Headlines
Loading...
Oleh. Emi Sri Wahyuni

Saat bulan Ramadan, kita sebagai seorang muslim gegap gempita menyambutnya.  Banyak tempat maksiat ditutup sementara, masjid mulai semarak dipenuhi jemaah untuk salat tarawih. Namun setelah pasca Ramadan, tempat-tempat maksiat mulai dibuka kembali, jemaah masjid mulai berkurang. Pencurian, perzinaan, tawuran dan berbagai maksiat lainnya kembali semarak. Mengapa kondisi iman tersebut sangat cepat berubah? Apakah selama ini Ramadan hanya sebatas  seremonial? Padahal seharusnya pasca ramadan, kita berusaha untuk menjaga keimanan agar tidak turun, apalagi lenyap. 

Kemaksiatan akan terus terjadi dan berulang disebabkan cara pandang manusia yang sekuler, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Manusia juga cenderung mengambil aturan hidup yang berasaskan Kapitalisme, yaitu menggunakan asas manfaat  sebagai standar dalam beraktivitas. Asas Kapitalis ini menitikberatkan pada pencapaian materi dan pengakuan dari manusia. Jadi kalau sistem sekuler kapitalis ini digunakan, rusaklah kehidupan. Rusak karena sistem ini menggunakan aturan buatan manusia tanpa memerhatikan larangan dari Sang Khalik.

Berbeda jika kita menggunakan aturan dari Allah yang akan melahirkan kesadaran penuh manusia untuk menjalankan semua aturan yang telah ditetapkan-Nya. Semua akan menyambut perintah Allah dengan ikhlas dan penuh sukacita, seperti perintah puasa Ramadan. Allah Swt. berfirman, 

ÙŠٰٓاَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّØ°ِÙŠْÙ†َ Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تَتَّÙ‚ُÙˆْÙ†َۙ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
  
Jadi agar perintah puasa dan perintah-perintah lainnya mampu dilaksanakan dengan sempurna, maka kita butuh sistem yang mampu menjaga ketaatan individu dan  menghindarkan kita dari kemaksiatan. Sistem ini tidak lain adalah sistem Islam. Sistem ini dapat tegak dengan sempurna di bawah naungan Negara Islam, yaitu Khil4f4h. Selama 13 abad, Khil4f4h terbukti mampu menyejahterakan rakyatnya, baik muslim maupun nonmuslim. Di masa Khil4f4h, negara mampu menjaga iman dan akhlak umat, sehingga maksiat dapat diminimalisir bahkan nyaris tidak ada.

Ketika saat ini maksiat merajalela, kita bisa memilih diam. Namun bukti dari ketakwaan adalah kita tidak akan rida atas kemaksiatan ini. Kita wajib ikut berjuang untuk menegakkan kembali aturan Islam. Kita juga tidak mungkin berjuang sendiri, melainkan ikut berjuang bersama kelompok dakwah yang sesuai jalan dakwah Rasul dan para sahabatnya. Yaitu dakwah pemikiran, bukan dakwah kekerasan. Wallahu a'lam bishawwab. [Dn]

Baca juga:

0 Comments: