Oleh. Aulia Rahmah
Berpuluh-puluh tahun Nabi Ibrahim berdakwah di negeri Babilonia yang penduduknya menyembah patung. Dalam dakwahnya, Nabi Ibrahim hanya mendapat beberapa pengikut saja, termasuk Sarah dan Luth. Untuk menguatkan dakwahnya, Nabi Ibrahim menikah dengan Sarah. Sarah istri setia, salihah dan juga cantik. Dia selalu mendukung dan memotivasi agar Nabi Ibrahim istikamah. Walau sampai dibakar oleh Raja Namrudz, Nabi Ibrahim tetap kukuh dengan dakwahnya. Nabi Ibrahim lalu hijrah ke Harrah, di sinilah terjadi peristiwa yang mengesankan.
Sudah menjadi fitrah bagi setiap keluarga akan hadirnya buah hati di tengah-tengah mereka. Apalagi bagi keluarga Nabi Ibrahim yang mengemban misi tauhid. Keluarga Nabi Ibrahim berharap hadirnya anak dapat meneruskan perjuangan dakwahnya. Namun, hingga usia tua, Sarah tak jua hamil. Nabi Ibrahim tak berputus asa, beliau tetap berbuat baik, istikamah berdakwah dan senantiasa berdoa, dengan doanya yang diabadikan Allah dalam Al-Qur'an, "Ya Allah, karuniakanlah kepadaku anak yang saleh".
Pada suatu hari, rumah Nabi Ibrahim didatangi oleh tiga orang laki-laki. Nabi Ibrahim meminta kepada Sarah untuk membuat jamuan makanan. Sarah segera memasak sapi panggang lalu dihidangkan untuk tamunya. Setelah dihidangkan, ketiga tamunya ini tak menyentuh makanannya. Nabi Ibrahim heran dan ketakutan, namun ketiganya segera memberitahu, bahwa mereka adalah malaikat yang diutus Allah untuk memberi kabar gembira kepada keluarga Nabi Ibrahim. Malaikat Mikhail mengatakan bahwa Sarah akan melahirkan seorang bayi laki-laki yang saleh, yaitu Ishak. Dia dan keturunannya akan menjadi Nabi utusan Allah Swt. Berita ini membuat Sarah tersenyum. Hadirnya anak keturunan yang saleh membuat Nabi Ibrahim bahagia. [My]
0 Comments: