Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Tahun baru Islam ditandai dengan bergantinya bulan Dzulhijjah ke bulan Muharram. Umat Islam berharap bahwa dengan bergantinya tahun Hijriyah ini dapat membuat kehidupan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi yang terpenting bagi umat Islam ialah dapat meneladani hijrah Rasulullah saw. dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah.

Hidup itu harus berubah 

Hijrah itu pasti akan berubah. Dan perubahan itu niscaya. Dan tahukah sahabat bahwa perubahan yang paling kuat itu adalah keimanan?

Permasalahan besar dan utama kita di kehidupan hari ini adalah bahwa kita ada di sebuah kehidupan yang jauh dari aturan Allah, jauh dari keberkahan hidup. Allah Swt. berfirman dalam QS Thaha: 124, bahwa Allah akan beri penghidupan yang sempit jika berpaling dari peringatan-Nya. Na'udzubillah.

Maka, menyikapi berbagai problematik hidup, umat Islam harus bangkit untuk mengubah keadaan. Akan tetapi, sebelum bergerak, umat harus paham dulu bahwa bangkit untuk mengubah keadaan adalah aktivitas ibadah. Untuk itu, penting memperhatikan tata cara melakukan perubahan sesuai Al-Qur’an dan Hadis. Dalam Kitab An-Nahdhah, kebangkitan umat Islam menurut istilah hadis adalah berubahnya umat Islam dari suatu keadaan menjadi keadaan yang terbaik (khairu ummah). Sebagaimana dalam QS. Ali Imran: 110.

Bangkit untuk Mengubah Keadaan

Hijrah Rasulullah saw. beserta para sahabatnya menjadi pelajaran berharga bagi keluarga muslim. Perjalanan yang penuh risiko telah mereka lalui sampai nyawa menjadi taruhannya. Tidak sedikit pengorbanan yang mereka curahkan.
Dari kesabaran dan komitmen mereka untuk berhijrah di jalan Allah tidak diragukan lagi.

Sejatinya, amal hijrah merupakan ujian kehidupan dan sabar adalah kuncinya. Bersabar dalam memproses diri bersama umat melakukan perubahan dan meninggalkan sikap jahiliah, pergi menuju kehidupan yang Allah ridai dan penuh keberkahan adalah hal yang utama. Itulah  mengapa orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Nya, yang berperang dan yang dibunuh, Allah akan hapuskan kesalahan-kesalahannya dan Allah masukkan mereka ke dalam surga sebagai pahala di sisi Allah.

Umat Harus Bangkit

Menyikapi berbagai permasalahan dan keterpurukan umat Islam saat ini, ada pelajaran dari hijrah Rasulullah saw., yakni umat tidak boleh diam dan harus mengubahnya serta membangkitkan umat dalam skala keumatan, bukan sekadar skala individual belaka.

Sejatinya, bangkit untuk mengubah keadaan adalah aktivitas ibadah. Oleh karenanya, harus sesuai dengan ajaran Islam, yakni sesuai dengan metode perubahan yang dicontohkan baginda Nabi Muhammad saw., yaitu beliau mengubah masyarakat kufur menjadi masyarakat Islam. 

Hijrah Baginda Nabi telah menjadi peristiwa besar dalam sejarah umat Islam. Sebab, setelah hijrah hukum Islam dapat ditegakkan secara menyeluruh mulai dari hukum agama,masalah sosial, ekonomi ,hingga masalah pemerintahan. Dakwah Islam pun menyebar ke seluruh penjuru dunia. Inilah yang seharusnya menjadi refleksi hijrah umat Islam hari ini. Sebab, kondisi kita hari ini bila dibandingkan tak jauh berbeda dengan kondisi saat Rasulullah saw. dan para sahabat berada di Makkah. Di mana keadaan jahiliyah melanda setiap aspek kehidupan. Saat ini pun umat Islam masih terbelit berbagai permasalahan akibat penerapan sistem kapitalis neoliberal yang berasaskan sekularisme yakni pemisahan agama dari kehidupan.

Maka, muhasabah tahun baru hijrah di tahun ini, hendaknya tidak dijadikan rutinitas seremonial belaka, melainkan menjadikan bulan Muharram untuk meneladani momentum hijrah Rasulullah saw. yakni sebagai tonggak kelahiran umat Islam yang memiliki negara. Dan sejatinya, perubahan dari Makkah ke Madinah itu mencontohkan bahwa Baginda Nabi pun mengajak kita untuk berubah ke keadaan yang lebih baik. Dan kita harus yakini bahwa yang mendorong perubahan tersebut adalah keimanan. Keimanan itulah faktor yang paling kuat mendorong seseorang untuk berubah.

Oleh karenanya, hijrah yang dilakukan oleh baginda Nabi saw., sejatinya bukan sekedar berpindah tempat dari Makkah ke Madinah, akan tetapi mengubah cara hidup kaum muslim dengan menerapkan Islam Kaffah di tengah-tengah masyarakat Madinah. Hijrah terjadi karena adanya kesadaran kaum muslim di Makkah tentang perlunya perubahan dari keadaan yang sedang eksis yaitu kehidupan jahiliyah di Makkah ke kehidupan baru yang ingin diwujudkan yaitu negara yang menerapkan Islam Kaffah.

Untuk itu, pentingnya berhijrah adalah untuk meninggalkan yang Allah larang, bukan sebaliknya. Sebab, mengerjakan yang Allah perintahkan itu lebih ringan daripada meninggalkan yang Allah larang.

Maka, yang berat itu sejatinya adalah meninggalkan yang Allah larang. Dan apa yang Allah larang itu berat bagi umat Muhammad hari ini. Meninggalkan yang Allah larang itulah sesungguhnya hijrah. Jadi hijrah itu bukan sekedar mengerjakan perintah Allah. Contohnya saja, banyak yang sudah berkerudung. Tapi, berapa banyak muslimah yang sudah berhijab berani melawan, berani menunjuk-nunjuk suaminya, berani menentang suaminya. Na'udzubillah. Bukankah itu perintah? Bukankah itu larangan? Lebih berat mana? 

Bukankah nabi kita melarang seorang wanita muslimah keluar rumah tanpa izin suaminya? Padahal kata nabi, saat menasehati seorang istri, Rasulullah saw. bertanya, 'Apakah kamu punya suami? Wanita itu menjawab: "Ya". Rasulullah SAW berkata: "Perhatikan dimana posisimu terhadap suami. Sebab pada suami itu ada surgamu dan nerakamu." (HR Ahmad).
 
Jadi hijrah hari ini sudah menjadi tren lifestyle perubahan. Menjadi lebih baik. Kalau kata ustadz Fatih Karim harus didalamin lagi. Karena hijrah yang kokoh itu dimulai dari prinsip iman. Perubahan itu akan sangat mengakar dan kuat menghujam seperti gunung. Kalau pondasinya kuat. Pondasi itulah iman. Amanu billahi, walyaumil akhiri, walqodho minallahi ta'ala, khairan wasyarron minallahi ta'ala. 

Jadi, buat kalian yang mau hijrah, kuatkan dulu pondasinya. Sebab, hijrah butuh kekuatan akar. Dan seutama-utama hijrah adalah engkau meninggalkan apa yang dibenci Rabb-Mu azza wa Jalla. (As-Shahihah no. 1544)

Maka dari itu, untuk hijrah yang sempurna kita harus paham betul makna hijrah yang sesungguhnya. Semangat untuk hijrah, semangat untuk ngaji menuntut ilmu supaya kita bisa berhijrah yang benar.

Wallahu'alam bisshowab. [my]

Baca juga:

0 Comments: