Headlines
Loading...
Oleh. Nur Amalia

Saat ini perekonomian negeri ini tengah bertumbuh setelah usainya pandemi covid-19. Tentunya pertumbuhan ekonomi ini di harapkan berefek positif terhadap kesejahteraan rakyat, mengingat pukulan badai Covid-19 kemarin benar-benar sangat terasa. Namun ternyata sangat bertolak belakang hasilnya, angka pengangguran malah semakin tinggi. Dan yang lebih menyedihkan lagi kebanyaknyakan pengangguran itu pada usia muda dan lulusan SMK yang mana jargon SMK setelah lulus sekolah langsung bekerja (kumparan.com, 6/5/2023).

Angka pengangguran juga meningkat dibandingkan sebelum pandemi yakni sejumlah 7,99 juta (katadata.com, 5/5/2023).  Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor industri manufaktur, terutama lulusan SMK. Namun ternyata walaupun perekonimian negeri ini bertumbuh, kontribusi sektor manufaktur di kuartal pertama tahun 2023 ke Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sebesar 18,57% atau terendah selama 4 tahun terakhir (ekonomi.bisnis.com, 6/5/ 2023).

Ketika pertumbuhan ekonomi hanya sekedar dimaknai dalam angka saja, maka tidak akan mampu melihat permasalahan riil yang terjadi di masyarakat. Angka ini tidak mampu memberikan indikasi apapun terhadap kesejahteraan rakyat secara orang-perorang. 

Tersedianya lapangan pekerjaan adalah salah satu indikasi kesejahteraan rakyat. Selain itu, paradigma sistem dalam menjalankan roda perekonomian menjadi hal terpenting untuk dapat dilihat seperti apa hasil yang diinginkan.

Dalam sistem perekonomian kapitalis yang dipakai negeri ini, maka pertumbuhan angka dalam total nilai produksi dan jasa yang dihasilkan semua orang atau perusahaan dalam suatu negara dimaknai sebagai pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat berbeda dengan Islam yang mana kesejahteraan adalah hak setiap orang, sehingga akibatnya pertumbuhan ekonomi dapat dicapai jika dan hanya kesejahteraan perindividu terpenuhi.

Islam memiliki dimensi ruhiyah yang bervisi jauh ke depan dalam konsep kepemimpinannya, yang mana akan memberikan dampak, salah satunya pada perekonomian. Penerapan strategi politik ekonomi Islam memastikan negara akan memiliki banyak modal untuk menyejaterakan rakyatnya perindividu. 

Hal ini karena seluruh sumber daya alam seperti aneka tambang, hasil hutan dan laut secara syar’i ditetapkan sebagai milik umum dan tidak boleh dikuasai secara personal atau kelompok sebagaimana dalam sistem saat ini.

Rasulullah Saw bersabda, diriwayatkan Sunan Ibnu Majah No. 2463 , "Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Khirasy bin Hausyab Asy Syaibani dari Al Awwam bin Hausyab dari Mujahid dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal; air, rumput dan api. Dan harganya adalah haram." Abu Sa'id berkata, "Yang dimaksud adalah air yang mengalir."

Islam juga akan memberikan akses kepada seluruh warga negaranya kepada seluruh faktor ekonomi secara adil. Ketergantungan negara kepada negara lainnya juga akan hilang apabila sistem politik ekonomi islam ini diterapkan. 

Maukah pembuat kebijakan negeri ini menggunakan Islam sebagai paradigma baru menjalankan roda ekonomi, untuk menekan bahkan menghapus angka pengangguran? Wallahu'alam Bishowab. [ry]

Baca juga:

0 Comments: