OPINI
Mudik Membawa Petaka, Sampai Kapan?
Oleh. Dwi Amanah
Berjuta rindu yang tertimbun di dalam hati
Enggan terurai bahkan semakin dalam
Rela menempuh perjalanan penuh rintangan
Hanya kampung halaman
Di pelupuk pandangan
Hingga pada waktunya
Untuk menghapus kerinduan
Kampung halaman
Berjuta kenangan
Sebagai perantau, pulang kampung atau mudik sudah menjadi salah satu tradisi atau kebiasaan setiap tahunnya, apalagi di bulan Syawal yang identik dengan bulan silaturahmi. Pemudik rela menempuh jarak yang sangat jauh dan bermacet-macet di jalan.
Namun, sukacita pulang kampung sampai saat ini kadang masih menyisakan cerita sedih. Banyak terjadi kecelakaan saat para pemudik pulang kampung, baik luka-luka sampai korban yang meninggal. Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, kecelakaan selama arus mudik lebaran 18 - 20 April 2023 seluruh Indonesia mencapai 365 kasus. Kasus tertinggi melibatkan sepeda motor yang mendominasi sampai 74 persen disusul armada bus dengan jumlah kecelakaan mencapai 11 persen dan mobil pribadi sebesar 2 persen. Korban tercatat 47 meninggal dunia, 33 luka berat dan 503 luka ringan (Merdeka.com/23/4/2023).
Mudik Belum Aman
Banyaknya kasus kecelakaan pada saat mudik lebaran perlu untuk dianalisa lebih mendalam. Kasus ini sejatinya berulang dari tahun ke tahun namun seakan belum ada solusi efektif dari pihak terkait. Hilangnya nyawa manusia tentunya harus mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah.
Ada banyak faktor yang membuat terjadinya banyak kecelakaan yang membuat mudik menjadi tidak aman. Masih banyak infrasturktur yang belum memadai, banyak jalan raya yang rusak parah tanpa ada upaya perbaikan dari negara. Viral, akhir-akhir ini banyaknya jalan rusak di daerah Lampung (Republika.co.ID/3/5/2023 ), jalur alternatif Blitar-Malang rusak parah (Beritajatim.com /10/4/2023), serta terkait dengan ketidakmerataan infrastruktur yang terjadi di Kutai Timur (Radar Kota/11/4/2023).
Jika dirinci, ada beberapa faktor penyebabnya, yaitu:
1. Anggaran dana pembangunan infrastruktur tidak merata.
Mengarah pada sistem kapitalisme, negara tidak maksimal dalam mengelola dana pembangunan. Anggaran disusun hanya untuk proyek-proyek yang memberi keuntungan saja. Anggaran tidak digunakan untuk hal-hal yang mendesak bagi kepentingan masyarakat. Anggaran untuk pembangunan jalan misalnya, harus menunggu anggaran tahunan tapi untuk anggaran pengadaan barang-barang para pejabat akan selalu tersedia.
2. Infrastruktur jalan yang tidak layak.
Pembangunan jalan yang asal-asalan, menggunakan bahan kualitas rendah yang tidak sesuai dengan kondisi geografi suatu daerah menjadi fakta yang ditemukan di berbagai daerah yang ada di negeri ini. Rendahnya kualitas jalan tentu akan membuat jalan cepat rusak.
3. Moda transportasi yang tidak memadai.
Banyaknya pengguna sepeda motor pada saat mudik membuktikan kurangnya fasilitas transportasi layak dan terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah. Ditambah lagi dengan harga tiket yang mahal menjadi alasan pemudik tidak menggunakan transportasi umum dan justru menggunakan kendaraan roda dua yang minim biaya. Mirisnya, mereka abai dalam aspek keselamatan, terlebih untuk pemudik dengan jarak tempuh yang panjang atau pemudik dengan membawa serta anggota keluarga yang lebih dari dua.
Islam Memberi Solusi Mudik Aman
Fakta mudik yang masih penuh dengan persoalan bahkan kenyataan yang membahayakan bagi kehidupan atau nyawa manusia ini sangatlah berbeda dengan sistem Islam saat diterapkan. Sejarah mencatat saat Islam diterapkan mampu memberikan jaminan kesejahteraan umat termasuk di dalam aspek transportasi ini, karena mudik berkaitan dengan sistem transportasi yang diberikan negara kepada rakyatnya. Negara yang bersistem Islam (Khil4f4h) akan bertanggung jawab penuh akan pelayanan terhadap umat.
Terbukti saat Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau serta merta membangun infrastruktur yang penting dan layak sebagai upaya memperlancar mobilitas masyarakat dan ekonomi. Pun pada saat Khalifah Umar, beliau juga membangun infrastruktur lebih maju lagi dalam hal transportasi serta membangun rumah roti untuk para musafir. Semua ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan pada saat safar atau berpergian.
Pada pemerintah Abdul Hamid II tahun 1900M, pemerintah membangun rel kereta api yang menghubungkan Hijaz, Syam dan Ä°stanbul dengan tujuan untuk memudahkan para jamaah haji saat menuju Mekkah. Dr.Kaseem (1992) dalam bukunya The Miracle of Islam Science menulis bahwa pada abad 8 M, tepatnya 762 M Khalifah Al-Mansyur sudah melapisi jalan-jalan di Baghdad dengan aspal guna memberikan kenyamanan para pengguna jalan. Hal ini membuktikan bahwa peradaban Islam telah mampu mengolah dan mengelola aspal dengan baik. (Republika.co.id/1/10/ 2018).
Dalam pemerintahan Islam (Khil4f4h), pembangunan infrastruktur bertujuan untuk memudahkan mobilitas dan transportasi masyarakat baik di dalam negeri atau di luar negeri, memberikan rasa aman, nyaman dan diberikan kepada masyarakat dengan cuma-cuma. Serta menempatkan rakyat sebagai pihak yang dilayani, bukan sebagai konsumen yang membeli produk mereka.
Langkah-langkah yang diambil Khil4f4h dalam pembangunan infrastruktur jalan adalah:
1. Khil4f4h menyediakan dana pembangunan di Baitulmal.
Khalifah menggunakan dana dari pos kepemilikan negara, harta yang bersumber dari kharaj, ghonimah, fa'i, pengelolaan sumber daya alam, sehingga negara selalu mempunyai dana untuk pembangunan. Apabila kosong maka akan diambil dari pos lain yang kurang urgen kegunaannya (pengkhususan anggaran untuk kebutuhan tertentu).
2. Khil4f4h membangun dan memperbaiki sarana publik.
Perbaikan jalan secara total, jalan diperbaiki dengan kualitas terbaik dan yang dikerjakan oleh para ahli dibidangnya, pemberian penerangan jalan, serta pembangunan rest area pada titik tertentu untuk persinggahan para musafir merupakan segala sarana publik yang dihadirkan di masa penerapan aturan Islam ini.
3. Khil4f4h menyediakan moda transportasi dengan teknologi canggih, aman, nyaman dan terjangkau.
Negara memberikan perhatian yang besar untuk pembangunan alat transportasi yang nyaman serta ramah lingkungan. Jika alat transportasi ini sudah diciptakan, rakyat bisa menggunakannya dengan mudah dan tak perlu dipungut biaya yang mencekik.
4. Khil4f4h membangun industri strategis, terutama industri transportasi dan IT yang akan mampu mewujudkan transportasi yang berkualitas yang menghindarkan masyarakat dari marabahaya. (MMC Channel/25/4/2023).
Demikianlah pembangunan sarana dan infrastruktur transportasi yang akan diselenggarakan negara khil4f4h. Negara akan mempertimbangkan pembangunan infrastruktur berdasarkan urgensi kebutuhan masyarakat agar rakyat dapat memperoleh pemenuhan kebutuhan mereka, termasuk di aspek transportasi. Saat bepergian, rakyat akan mendapatkan jaminan kenyamanan dan fasilitas yang murah dan mudah. Hal ini karena negara menginginkan adanya kesejahteraan merata di penjuru negeri. Semua ini hanya akan bisa terwujud saat negara menerapkan sistem Islam dengan seluruh aturannya guna mewujudkan Islam rahmatan lil Alamin. [YS]
0 Comments: