


Oleh. Ratna Kurniawati, S.A.B

Islam adalah agama terbaik yang diturunkan oleh Allah Swt. sebagai rahmat bagi seluruh alam. Umat Islam juga merupakan umat terbaik seperti yang dikabarkan oleh Allah Swt. dalam QS Ali Imran ayat 110. Namun, sungguh sangat disayangkan, kasus penistaan agama Islam terus berulang kali terjadi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. 

Di dalam negeri, aksi penistaan agama dilakukan oleh selebgram Lina Mukherjee. Dia membuat konten makan kulit babi diawali  dengan membaca basmallah. Di dalam konten video yang berdurasi 5 menit itu, dia mengaku sebagai muslim. Dia tahu bahwa babi itu haram. Konten video tersebut telah tersebar luas, baik di Instagram maupun TikTok. 

Video tersebut dilaporkan oleh ustadz asal Palembang dengan dugaan penistaan agama. Barang bukti antara lain berupa surat fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa informasi yang disampaikan oleh tersangka bernama Lina Mukherjee termasuk penistaan agama.

Kini status selebgram tersebut sudah naik menjadi tersangka yang terancam penjara 6 tahun dan denda 1 milyar (CNNIndonesia.com 29/4/2023)

Dampak dari Sekulerisme

Kasus penistaan agama Islam yang terus berulang setiap tahunnya, baik di Indonesia maupun di luar negeri, tidak bisa kita anggap sebagai perkara yang sepele. Islam merupakan agama yang agung dan mulia. Sangat tidak layak dijadikan hinaan, olokan dan bahan candaan. Kasus demi kasus penistaan agama terus berulang dan tidak menimbulkan efek jera, ini dikarenakan sistem kehidupan yang dipakai saat ini adalah Sekulerisme dan Kapitalisme. Hal ini membuat umat Islam jauh dari ketaatan terhadap agamanya sendiri. Sebagaimana dicontoh selebgram Lina Mukherjee yang jelas-jelas beragama Islam namun menabrak syariat halal dan haram hanya demi sebuah konten. Apalagi saat memakan sesuatu yang diharamkan oleh Allah Swt, malah mengucapkan asma Allah Swt. Na'udzubillah!

Di dalam sistem Sekulerisme, agama hanya dipandang sebagai urusan individu dan penerapannya hanya pada urusan pribadi rakyat semata. Sekulerisme merupakan paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Di dalam paham ini, kebebasan berekspresi dan berpendapat dijamin tanpa takut terhadap payung hukum. Meskipun negara ini menggolongkan kasus di atas merupakan kasus penistaan agama dan diancam hukuman penjara namun tidak memberikan efek jera, sehingga banyak bermunculan kasus serupa. Negara seolah tidak serius dalam menyelesaikan akar permasalaha dengan tuntas agar tidak terulang kembali.

Inilah gambaran dari negara sekuler yang tidak menggunakan aturan Islam sebagai aturan dalam mengatur negara, sehingga tidak menjamin penjagaan akidah warga negaranya. Sungguh sangat berbeda dengan sistem Islam yang memiliki mekanisme dalam menindak tegas pelaku penista agama sehingga menimbulkan efek jera dan tidak akan terulang kembali. Bahkan di dalam sejarah negara Islam yakni kh!l4f4h tidak ditemukan sosok pemimpin yang bertindak lemah terhadap penista agama sebab kh!l4f4h merupakan institusi yang menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan sekaligus sebagai junnah atau perisai bagi kaum muslimin melalui sanksi tegas yang sesuai Al Quran dan As sunnah. 

Rasulullah saw. pernah melakukan sanksi bunuh terhadap pelaku penista agama. Demikian pula di masa daulah Utsmaniyah, khalifah bertindak tegas menyiapkan pasukan perang untuk menyerang Perancis ketika akan menyelenggarakan pertunjukan opera yang isinya menghina nabi SAW. Hanya daulah Islam yang dapat menghentikan dan menuntaskan permasalahan penistaan agama. Wa'lahualam bishawab. [My]

Baca juga:

0 Comments: