surat pembaca
Kelangkaan dan Mahalnya Harga Minyak Goreng pada Sistem Kapitalis
Oleh. Iske
Terkait dengan melonjaknya harga minyak goreng, pemerintah telah memberikan subsidi MinyaKita. Tetapi kini MinyaKita pun menjadi langka dan harganya berada di atas harga eceran yang ditetapkan Kementerian Perdagangan yaitu senilai 14 ribu perliter menjadi 16 ribu perliter.
Penyebab harga MinyaKita naik karena adanya penimbunan yang dilakukan para produsen. Dan ketika ada pun para konsumen harus membeli MinyaKita dengan bersyarat yaitu bundling. Bundling artinya ketika membeli harus juga membeli produk lain. (katadata.co.id, 1 juni 2023).
Inilah sistem kapitalis, di mana segalanya hanya berpatok pada uang. Penguasa sekaligus pengusaha dan pengusaha sekaligus penguasa, keduanya menjadikan pengurusan rakyat sebagai bisnis dan berlomba mengumpulkan cuan sebanyak-banyaknya. Kepentingan rakyat akan terabaikan karena mengejar keuntungan materi semata. Halal haram tidak lagi menjadi standar ketika berbuat atau menentukan kebijakan. Dan tentu saja, pengurusan berbagai urusan rakyat yang salah akan mengakibatkan kerugian bagi rakyat dan menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.
Maka ketika sistem kapitalis diganti dengan sistem Islam, rakyat tidak harus membeli minyak goreng dengan harga mahal bahkan bisa gratis. Juga tidak ada monopoli oleh pihak-pihak produsen yang hanya mementingkan uang saja tanpa perduli pada kesejahteraan rakyat. Dalam sistem Islam semua sumber daya alam dikelola oleh negara. Hasilnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan seluruh rakyat. Tidak boleh sumber daya alam dikelola oleh pihak asing, karena sejatinya pengurus utama segala urusan rakyat adalah penguasa atau negara bukan swasta atau asing yang sarat dengan kepentingan materi untuk menguntungkan dirinya masing-masing.
Wallahu a'lam bish shawab. [my]
0 Comments: