Headlines
Loading...
Oleh. Nur Fitriani

Bulan Syawal yang jatuh tepat setelah bulan suci Ramadan ini memiliki banyak keutamaan. Sebagai kelanjutan bulan yang penuh berkah, seorang muslim yang senantiasa konsisten dalam melakukan amalan sebagaimana yang dilakukannya pada bulan Ramadan, maka akan diberi rizki yang berlimpah dari Allah Swt. Sebagai bulan yang dianjurkan untuk dihiasi dengan berbagai amalan dan ibadah, bulan Syawal menjadi perpanjangan tangan dari bulan Ramadan dan menjadi pembuktian keimanan umat muslim. Selain itu, bulan Syawal pun disebut sebagai bulan kemenangan dan pertanda kembali suci.

Keutamaan Bulan Syawal dalam Islam:

1. Bulan Kemenangan

Selain bulan Ramadan, bulan Syawal juga dapat disebut sebagai bulan kemenangan karena menandai berakhirnya ujian melawan hawa nafsu di bulan Ramadan. Seseorang yang menjalankan puasa Ramadan dengan penuh keikhlasan dan bersungguh-sungguh mengharap rida Allah Swt maka akan merasa kembali dalam keadaan suci sebagaimana bayi yang baru lahir ke bumi. 

Adapun bulan Syawal ini juga menjadi bulan yang penting dalam sejarah perkembangan Islam. Selain menjadi bulan untuk menikah, di mana Rasulullah mematahkan anggapan dari  kaum jahiliyah bahwa Syawal adalah bulan yang sial dengan menikahi Aisyah RA di bulan Syawal, terjadi pula banyak peristiwa-peristiwa  di bulan ini.

2. Penyempurna Bulan Ramadan

Bulan Syawal juga merupakan penyempurna dari kekurangan amalan yang kita kerjakan di bulan Ramadan yang barangkali dirusak oleh keburukan-keburukan kita lainnya. Misalnya saja, marah, bergunjing, dan sebagainya. Amalan-amalan sunnah yang dikerjakan di bulan Syawal dapat menjadi pelengkap, salah satunya adalah berpuasa pada bulan Syawal.

Dalam Islam, puasa Syawal hukumnya sunnah. Namun, orang yang telah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadan, maka pahala puasanya di bulan Ramadan ditambah puasa di bulan Syawal setara dengan berpuasa satu tahun lamanya. MasyaAllah.

Ahmad Syahirul Alim menulis dalam buku berjudul Rahasia Puasa Sunah, sebagian ulama berkesimpulan bahwa berpuasa Ramadan yang diteruskan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, pahalanya sama dengan berpuasa wajib selama setahun penuh. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya:  "Siapa saja berpuasa pada bulan Ramadan, lalu ia melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, ia seakan berpuasa sepanjang tahun."  (HR Muslim, Abu Daud, dan Tizmidzi).

Sementara, Ibnu Majah meriwayatkan hadist Rasulullah saw. bahwa Allah Swt. melipatgandakan pahala seseorang yang berpuasa pada bulan Syawal,

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ ‏"‏ مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya:  Seperti yang diceritakan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi Saw. berkata, "Barang siaoa yang puasa enam hari setelah Idul Fitri seperti berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa."

3. Waktu yang Tepat Untuk Menjalin Silaturahmi

Setelah merayakan hari pertama bulan Syawal dengan ibadah salat Idul Fitri, seorang muslim dapat mengunjungi rumah saudara, tetangga, dan orang-orang terdekat lainnya untuk menjalin silaturahmi kepada semuanya.

Hal ini adalah tradisi yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya sebagai bentuk perwujudan dari membangun hubungan antarmanusia (hablumminannas). Sebagai makhluk sosial, manusia perlu saling membaur dan bahu-membahu  dalam  hal kebaikan.
Rasullullah bersabda:

تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ، ذَرْهَ

Artinya: "Beribadahlah kepada Allah dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orang tua dan saudara." (HR Bukhari).

Adapun ketika berjumpa dengan kaum muslim yang lainnya, hendaknya juga saling bermaafan karena dengan hati dan pikiran yang kembali suci maka segala macam pikiran buruk dan emosi akan sirna.

Itulah berbagai macam keutamaan dari bulan Syawal yang disebut sebagai bulan berlimpah rezeki. Memaksimalkan amalan sunnah dan juga mencontoh sikap dan kebiasaan baik Rasulullah menjadi poin penting yang harus diterapkan oleh setiap kaum  muslim. 
Wallahu ‘alam bishowab. [My]

Baca juga:

0 Comments: