Headlines
Loading...
Oleh. Nirwana Sadili

Pengalaman pertama saya mengikuti ODOJ plus di SSCQ adalah di challenge ke-19. Saat itu saya sangat sedih karena gagal khatam padahal saya memilih kelas A yang target tilawahnya hanya setengah juz per hari. Parahnya lagi, challenge selanjutnya gagal lagi. 

Ya Allah, apa yang terjadi pada diri hamba? Membaca ayat-ayat-Mu kok begitu berat. Lalu saya teringat perkataan Syeikh Utsaimin rahimahullah, 

Jika kamu berpaling dari sebagian (tuntunan) agama Allah, atau kamu melihat dirimu berpaling dari kitabullah azza  wajalla,  baik berpaling dari membaca hurufnya, atau membaca dengan perenungan, atau membaca dengan pengamalan. Maka harusnya kamu mengobati dirimu, dan ingatlah bahwa sebab berpalingmu ini adalah kemaksiatan-kemaksitan (yang kamu lakukan).”

Saya tersadar bahwa bisa jadi karena banyaknya maksiat yang saya lakukan hingga terasa berat membaca Al-Qur’an. Setelah mengalami dua kali kegagalan, saya bertekad di challenge berikutnya harus khatam tilawah plus terjemahnya. Malu pada diri sendiri, setengah juz saja, saya tidak khatam. 

Setelah itu, yang saya lakukan adalah membaca kembali ayat-ayat atau hadis keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur’an, juga celaan bagi orang yang malas membaca Al-Quran. Ada sebuah hadis dari Rasulullah saw., 

“Orang yang dalam hatinya tidak ada Al-Qur’an sedikit pun, bagai rumah yang akan roboh.” (HR. at-Tirmidzi)

Setelah melakukan langkah itu, alhamdulillah bisa menyemangati diri kembali untuk rajin membaca Al-Qur’an. 

Selain itu keberadaanku di tengah sahabat-sahabat yang ada di SSCQ menjadi penyemangat terutama ketua kelas, yang selalu mengingatkan untuk menjalankan komitmen yang telah dibuat saat dimulai challenge.

Akhirnya, alhamdulillah di challenge ketiga saya bisa khatam lima belas juz (karena memilih kelas A). SSCQ menjadikan anggotanya terbiasa untuk tilawah Al-Qur’an. Saya sangat bersyukur berada di komunitas ini, karena banyak sekali kebaikan-kebaikan yang didapatkan.  

Tilawah Al-Qur’an bukan sesuatu yang mudah dilakukan, banyak tantangan seperti rasa kantuk, kesibukan dengan aktivitas lain baik di kantor maupun di rumah. Tilawah memang harus dipaksakan. Sesibuk apapun atau secapek apapun harus dilawan.

Alhamdulilllah sangat beruntung berada di SSCQ. Ada banyak sahabat surga yang tidak pelit membagikan tips-tipsnya dalam megkhatamkan Al-Qur’an plus terjemah. Ada yang tilawah dua lembar setiap habis salat, ada yang tilawah antara Magrib dan Isya, ada yang tilawah setiap sebelum tidur malam, ada yang sebelum salat Subuh, dan ada yang setelah salat Duha, bahkan di sela-sela waktu saat berada di tempat kerja. Semua itu bisa menjadi inspirasi untuk kita lakukan, tergantung kondisi masing-masing. 

Tidak ada kata yang terucap kecuali doa yang tulus kepada Allah Swt., kepada sahabat-sahabat di SSCQ khususnya Bunda Lilik Yani yang memprakarsai terbentuknya SSCQ. Ucapan penghormatan kami "Jazakunnallahu khairan" atas segala kebaikannya untuk mengajak kami semua untuk selalu dekat dengan kitabullah, meski kita tidak pernah bertemu muka. Karena kata-kata itu sangat dianjurkan diucapkan kepada orang yang telah berbuat kebaikan kepada kita, karena merupakan doa, sebagaimana riwayat at-Tirmidzi dari Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda, 

Barang siapa diberi suatu kebaikan, kemudian ia mengucapkan kepada pelakunya, jazakallah khairan (artinya semoga Allah membalasmu dengan kebaikan) maka dia telah cukup dalam memberi pujian.”

Sebagian ulama salaf mengatakan “jika tangan kamu tidak dapat membalas kebaikan orang lain, maka hendaklah lisanmu dapat sering bersyukur dan berdoa untuknya."

Semoga kita bersahabat tidak hanya di dunia tetapi juga sampai jannah. Aamiin allaahumma aamiin. [my]

Magetan, 17 Juli 2023

Baca juga:

0 Comments: