Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Hari gini, kalau muka masih kusam, berjerawat dan segudang permasalahan wajah lainnya, waduh, pasti bikin ciwi-ciwi malu setengah mati deh! Tuh...tuh...tuh sampai ada yang nekat mencuri gegara ingin terlihat glowing yang paripurna. Wah, kebangetan nggak sih, Gaess?

By the way, ngomongin masalah penampilan nih. Penting sih ya, apalagi kita sekarang hidup di abad modern, yang pertama kali orang lihat udah pasti penampilannya, ya kan?

Gaes, saat ini lagi berkembang istilah glowing. Sepertinya kalian sudah kenal istilah ini ya. Istilah glowing ini dimaksudkan untuk menggambarkan perubahan wajah yang semakin hari semakin mulus, bersinar dan tidak kusam. Para gadis  berlomba-lomba untuk tampak glowing. Apapun caranya bakal ditempuh termasuk membeli produk-produk kosmetik yang harganya selangit.

Akan tetapi, di balik tren tersebut, ternyata, istilah glowing ini sengaja digulirkan oleh perusahaan-perusahaan kosmetik untuk menarik wanita agar mengkonsumsi produk mereka.

Tak tanggung-tanggung mereka memasang harga yang sangat tinggi untuk produk-produk yang diminati pasar dan tampaknya upaya mereka membuahkan keuntungan yang sangat besar. Dan mirisnya saking ingin kelihatan glowing, ada yang mengambil jalan pintas yaitu dengan cara mencuri. Tujuannya agar bisa membeli kosmetik-kosmetik yang sebenarnya ia tidak sanggup untuk membelinya.

Ya, beginilah, Gaess, kalau di sebuah negeri diterapkan sistem sekuler kapitalisme. Tolak ukur perbuatan bukanlah keterikatan terhadap hukum syara, tetapi tergantung pada penilaian manusia. Maka, bisa dibilang wajar saja apabila menilai kecantikan seseorang hanya dari casingnya dan menyebabkan seseorang fokus memperhatikan atau memperindah tampilan luar, lalu mengabaikan apakah yang dilakukan itu sudah sesuai syariat ataukah tidak.

Bahkan, demi tampil cantik, dia rela mengabaikan hukum syara. Rela menjerumuskan dirinya sendiri menjadi pencuri hanya karena ingin tampil glowing.
Tapi, benarkah, Gaess, seseorang dikatakan cantik dan tampak glowing? Tentulah cantik yang sesungguhnya tidak hanya dilihat dari luar saja ya, Gaess, tapi juga yang di dalam pemikiran, jiwa dan hatinya. Sebab, jika hanya cantik dari fisik saja, banyak wanita yang parasnya cantik namun akhlak dan ketaatannya terhadap hukum syara, masih belum bisa terjaga.

Lalu, bagaimana cantik menurut Islam?

Nah, Gaess, Islam memandang seseorang bukan dari penampilan, tapi dari ketakwaannya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat al- hujurat ayat 13. Yang bunyinya: "Inna akromakum indallohi atqookum, innallloha 'aliimun khobir" bahwasanya yang paking mulia diantara kamu dialah orang yang paling bertakwa. Sungguh allah MahaMengetahui dan MahaTeliti.

Maka, untuk mewujudkan ini semua tentu tidak cukup hanya ditopang oleh individu yang bertakwa. Karena, individu bertakwa pun harus ditopang oleh masyarakat yang sehat yang senantiasa membiasakan amal ma'ruf nahi munkar, juga ditopang oleh negara yang menerapkan Islam secara Kafah.

Menerapkan sistem pendidikan Islam mampu membentuk individu-individu  berkepribadian Islam. Negara akan menjamin pemenuhan kebutuhan pendidikan atas seluruh rakyatnya. Dengan melakukan pengelolaan sistem pendidikan melalui empat hal, yaitu:
Pertama, biaya pendidikan yang dibebaskan atau gratis,
Kedua, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai,
Ketiga, penyediaan guru yang berkualitas,
Keempat, penyiapan orang tua yang berkualitas.
Inilah solusi tuntas yang diberikan Islam untuk mengatur kehidupan umat manusia.

Solusi ini akan mampu terimplementasikan dengan sempurna melalui institusi negara yang menerapkannya. Dengan adanya ketakwaan individu yang sinergi dengan kontrol masyarakat serta penerapan komprehensif yang dilakukan oleh negara, pilar-pilar inilah yang akan menjadi jaminan bahwa pendidikan akan benar-benar mampu menghasilkan generasi cemerlang, agen perubahan yang bertakwa.

Inilah mekanisme Islam dalam melindungi remaja dari kerusakan. Tidak heran apabila sistem Islam mampu melahirkan generasi yang tidak hanya menguasai ilmu, sains dan teknologi, akan tetapi juga memiliki kepribadian Islam yang tinggi.

Sejarah telah mencatat penerapan peraturan Islam secara menyeluruh  dalam naungan sistem Islam, mampu melahirkan generasi yang cemerlang dengan segudang prestasi.

Lihatlah sejarah Muhammad Al-Fatih, usianya yang masih belia, tetapi luar biasanya dia mampu menghafal al-Qur'an di usia 14 tahun. Dia juga mampu menguasai 6 bahasa dunia. Dan di usia 21 tahun, ia menggantikan ayahnya menjadi kepala negara di kesultanan Turki Utsmani.

Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh para pemuda. Seharusnya menjadikan kita lebih memperhatikan kondisi generasi muda negeri ini. Jika kapitalis liberal telah terbukti sukses merusak modal generasi muda saat ini, maka seharusnya tidak boleh kita membiarkan bercokol di negeri ini. Di sisi lain, sistem Islam ternyata telah terbukti sukses melahirkan generasi muda yang tangguh dan hebat.

Maka, sudah seharusnya, sistem Islam kita jadikan sebagai satu-satunya solusi untuk melahirkan generasi cemerlang  demi terwujudnya peradaban  gemilang di masa mendatang. InsyaAllah.

So, jangan sampai kita terjerumus pada hal yang haram hanya untuk menuruti hawa nafsu belaka. Padahal, bagaimana bentuk fisik kita tidak akan dituntut pertanggungjawabannya. Tapi, soal bagaimana kita menggunakan tubuh ini sebagai karunia Allah, itulah yang akan dimintai pertanggungjawabannya, Gaess. [my]

Baca juga:

0 Comments: