Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman

Setelah membaca Al-Qur'an juz 3, ayat yang kupilih hari ini untuk ditadabburi adalah surat Ali Imran ayat 19:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."

Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang keesaan Allah, maka ayat ini menegaskan tentang kebenaran Islam yang inti ajarannya adalah tauhid. Sesungguhnya agama yang benar dan diridai di sisi Allah ialah Islam, yang inti ajarannya adalah tauhid. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab, yakni para penganut Yahudi dan Nasrani terhadap kebenaran Islam. Kecuali atau justru setelah mereka memperoleh pengetahuan tentang hal itu, bukan karena ketidaktahuan. Demikian ini, karena adanya rasa kedengkian di antara mereka terhadap karunia yang diberikan kepada Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir. Padahal, barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya terhadap amal-amal hamba-Nya.

Agama yang diakui Allah hanyalah agama Islam, agama tauhid, agama yang mengesakan Allah. Dia menerangkan bahwasanya agama yang sah di sisi Allah hanyalah Islam. Semua agama dan syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya satu, ialah Islam, yaitu berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa, menjunjung tinggi perintah-perintah-Nya dan merendahkan diri kepada-Nya.

Muslim yang benar ialah orang yang ikhlas dalam melaksanakan segala amalnya, kuat imannya dan bersih dari syirik.

Allah mensyariatkan agama untuk dua macam tujuan:
1.Membersihkan jiwa manusia dan akalnya dari kepercayaan yang tidak benar.
2.Memperbaiki jiwa manusia dengan amal perbuatan yang baik dan memurnikan keikhlasan kepada Allah.

Kemudian Allah menggambarkan perselisihan para ahli kitab tentang agama yang sebenarnya. Sebenarnya mereka tidaklah keluar dari agama Islam, agama tauhid yang dibawa oleh para nabi. Seandainya pemimpin-pemimpin mereka tidak berbuat aniaya dan melampaui batas sehingga mereka berpecah belah menjadi sekian sekte serta membunuh nabi-nabi.

Perpecahan dan peperangan di antara mereka tidak patut terjadi karena mereka adalah satu agama. Tetapi karena kedengkian di antara pemimpin-pemimpin mereka dan dukungan mereka terhadap satu mazhab untuk mengalahkan mazhab yang lain, timbullah perpecahan itu. Perpecahan itu bertambah sengit setelah pemimpin-pemimpin itu menyesatkan lawannya dengan jalan menafsirkan nash-nash agama menurut hawa nafsu mereka.

Di akhir ayat ini, dikemukakan peringatan kepada orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dengan menandaskan hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka.

Sesungguhnya agama yang benar dan diridai Allah hanyalah Islam. Mengapa bukan agama yang lain. Ayat ini membuka kesadaran juga kepada kita mengapa kita harus memilih Islam? Bisa saja karena alasan keturunan, kita lahir dari orang tua Islam makanya kita otomatis beridentitas Islam pada kartu kelahiran, kartu keluarga, kartu pelajar, kartu mahasiswa, Kartu Tanda Penduduk, dan kartu identitas lainnya.

Boleh jadi kita beragama awalnya adalah karena faktor keturunan. Tapi di dalam Islam, bila sudah baligh, maka beragama harus didasarkan atas kesadaran yang penuh. Mengapa Islam yang dipilih, berdasarkan perenungannya yang menenteramkan hatinya dan memuaskan akalnya. Beragama tidak sekadar karena keturunan, tidak ikut-ikutan, bukan karena alasan menikah,  bukan juga karena alasan keduniawian lainnya.

Beragama harus secara sadar, mengapa Islam yang harus dipilih, mengapa Islam yang harus dipelajari, mengapa Islam yang harus diyakini, mengapa Islam yang harus dijalani dan bahkan harus diperjuangkan dalam hidup di dunia ini.

Beragama secara sadar akan menjadikan kita fokus pada tujuan hidup dan tujuan penciptaan. Seorang muslim harus fokus pada tujuan akhir penciptaan. Di dalam Al Qur'an surat Ad Dzariyat ayat 56 Allah berfirman: "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". 

Jadi fokus kita adalah ibadah. Semua yang kita lakukan di dunia ini semuanya dalam kerangka ibadah. Tidak ada maksud dan tujuan lainnya. Dunia ini adalah tempat untuk beribadah sebelum akhirnya kita diputuskan ke surga atau ke neraka. Kegiatan kita di sini (dunia) untuk kehidupan di sana (akhirat).

Semuanya adalah kerangka iman.  Iman itu diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.  Bagi seorang muslim dia harus serius menjalani dunia ini untuk membuktikan cinta itu hanya kepada Nya semata.  Bukan serius mencari dunia fana dengan segala cara. Maka benarlah jika dunia ini penjara bagi seorang muslim karena dia terikat dengan hukum benda yaitu halal haram dan terikat dengan hukum perbuatan yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh, haram. Semoga ketaatan kita kepada Nya, menyelamatkan kita tidak di dunia dan di akhirat. Bahagia dunia akhirat karena telah berserah diri pada aturan-aturan-Nya.

Di sini (dunia) untuk di sana (akhirat). Berjuang di sini untuk kebahagiaan di sana. Raih kemenangan di dunia untuk bekal terbaik di akhirat kelak. Raih dunia sebagai sarana untuk menggapai kebahagiaan akhirat. Dunia tempat berjuang, dunia tempat ujian, dunia hanya untuk kita lewati tidak untuk ditempati. Tempat kita kembali adalah akhirat yang kekal abadi. Surga Firdausi, surga Adn, surga Na'im, surga Ma'wa, surga Darussalam, surga Darul Muqamah, surga Maqamul Amin dan surga Khuldi. Semoga kita bisa tinggal di sana nanti. [My]

Baca juga:

0 Comments: