Headlines
Loading...
Oleh. Sri Ratna Puri (Sahabat Literasi SSCQ)

Amazing! Pasca dimulainya pendaftaran caleg di bulan Mei ini, peningkatan kebutuhan dan pesanan nasi bungkus dan nasi rames menjadi salah satu pemicu kenaikan harga telur. Hal ini disampaikan oleh Presiden Peternak Layer Indonesia sekaligus Wakil Ketua Umum HKTI Bidang Peternakan dan Perikanan, Ki Musbar Mesdi (cnnindonesia.com, 16/05/23).

Adapun korelasi antara nasi bungkus isi telur dengan caleg adalah jumlah suara yang bisa mengantarkan mereka pada tampuk kekuasaan. Rakyat kembali jadi tumbal keserakahan pemilik modal. Dimana perkawinan antara penguasa dan pengusaha merupakan suatu hal lumrah dalam sistem demokrasi kapitalisme.

Sedangkan Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, menyoroti dua hal. Pertama terkait faktor produksi yang disebabkan harga pakan yang tinggi. Kedua adalah proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan. Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar (mkumparan.com, 18/05/23).

Sarijowan menilai pemerintah tidak berbuat banyak. Wajar, tugas pemerintah memang sebatas regulator kebijakan, yang menyerahkan pada daya beli pasar. Ketika telur langka, naiklah harga. Tak punya uang, jangan mimpi kebutuhan protein terpenuhi. Jangan bermimpi bisa bersaing dengan etos kerja berkualitas tinggi.

Menjadi tumbal itu mengenaskan. Tak cukup berdiam. Perlu upaya menghadirkan penguasa yang bertanggungjawab sepenuhnya. Mampu menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat orang per orang. Meminimalisir kesempatan bagi segelintir orang dengan modalnya untuk melemahkan umat.

Mendistribusikan kebutuhan pokok dengan tepat, meniadakan menumpuknya kekayaan di beberapa golongan. Memberi kemudahan rakyat untuk mendapatkan akses kebutuhan baik pokok atau kebutuhan tambahan lainnya. Ini sedikit gambaran dalam sistem alternatif yang Islam sediakan. Satu-satunya sistem yang bisa menghentikan jatuhnya korban-korban yang ditumbalkan. Ayo bangun kesadaran Islam sebagai mabda, kita harus berjuang. Allahuakbar! [ry].

Baca juga:

0 Comments: