Headlines
Loading...
Oleh. Susi Ummu Musa

Bila mendengar kata "ibu", tentu bayangan kita akan mengarah pada sosok wanita yang indah rupanya, lembut perangainya dan penuh cinta kasih. Sosok wanita yang akan membawa perubahan bagi anak anaknya dari saat proses mengandung, melahirkan dan menyusui hingga  membesarkannya sampai dia bisa mandiri. Semua dilakukan oleh sosok bernama ibu. Saking mulianya seorang ibu maka Rasulullah saw. mengatakan bahwa "surga itu di bawah telapak kaki ibu".

Sungguh bersyukurlah bagi siapapun yang berperan menjadi ibu karena ada pahala yang sangat besar di dalamnya. Tapi, di balik makna ibu ini ada sejuta cerita bahkan lebih tentang bagaimana kondisi yang dirasakan oleh para ibu di luar sana.

Banyak air mata kesedihan, kekhawatiran, rasa cemas yang berlebihan dan banyak  hal lainnya. Kondisi ini terjadi pascamelahirkan atau bahkan saat mengandung. Tentu hal ini sangat berpengaruh dengan kondisi mental  saat berhadapan dengan orang-orang  di sekitarnya yang sering tidak siap menerima ucapan dari orang-orang sehingga ibu menjadi depresi parah.

Dilansir dari Republika.co.id, gangguan kesehatan mental tinggi pada populasi ibu hamil, menyusui, dan ibu dengan anak usia dini. Bahkan di Lampung, 25 persen wanita mengalami gangguan depresi setelah melahirkan. Hal tersebut terungkap dalam  data laporan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2023. Kemudian, dari hasil penelitian Andrianti (2020) terungkap, sebanyak 32 persen ibu hamil mengalami depresi dan 27 persen depresi pasca melahirkan. Selain itu, penelitian skala nasional menunjukkan 50-70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka ini tertinggi ketiga di Asia.

Ada banyak faktor yang menyebabkan depresi ini bisa terjadi, misalnya dipengaruhi faktor hormonal, terjadinya KDRT, hingga hubungan pernikahan yang kurang harmonis. Seharusnya ini penting untuk diperhatikan karena indonesia menempati posisi ketiga di Asia, Sebuah hal yang terlihat biasa saja di masyarakat tapi ini memiliki dampak yang cukup serius bagi generasi yang akan datang.
Tak jarang para ibu yang terganggu mentalnya bisa melukai dirinya sendiri atau bahkan bayinya, menangis sepanjang hari, menyalahkan diri sendiri bahkan ada yang tidak ingin menyusui anaknya.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Tentu karna tidak adanya pemahaman dan kesiapan bagi calon ibu yang akan menjalankan proses menjadi ibu. Pembinaan yang tidak didapatkan dari kurikulum pendidikan di indonesia untuk membentuk pola pada perempuan yang disiapkan untuk menjalani peran ibu tidak didapatkan. Terutama pendidikan yang jauh dari nilai-nilai agama, hal yang dibutuhkan  sebagai pegangan hidup.

Keadaan ini juga tidak terlepas dari diterapkannya sistem kapitalisme sekuler yang menambah komplet permasalahan yang ada, yaitu tidak adanya sistem dukungan yang dibutuhkan oleh para ibu baru. Karena sistem dukungan dari negara adalah hal yang sangat berpengaruh bagi mental para ibu yang akan melahirkan calon penerus generasi kehidupan di masa yang akan datang.

Tapi, kita tidak boleh kalah oleh keadaan.
Masih ada upaya yang akan menyelamatkan dan bahkan akan dijauhkan dari kondisi baby blues yang dialami para ibu baru nantinya.
Ya! Solusi atas semua masalah yang dialami ibu terutama baby blues akan bisa teratasi jika aturan yang dilakukan hanya dengan aturan islam.

Dalam Islam, semua akan dikembalikan kepada hukum syarak yang sudah diatur oleh Allah Swt. sang pembuat hukum.
Aturan kehidupan termasuk kurikulum pendidikan islam sangat komprehensif sesuai dengan fitrah manusia. Sehingga mampu menyiapkan setiap individu mengemban peran mulia sebagai orang tua yang menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Tanpa khawatir dengan hal hal yang tidak diinginkan termasuk baby blues.

Seorang ibu atau istri yang telah paham dengan agamanya tentu lebih siap dan mantap ketika menjalani peran barunya, begitupun para ayah atau suami juga tahu betul bagaimana menjalankan  rumah tangga sesuai ajaran Islam. Keluarga dan orang-orang di sekelilingnya juga akan sangat mendukung dan memberikan perhatian karena mereka saling peduli. Semua akan terjadi ketika pemahaman mereka dibalut dengan tsaqofah islam semata. Semua akan berjalan baik karena negara yang akan menjamin setiap individu baik dari segi ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan dan lainnya. 

Peradaban Islam yang mulia ini akan membawa pada perubahan yang gemilang untuk kemaslahatan umat semata, maka persiapkanlah! Wallahu a' lam bisshawab. [My]

Baca juga:

0 Comments: