OPINI
Konser Coldplay, Fenomena Hedonisme dan Kesenjangan Ekonomi
Oleh. Najiha Rasyida
Mendadak gempar dengan konser Coldplay di Indonesia, pasalnya mereka baru pertama kali ini akan menggelar konser di Indonesia yang akan digelar pada tanggal 15 November 2023 di Stadion Utama GBK, Jakarta.
Dalam unggahan di media sosial PK Entertainment, harga tiket konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dijual mulai Rp800 ribu sampai Rp11 juta yang menjadi paket dengan harga termahal (cnnindonesia.com, 13/5/2023). Harga tiket tersebut belum termasuk pajak pemerintah 15 persen, convenience fee 5 persen, dan biaya tambahan lainnya.
Walaupun harga tiket sangat mahal namun masyarakat juga sangat antusias untuk mendapatkannya. Segala cara mereka lakukan untuk membeli tiket tersebut, ada yang menjual barang dirumahnya, melakukan pinjaman online, menguras tabungannya, dan lain-lain. Mereka rela melakukan hal tersebut karena khawatir melewatkan euforia Coldplay, ada pula yang menganggap nonton Coldplay sebagai penghargaan untuk dirinya sendiri yang sudah bekerja keras.
Pada dasarnya mereka rela melakukan apa saja hanya untuk kesenangan. Tidak peduli pinjaman yang dilakukan mengandung riba atau tidak, dalam konser nanti akan bercampur baur laki-laki dan perempuan dan rawan pelecehan, jam konser melewatkan waktu salat atau tidak, ataukah menyianyiakan harta dan waktu yang tidak diridai Allah Taala, dan ada kabar bahwa band tersebut mendukung LGBT sedangkan Allah Taala melaknatnya.
Ini adalah fenomena hedonisme dimana umat hari ini menuhankan kesenangan, berfoya-foya hanya untuk hiburan sesaat hingga lupa tujuan hidup mereka, lupa bahwa mereka hamba Allah Taala, bukan hamba hawa nafsu. Namun inilah kehidupan dalam sistem kapitalisme. Kegiatan hura-hura yang dianggap wajar bahkan difasilitasi negara.
Negara berdalih, konser Coldplay akan menguntungkan UMKM namun sejatinya yang mendapat keuntungan besar adalah para pengusaha besar seperti pebisnis dalam bidang perbankan, transportasi, perhotelan, penyelenggara konser dan rakyat kecil hanya kecipratan sebagian kecil keuntungan.
Tak sadarkah kita sebagai korban kapitalis? Kita bekerja keras pada perusahaan besar yang penuh dengan tekanan dan tuntutan, kemudian kita terseret arus hedonisme yang menjadikan kita pemuja kesenangan dunia sehingga gaji yang didapat akan pergunakan untuk bersenang-senang melepas penat setelah bekerja, belanja, nonton konser, melancong. Tanpa disadari gaji hasil jerih payah bermuara lagi pada kapitalis. Konser Coldplay dan semacamnya hanyalah hura-hura sesaat, setelah itu kita akan kembali pada realita yang pahit.
Konser Coldplay ini akan mempertontonkan kesenjangan ekonomi. Jika tiket yang paling murah saja 800 ribu bagi si kaya itu sangat ringan namun bagi si miskin menjadi sangat berat karena untuk makan saja sulit.
Namun entah dimana empati para penyelenggara dan penguasa yang memberi izin. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2022 sebesar 26,36 juta orang, meningkat 0,20 juta orang terhadap Maret 2022 (bps.go.id, 16/1/2023).
Jika negara peduli pada rakyat miskin dan serius pada program pengentasan kemiskinan pastilah program yang dilakukan adalah memberi sembako, memberi tempat tinggal yang layak dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat miskin. Serta menstabilkan harga bahan pokok agar terjangkau oleh rakyat. Tidak memberikan hiburan yang semu.
Berbeda halnya jika Islam yang mengatur kehidupan dan bernegara. Negara akan memenuhi kebutuhan pokok rakyat mulai dari sandang, pangan dan papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Sehingga kesejahteraan rakyat terjamin secara merata.
Islam juga melarang bersukacita di atas penderitaan orang lain karena umat muslim itu bersaudara. Ketika ada umat yang kesulitan hidup dan miskin, selayaknya umat muslim yang lain memberikan bantuan.
Allah Taala berfirman dalam QS Al-Hujurat: 10, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
Adapun Rasulullah saw. bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi adalah bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan demam.”
Tujuan utama umat muslim hidup adalah mendapat rida Allah Taala. Berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapat rida Allah Taala agar bisa masuk surga. Membelanjakan harta untuk yang halal dan tidak berfoya-foya apalagi membelanjakan untuk sesuatu yang haram. Kehidupan semacam itu hanya bisa terwujud jika kita menerapkan Islam secara kafah. Wallahualam bishawab. [Ys]
0 Comments: