Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Sahabat Muslimah, yakin tidak kalian semua dengan keMahaKuasaan Allah? bahwasanya Allah Azza wa Jalla itu Maha Mampu? Dalam Al-Quran surat al-Israa ayat satu kita selalu diingatkan dengan peristiwa luar biasa yaitu Isra Mi'raj. Disebut peristiwa luar biasa sebab sangat sulit dijangkau oleh akal pikir manusia. Perjalanan yang bisa dikatakan sangat jauh. Jaraknya dari kota Makkah menuju Palestina sekitar 1.500 Km. Jarak antara bumi dan Sidratul Muntaha juga sangat jauh. Tidak ada seorang pun yang mengetahui jaraknya secara pasti. Akan tetapi, Baginda Nabi Muhammad melakukan perjalanan jauh tersebut hanya dalam satu malam.

Apa sih Isra' Mi'raj itu? Kalau yang masih ingat pelajaran sejarah kebudayaan Islam, di sekolah dulu, surat al Isra ayat 1, disana dijelaskan bahwa Isra adalah Perjalanan dari Baitul Haram di kota Mekkah menuju Baitul Maqdis di Palestina. Sementara Mi'raj adalah perjalanan dari Baitul Maqdis menuju Sidratul Muntaha, langit yang paling tinggi. Di Sidratul Muntaha nabi mendapat perintah melaksanakan shalat lima waktu.

Dalam perjalanan yang sangat jauh itu bisa ditempuh hanya dalam waktu satu malam. Yakin Allah Maha Mampu. Allah mampukan menembus langit.

Dalam sejarah kebudayaan Islam, perjalanan Mi'raj Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam di mulai dari masjidil Aqso naik ke langit dunia. Di langit pertama Nabi dan Malaikat Ruhulkudus (Jibril) bertemu dengan Nabi Adam. Di langit kedua Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Yahya alaihissalam dan Nabi Isa alaihisalam. Di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf Alaihisalam. Dilangit keempat bertemu dengan Nabi Idris alaihisalam. 

Di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun alaihisalam. Dilangit keenam bertemu dengan Nabi Musa alaihisalam dan dilangit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim alaihisalam. Di langit ke tujuh Nabi Muhammad dan malaikat Jibril naik ke Sidratul Muntaha yang di dalamnya terdapat empat sungai. Dua sungai ada di dalam dan dua lainnya ada di luar. Menurut keterangan malaikat Jibril dua sungai yang di dalam tersebut yang ada di surga, dan dua sungai yang mengalir itu adalah Sungai Nil dan Eufrat.

Lalu, Nabi melanjutkan perjalanannya ke Mustawa bertemu dengan Allah Subhanahu wata'ala. Dipertemuan tersebut Allah memerintahkan umat Muhammad untuk melaksanakan shalat lima puluh kali sehari semalam. Kemudian baginda Nabi turun sampai langit keenam bertemu dengan Nabi Musa alaihisalam. Beliau menyarankan untuk meminta keringanan kepada Allah Subhanahu wata'ala, sebab alasannya karena umat Nabi tidak sanggup untuk melaksanakannya.

Setelah nabi menghadap Allah lagi, akhirnya kewajiban shalat menjadi lima kali sehari semalam. Dengan membawa perintah dari Sang Pencipta Alam, berupa shalat fardu lima waktu sehari semalam akhirnya Nabi dan malaikat Ruhulkudus turun ke bumi.

Dan pada pagi harinya, menjelang subuh sampailah Nabi Muhammad di kota Makkah. Nabi Muhammad mengabarkan peristiwa Isra Mi'raj ini kepada para sahabatnya. Maka, masyarakat Makkah pun pun gempar. Sebagian orang merasa ragu akan hal itu. Benarkah Nabi Muhammad mampu melakukan perjalanan sejauh itu hanya dalam waktu satu malam? Dengan apa ia melakukan perjalanan sejauh itu? Kebanyakan orang orang-orang kafir mulai mengejek dan menuduh bahwa Nabi Muhammad telah berbohong. Bagaimana mungkin beliau bisa melakukan sejauh itu dan mampu menebus langit?

Orang-orang kafir pun datang menemui Abu Bakar as- Siddiq. Mereka berkata, "Hai Abu Bakar, temanmu itu bercerita tadi malam dia pergi ke Baitul Maqdis, lalu ke langit, dan saat ini sudah kembali ke Makkah. Apakah kamu percaya cerita temanmu itu?"
"Siapa yang bercerita seperti seperti itu?, Jawab Abu Bakar.
"Muhammad teman dekatmu." Kata orang-orang kafir.

"Apa yang dikatakan Muhammad itu benar. Bahkan cerita yang lebih aneh dari itu, aku akan tetap mempercayai dan membenarkannya." Jawaban Abu Bakar.

Abu Bakar benar-benar mempercayainya, sebab, Nabi Muhammad tidak pernah berbohong bila dia berbicara. Bercerita lebih dari peristiwa Isra Miraj, ia akan percaya juga. Meski begitu, orang-orang kafir Quraisy tetap tidak mempercayai. Mereka pun akhirnya kecewa sebab sahabatnya Abu Bakar keyakinannya begitu kuat kepada Nabi. Akhirnya mereka pun pergi.

Demikianlah, berita Isra Mi'raj sulit diterima akal manusia yang dijadikan berita untuk menghasut masyarakat Makkah bahwa Nabi adalah penyebar kebohongan dan dakwah yang dilakukan selama ini tidak benar. Namun, siasat orang kafir Quraisy tidak berpengaruh kepada kaum Muslimin. Kaum Muslimin yang mendengar peristiwa Isra Mi'raj bertambah keimanannya dan semakin dekat mengenal pribadi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. 

Sebagaimana Abu Bakar meyakini hal ini. Allah Maha kuasa membawa Nabi kemana saja dengan sangat cepat. Makanya Abu Bakar, sahabat dekatnya tidak ragu sedikit pun terhadap apa-apa yang dikatakan Nabi. Begitulah, sikap seorang Muslim, yakni mempercayai dan mengimani semua yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Beliau tidak mungkin berdusta dan tidak mungkin pula mengelabui umatnya.

Pelajaran bagi kita, bahwa di zaman penuh fitnah ini kita harus bersikap seperti sahabat Nabi. Selayaknya memantaskan diri mengimani semua yang disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dengan meyakininya sepenuh hati serta melaksanakan perintah dan menjauhi larangan dari-Nya. Mudah-mudahan keimanan kita akan menjadi baik dan semakin sempurna. Karena Allah telah menegaskan kisah ini dalam QS. al-Isra:1 yang artinya: 
Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.” Wallahu a'lam. [ry].

Baca juga:

0 Comments: