Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam QS. At-Taubah: 40, 
"Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

Ayat ini turun ketika peristiwa hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib. Alasan beliau hijrah ke sana salah satunya disebabkan adanya tekanan kaum kafir Quraisy terhadap umat Islam .

Alkisah di hari yang panas, dengan bertutup muka dan kepala, beliau sampai di rumah Abu Bakar. Abu Bakar terkejut melihat kedatangan Baginda Rasulullah yang terburu-buru. Saat masuk ke rumah Abu Bakar, beliau segera duduk dan berkata kepada Abu Bakar bahwa Allah ta'ala telah mengizinkan Beliau untuk keluar dan berhijrah (dari Makkah ke Yatsrib). Abu Bakar berkata, "Berteman denganku, ya Rasulullah?" Baginda pun menjawab, " Ya dengan izin Allah," Lalu, Abu Bakar Radhiyallahu anhu pun menangis bahagia. Dan sahabatnya tersebut berkata kepada baginda Nabi untuk mengambil salah satu Dari kedua ekor unta Abu Bakar untuk kendaraan beliau di perjalanan. Baginda Nabi memilih unta yang terbaik milik  Abu Bakar yang baru saja dibelinya dengan harga delapan ratus dirham. Abu Bakar bersiap-siap mengemas dan memerintahkan keluarganya untuk mempersiapkan bekal selama  perjalanan jauh. Kedua putrinya Asma dan Aisyah menyiapkan bekal seperti makanan dan minuman. 
Abu Bakar juga berpesan kepada:  
- Abdullah dan putranya supaya setiap hari mendengarkan komentar orang-orang Quraisy tentang kepergiannya dengan baginda Nabi shallallahu 'alaihi wassalam. 
- Pembantunya Amir bin Fuhairah untuk mengembala kambingnya di dekat Gua Tsur agar air susunya dapat dijadikan minum. 
- Pembantunya yang lain, yaitu Abdullah bin Uraiqith, supaya hari yang ditentukan ia datang ke Gua Tsur disuruh untuk menunjukkan jalan kemudian ke Yatsrib bersama-sama dengan Amir bin Fuhairah. 

Setibanya di di rumah Abu Bakar, Rasulullah memanggil Ali bin Abi Thalib. Beliau berpesan kepadanya agar bermalam dan tidur di tempat beliau, sembari berselimut dengan selimut yang biasa dipakai oleh beliau dan berpesan supaya barang-barang milik orang lain yang dititipkan kepada beliau dikembalikan kepada pemiliknya. Setelah itu, Ali segera menyusul berhijrah ke Yatsrib bersama keluarga Nabi. Setelah matahari terbenam, Rasulullah dan Abu Bakar bersiap-siap berangkat hijrah. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam pergi sambil membaca surat Yasin. Atas izin-Nya pengepung tidak melihat bahwa nabi telah keluar rumah, yang mereka jumpai adalah Ali. Dengan kesal, kafir Quraisy menyebarkan algojo untuk melacak keberadaan nabi dengan imbalan hadiah 100 ekor unta bagi siapa saja yang dapat menangkap Nabi Muhammad.

Setelah mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya, diam-diam Ali bersama keluarga Rasulullah dan keluarga Abu Bakar berangkat hijrah menyusul nabi dan bertemu beliau di Kuba. Dalam sejarah kebudayaan Islam MI 4, disebutkan bahwa rombongan yang ikut berhijrah kurang lebih ada sembilan orang yaitu Fatimah, Ummu Kultsum, Saudah, Ummu Aiman dan anak-anak yang bernama Usamah, Ummu Rumman atau  istri Abu Bakar Siddiq dan putra putrinya,  yaitu Aisyah, Asma dan juga Abdullah.

Baginda Nabi saw keluar menuju rumah Abu Bakar agar meninggalkan kota Makkah menuju ke Yatsrib. Beliau dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari. Saat kafir Quraisy sampai di mulut gua,  Abu Bakar ketakutan. Lalu nabi menenangkannya dengan berkata: " La tahzan, innallaaha Ma'ana." (Jangan bersedih Allah bersama kita). Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam QS. At-Taubah: 40. 

kemudian, dengan kekuasaan Allah, laba-laba dengan jumlah yang banyak bersarang di muka Gua Tsur, dan dengan kuasa-Nya, Allah menyuruh burung merpati liar agar bersarang dan bertelur di tempat tersebut. Maka, pintu Gua Tsur, tempat persembunyian nabi dan sahabat Abu Bakar as-Shiddiq dipenuhi dengan sarang laba-laba, sarang, dan telur merpati di bawahnya. 

Ketika pencari jejak dan para pemuda yang bersenjata bingung karena kehilangan jejak Rasulullah, apakah beliau masuk ke dalam gua atau naik ke atas goa. Mereka pun kembali dengan tangan hampa alias tak membuahkan hasil apa-apa serta hati yang kesal. Padahal, Rasulullah yang berada dalam gua mendengar dengan jelas perkataan mereka. Namun, sedikit pun baginda Nabi tidak merasa cemas karena beliau percaya bahwa Allah yang akan memberikan pertolongan pada dirinya.

Singkat cerita, di malam ke empat, Baginda Nabi menyamar jadi penunjuk jalan. Beliau dan sahabat setianya melanjutkan perjalanan ke Yatsrib. Setelah satu minggu lamanya perjalanan, nabi sampai di Kuba (dekat Madinah) dan menetap selama empat hari. Beliau membangun masjid pertama yang diberi nama Masjid Kuba.

Baginda Nabi dan Abu Bakar menyusuri tepi laut merah menuju Yatsrib. Beliau menyamar sebagai penunjuk jalan, sebab, dalam perjalanan sahabatnya (Abu Bakar) sering ditegur dan disapa oleh orang-orang yang mengenalnya. Abu Bakar juga terkenal sebagai seorang bangsawan dan hartawan yang sering bepergian jauh untuk berdagang. Beda jauh dengan baginda Nabi, malah baginda Nabi hampir tidak pernah bepergian jauh dan bukan seorang hartawanu9 sehingga dalam perjalanan beliau tidak begitu dikenal orang banyak.

Terdengar kabar bahwa Baginda Nabi dan sahabatnya, Abu Bakar, melintas di dekat dusun Qudaidin dengan mengendarai kuda.

Akhirnya Suraqah mengejar demi mendapatkan hadiah 100 ekor unta. Namun, Allah melindungi baginda Nabi dari kejaran Suraqah.

Sungguh, banyak hikmah dan pelajaran, dari peristiwa hijrah ke Yatsrib ini, yakni bertambahnya keimanan kaum muslimin dengan adanya bukti pertolongan Allah dalam hijrah ke Yatsrib. Peristiwa hijrah ini menjadi bukti bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam pada seluruh bagian di dunia. Peristiwa hijrah ini menjadi dasar bagi permulaan kalender hijrah.

Wallahu a'lam. [Dn]

Baca juga:

0 Comments: