Oleh. Ratty S Leman
Hasil yang diharapkan dari latihan selama sebulan di bulan Ramadan adalah takwa.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.
Supaya kita memperoleh keimanan yang kuat dan tidak goyah ketika terjadi cobaan, maka wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya sesuai kebesaran, keagungan, dan kasih sayang Nya kepada kamu.
Bukti ketakwaan tersebut adalah menaati Allah dan tidak sekalipun durhaka, mengingat-Nya dan tidak sesaat pun melupakanNya, serta mensyukuri nikmatNya tanpa sekalipun dan sekecil apa pun mengingkarinya sampai batas akhir kemampuan kamu. Janganlah kita mati kecuali dalam keadaan muslim, berserah diri kepada Allah dengan tetap memeluk agama yang diridai, yaitu Islam.
Tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya kematian, maka berusahalah sekuat tenaga untuk selalu berada di jalan Allah, karena Allah akan menganugerahi hambaNya sesuai usaha yang dilakukannya.
Hidup untuk Islam dan mati membela Islam, ber-Islam sampai mati. Inilah seharusnya yang kita pegang teguh setelah menjalani latihan Ramadan dari tahun ke tahun. Sudah berapa Ramadan kita lalui dan mari kita cek kembali derajat takwa kita kepada Allah, mendatar atau naik atau bahkan menurun? Naudzubillah mindzalik.
Derajat takwa seharusnya lebih meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya membawa Islam dalam hidup ini. Hidup ini sebenarnya untuk apa sih? Apakah untuk sekedar bekerja, makan, minum, bersenang-senang? Pasti ada tujuan yang mulia dari penciptaan kita sebagai manusia di bumi ini.
Jika Allah menginginkan kita menjadi orang yang bertakwa yakni menjalankan semua perintahNya, meninggalkan semua laranganNya dan rida terhadap takdirnya maka kita tak bisa salih sendirian. Karena ketakwaan butuh berjama'ah agar kafah (menyeluruh).
Karena harus kafah maka butuh dakwah. Yuk kita berdakwah bagi yang ingin ketakwaannya meningkat setelah Ramadan.
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran 104).
Pada ayat ini Allah memerintahkan orang mukmin agar mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh perbuatan makruf, dan mencegah perbuatan mungkar. Dan hendaklah di antara kamu, orang mukmin, ada segolongan orang yang secara terus-menerus menyeru kepada kebajikan yaitu petunjuk-petunjuk Allah, menyuruh (berbuat) yang makruf yaitu akhlak, perilaku dan nilai-nilai luhur dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, dan mencegah dari yang mungkar, yaitu sesuatu yang dipandang buruk dan diingkari oleh akal sehat. Sungguh mereka yang menjalankan ketiga hal tersebut mempunyai kedudukan tinggi di hadapan Allah dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Berdakwah jangan dipikir berat. Dakwah itu kewajiban setiap muslim beriman. Jika Allah mewajibkan pasti kita mampu. Dakwah juga tak melulu harus jadi ulama, ustaz atau ustazah terlebih dahulu. Siapa pun kita bila muslim, hukum berdakwah itu wajib. Tak melulu harus bicara di podium atau harus pintar menulis, mengingatkan teman kita yang salah arah juga dakwah. Namun dakwah memang butuh keberanian dan ilmu. Dakwah juga harus berjama'ah agar tujuan mengembalikan kehidupan Islami tercapai. [YS].
0 Comments: