Headlines
Loading...
Oleh. Mufidah Huda

Apa yang terbayang pada sosok seorang bayi? Imut, lucu, menggemaskan itu pasti. Namun itu semua seoalah sirna pada ibu atau keluarga tertentu yang tak “mengharapkan” kahadirannya. Bayi berubah menjadi jiwa menakutkan dengan bayang-bayang beban yang ditanggung orangtuanya kini dan nanti. Atau bayi menjadi bukti pergaulan bebas diantara muda-mudi yang berefek malu pada keduanya. Hingga solusi yang dianggap praktis adalah dengan membuangnya. Naudzubillah

Kasus pembuangan bayi di Indonesia sudah terjadi berulang kali, termasuk yang terjadi di Banjarmasin baru-baru ini. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (KemenPPPA) bergerak cepat melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah terkait kasus penelantaran bayi di kota Banjarmasin tersebut (news.republika.co.id/8/4/2023). Memang sepanjang Januari hingga April telah terdapat dua kasus pembuangan bayi di kota ini. 

Terkait dengan hal ini pula, telah diberitakan antaranews.com (14/4/2023) bahwa kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di kota Banjarmasin terungkap makin tinggi dengan 156 kasus pada 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Beginilah hidup dalam sistem yang mengusung kebebasan. Kapitalis-sekuler dengan liberalismenya telah berhasil menarik para pemuda/pemudi untuk terjun dalam pergaulan bebas ala barat. Mereka “matang” dalam urusan seks tapi nihil dari tanggung jawab. Kasus penelantaran bayi di Banjarmasin salah satu contohnya. Pengasuhan tidak layak anak ini menunjukkan rendahnya tanggung jawab, terlebih diduga kasus tersebut sebagai akibat hubungan di luar nikah.

Penelantaran anak dimungkinkan juga banyak terjadi, mengingat banyak kasus dispensasi menikah yang disebabkan karena hamil di luar nikah. Apa yang dilakukan KemenPPPA yaitu langsung memberikan perhatian, cepat melakukan koordinasi dengan Pemda Banjarmasin, untuk menangani kasus pembuangan bayi, sebenarnya hanya menyentuh pada masalah cabang, dan bukan pada akar masalah. 

Akar masalahnya yaitu adanya pergaulan bebas remaja yang memicu kehamilan tak diinginkan. Cara pandang terhadap kehidupan yang berlandaskan sekulerisme meniscayakan hal ini, mengingat kebebasan perilaku dibiarkan oleh negara. 

Lantas, apa solusinya? Masalah pengasuhan anak akan terselesaikan dengan tuntas jika Islam diterapkan. Pengaturan Islam atas tata pergaulan dan menjadikan akidah Islam sebagai asas kehidupan mampu mencegah terjadinya seks bebas juga penelantaran anak. Yuk, tunggu apa lagi, saatnya berjuang untuk terapkan sistem Islam. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: