Headlines
Loading...
Siapkah Pondok Menghadapi Bahaya Moderasi Islam?

Siapkah Pondok Menghadapi Bahaya Moderasi Islam?

Oleh. Ir. H. Izzah Istiqamah (Pemerhati Masyarakat)

Moderasi adalah kata yang tak asing lagi di kalangan masyarakat. Banyak dikembangkan dan di propagandakan dalam segala aspek kehidupan kita saat ini. Moderasi selalu menjadi bahasan utama dalam beragama. Terbaru praktik-praktik moderasi beragama di Indonesia telah menjadi contoh dan bahasan di Forum Lintas Agama G20 tahun 2023. (Kamis, 11 Mei 2023 Jakarta, Kompas). 

Dalam forum itu, ibu Siti Ruhaini hadir bersama tokoh dan pegiat kerja sama antar agama dari Indonesia, yaitu Anggota Dewan Pertimbangan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Amin Abdulillah, pimpinan Pesantren Tebu Ireng Jombang Halim Mahfudz, Dekan Fakultas Ushuddin & Filsafat, UIN Yogjakarta Inayah Rohmaniyah, Wakil Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Alpha Amirrachman, serta Direktur Eksekutif Leimena Institute Matius Ho. (Kamis, 11 Mei 2023 Jakarta, ANTARA). 

Moderasi agama juga dicanangkan untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang melanda negeri. Salah satu program Proyek Moderasi IsIam di dalam negeri saat ini adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan berupa diklat kepada para pengasuh pondok pesantren. Materi diklat itu diantaranya para pemangku pondok pesantren untuk membeli dan mengenalkan kepada santrinya berbagai perlengkapan ibadah agama selain agama IsIam. Bukankah ini membahayakan akidah umat islam wabil khusus para santri sebagai teladan umat. 

Dari serangkaian kegiatan di atas tampak bahwa Indonesia sedang memasarkan moderasi beragama sebagai solusi atas problem masyarakat saat ini dan peran pentingnya untuk kemajuan dunia. 

Namun sebagai umat yang senantiasa diajarkan untuk memandang segala sesuatunya dengan Islam akhirnya mau tak mau membuat kita berpikir. Benarkah moderasi adalah solusi dari peliknya masalah yang menimpa umat. Sejatinya moderasi  beragama membuat umat harus mentolerir dan bertoleransi akan agamanya, di mana hal ini justru menjauhkan umat dari agamanya, dan pada akhirnya akan menimbulkan persoalan baru yang membahayakan umat. 

Dengan proyek moderasi Islam ini kaum kafir Barat memaksa umat Islam untuk menilai dan mendefinisikan Islam dengan cara pandang kafir Barat. Yakni Islam yang kompromistis dengan nilai-nilai kehidupan kaum kafir Barat. Umat Islam diajarkan untuk toleran terhadap sistem kehidupan kafir Barat dan siap meninggalkan syariat Islam atas nama modernitas, kesetaraan dan perdamaian dunia. 

Allah telah menjadikan Islam sebagai asas dan juga aturan yang sempurna dalam kehidupan manusia yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran, bukan hanya dalam tataran individu bahkan harus oleh negara. Negara dalam Islam memiliki kewajiban untuk menerapkan Islam secara kafah dan mendakwahkannya ke seluruh penjuru dunia.

Padahal sejatinya kemuliaan Islam dan kaum muslimin akan terwujud ketika kaum muslimin mau kembali kepada Ideologi IsIam. IsIam politik yang mampu menangkal kejahatan sistem sekuler Kapitalis yang berasal dari kafir Barat. 

Penerapan IsIam Ideologis ditengah umat meniscayakan solusi kehidupan hanya bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunah dalam seluruh aspek kehidupan. Baik dari sistem ekonomi, sistem politik, sistem sosial, sistem pendidikan hingga dalam ranah akidah. 
Penerapan IsIam Kafah inilah yang mampu mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. 

Allah Swt berfirman, 

ÙˆَÙ…َآ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ اِÙ„َّا رَØ­ْÙ…َØ©ً Ù„ِّÙ„ْعٰÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
( QS. Al-Ambiya' 107).

(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (TQS An-Nahl 89).

Dari penjelasan ayat Al-Qur'an ini sudah jelas bahwasanya syariat Islam adalah petunjuk bagi kehidupan. Bukan hanya petunjuk dalam beribadah, namun Syariat IsIam adalah solusi praktis (mu'alajat) atas berbagai persoalan di dalam kehidupan. 

Perlu kita fahami bahwasanya solusi ini lahir dari pemikiran akidah IsIam. Sedangkan khilafah adalah sistem politik pemerintahan IsIam. 

Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslimin, untuk menerapkan Syari'at IsIam secara menyeluruh serta menjaga kemurnian akidah Islam. Dengan hadirnya khilafah di tengah-tengah kaum muslimin, akan mewujudkan secara nyata syariat Islam di dalam kehidupan serta terangkatnya seluruh berbagai persoalan umat saat ini. Hal ini  karena negara berfungsi sebagai penjaga dan benteng umat Islam dari berbagai serangan-serangan kufur dari kaum kafir Barat. Sebagaimana yang terjadi seperti saat ini, di mana kafir Barat menyerang secara halus melalui proyek pendidikan dengan program Moderasi Islam. Khilafah IsIam juga akan mengemban Ideologi IsIam ke seluruh penjuru dunia, sehingga tidak terjadi seperti penderitaan negeri-negeri muslim seperti sekarang di Palestina, Uighur dan yang lainnya. 

Hanya dengan IsIam Ideologi kehidupan umat islam bisa tercerahkan dengan berbagai solusi kehidupan yang dimiliki. 

Dalam permasalahan ini, harus ada upaya yang serius dari pemangku pondok pesantren untuk menjalin kerjasama dengan kelompok dakwah Islam ideologis.

Hal penting yang harus dilakukan oleh pemangku pondok pesantren adalah menjalin ukhuwah Islamiah dengan kelompok dakwah Islam ideologis, belajar bersama dan menguatkan akidah para santri dengan Islam ideologis sehingga akidah Islam para santri, semangat belajar dan daya juang mereka tetap kokoh baik di dalam pondok maupun di luar pondok pesantren. 

Wallahu a'lam bishawab. [Ys]

Baca juga:

0 Comments: