Headlines
Loading...
Kekerasan Seksual Berulang, Butuh Penataan Ulang

Kekerasan Seksual Berulang, Butuh Penataan Ulang

Oleh. Susi Ummu Musa 
(Ibu Rumah Tangga)

Miris! Inilah yang menggambarkan suasana yang kian mencekam ditengah-tengah kita, pasalnya dulu kita melihat hanya berita yang ditayangkan di televisi, namun kini terjadi di daerah yang kita tinggali. Karena hampir seluruh daerah yang ada di negeri kita ini terdapat kasus yang serupa.

Rasa khawatir dan was-was terus berada dibenak kita sebagai, orang tua, jangan-jangan kita calon korban berikutnya atau saudara, tetangga atau anak kita sendiri?

Kasus-kasus kekerasan seksual yang terus bermunculan ditengah, tengah umat hanya menambah beban bagi rakyat,  bertambah komplit dengan kecemasan untuk menjalani hidup ini. Rasa cemas untuk mengharap rezeki memenuhi kebutuhan sehari- hari saja sudah cukup membuat perih apalagi ditambah kasus ini.

Untuk para orangtua yang memiliki anak baik laki laki atau perempuan sekarang sama saja, karna kasus kekerasan seksual ini tidak pandang jenis kelamin.

Tak jarang kasus ini berujung pada hilangnya nyawa manusia yang dilakukan para pelaku untuk menutupi jejak. Ada juga pelaku yang secara diam diam terus menteror korban dengan ancaman akan dibunuh dan itu terjadi bertahun- tahun.

Yang pada akhirnya banyak anak anak telah kehilangan masa depannya, rusak mentalnya dan hidup berada dalam tekanan batin yang kapan saja bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seperti kasus yang viral di Sulawesi,  pelecehan seksual yang berujung pada hilangnya masa depan memiliki keturunan karna rahimnya harus diangkat. Korban yang berusia 15 tahun ini dilecehkan oleh 11 orang,  diantaranya merupakan pejabat desa dan aparat, kalau sudah begini umat akan percaya dan mencari keamanan dimana?

Polda Sulawesi Tengah telah menahan lima tersangka dari 11 terduga pelaku dan memeriksa sejumlah saksi. Meski demikian hasil penyelidikan belum mengungkap motif para pelaku.

Sementara itu pendamping korban, Salma Masri, mengatakan kondisi kesehatan anak terus memburuk lantaran alat reproduksinya mengalami infeksi akut dan rahimnya terancam diangkat.

Salma Masri bercerita psikis korban anak hingga saat ini masih sangat terguncang. Situasi tersebut diperparah dengan kondisi kesehatannya yang kian memburuk.

Dalam sejumlah rangkaian pemeriksaan ditemukan adanya infeksi akut pada alat reproduksi korban anak sehingga harus dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat rahimnya (BBC News Indonesia.com, 30/05/2023).

Masa Depan Hancur di tangan orang jahat

Berdasarkan catatan KemenPPPA, kasus kekerasan seksual terhadap anak mencapai 9.588 kasus pada 2022. Jumlah itu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni 4.162 kasus (BBC News Indonesia)

"Tidak mungkin ada api kalau tidak ada asap", begitulah yang terjadi pada kasus kasus pelecehan yang lahir dari keadaan yang diwarnai dengan hawa nafsu tak terbendung.

Banyak wanita yang tidak paham untuk menjaga auratnya, dan banyak laki-laki hidung belang yang sering menggoda dan tak punya malu. Tapi peristiwa di zaman ini agak lain, kekerasan seksual masuk di semua kalangan.
Entah itu dari orang biasa, guru, kepala desa bahkan seorang yang ahli ibadah termasuk ustadz. Nauzubillahinmindzalik.

Jadi orang jahat di sistem ini telah mengubah cara pandang kita bahwa rambut sama hitam tapi hati siapa yang tahu. Sulit untuk ditebak dari luar, yang pasti siapa pun orang yang telah melakukan tindakan kekerasan seksual dia adalah orang jahat yang tersesat oleh bujuk rayu setan. Sehingga akalnya tidak bisa lagi untuk mencegah dan berakhir penyesalan yang tiada guna.

Terus Berulang Karena di Sistem yang Batil

Penerapan sistem batil, yaitu demokrasi kapitalisme  yang asasnya sekuler telah mengantarkan umat pada realita kehidupan yang penuh dengan kepahitan dan kegetiran.
Banyak umat yang menjerit mengaku pasrah tidak tahu lagi harus bagaimana. Masa depan yang cerah sangat sulit dibayangkan. 

Yang terjadi hanyalah masalah dan masalah, rakyat dibiarkan berjuang sendiri, melindungi diri sendiri  dan keluarga nya. Padahal negara memiliki pasukan tentaranya dan kepolisian yang menjaga serta menjadi tameng demi keamanan didalamnya.

Lantas apa yang hari ini mereka lakukan jika kasus-kasus seperti kekerasan seksual ini terus terjadi dan bahkan bertambah? Lalu masihkah kita percaya pada sistem demokrasi kapitalisme sekuler saat ini?

Tentu tidak! Kita harus paham bahwa sistem ini batil karna diciptakan oleh manusia yang lemah dan terbatas, suatu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan yang hanya membentuk karakter-karakter manusia menjadi bengis dan sadis yang sudah pasti lahirlah manusia yang tidak punya empati dan harga diri.

Hanya Islam Solusi Terakhir

Melihat paradigma sekuleristik yang kian memprihatinkan ini, tentu tetap ada solusi dari semua permasalahan, masih ada sebagian umat yang sadar dan paham bahwa akar masalah ini tidak lain karena sistem yang telah membingkai di dalam ranah pemerintahan. Sementara 

Kekacauan yang terjadi fitrahnya manusia ingin hidup tenang dan tenteram. 

Sejarah mencatat ada satu peradaban yang pernah memunculkan kegemilangan yang luar biasa. Yaitu Islam. Mengapa pemerintah tidak ingin kembali mencontoh masa kegemilangannya? Terlebih Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim.

Seharusnya umat sadar tentang kondisi ini dan kembali kepada sistem Islam. sistem yang pernah diterapkan secara revolusioner  oleh institusi negara khil4f4h.

Sistem Islam mengatur kehidupan dengan sangat kompleks, baik dari segi pemerintahan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, keamanan dan termasuk tata pergaulan dalam Islam.

Jika penerapan ini benar benar terlaksana secara sempurna maka kedamaian, kesejahteraan, keadilan yang kita impikan dan harapkan ini Akan segera terwujud.

Dan untuk mewujudkan sistem pemerintahan Islam ini maka harus ada upaya maksimal yang dilakukan yaitu dengan dakwah Islam kafah ditengah umat. Wallahu alam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: