motivasi
Pertemuan Tak Sengaja Membuatku Jatuh Cinta
Oleh. Ummu Irul
Kala itu aku sedang sedang gundah gulana dilanda perkara merangkai aksara oleh sang 'siswa' kala itu. Aku mencoba menghubungi Sang Master tulisan yang kukenal itu tinggal di tetangga kota. Sebenarnya beliau telah kukenal sejak puluhan tahun yang lalu. Namun karena kesibukan masing-masing, kami tidak saling sapa, baik di darat maupun di dunia maya. Beliau adalah Mak Ayu nama penanya, dan Ustdzh Rahayu namanya/Ustdzah Ayu kami memanggilnya.
Aku sapa beliau kala itu, tentu saja lewat online/wa. Tak dinyana, di tengah-tengah kesibukannya yang berjubel, Ustdzah Ayu segera merespon chat-ku. Masyaa Allah, aku suka sekali.
Aku awali dengan permintaan pertolongan terkait dengan belajar menulis online. "Mbok njenengan bikin grup menulis di WA, biar para penulis pemula bisa belajar. Ini lho pelajarku ingin belajar dari nol. Tapi tidak mau yang berat-berat. Artinya yang dikejar-kejar tugas," begitu celotehku waktu itu. Ustdzh Ayu kemudian mengusulkan, " njenengan saja yang mengajari." Spontan saya jawab, "Saya tidak bisa, teorinya."
"Kalau begitu, gabung saja dengan ODOJ mbak," begitu tawaran Ustdzh Ayu. "ODOJ?" tanyaku. "Apa itu ODOJ?" Beliau menjawab, "ODOJ itu One Day One Juz mbak, programnya SSCQ. Saya daftarkan ya, biar dimasukkan grup teras ya." Aku tanya lagi "Kalau SSCQ, singkatan apa itu Ustadzah?" Ustadzah Ayu menerangkan dengan sabar, " SSCQ itu singkatan dari Sahabat Surga Cinta Qur'an." Bagus namanya, menarik sepertinya," bisikan hatiku. Namun di lubuk hatiku yang paling mendalam, aku masih dilanda rasa penasaran dan kebingungan juga. "Orang mau belajar menulis, malah ditawari masuk grup ODOJ, tapi sebelumnya masuk dulu di grup teras. Apalagi ini, macam mau masuk rumah saja, ada terasnya segala," batinku. Nyambungnya di mana coba?" Setelah berdiskusi agak lama, bahkan sempat sudah ganti hari waktu itu, akhirnya aku setujui penawaran beliau. Tentu saja masih diliputi kebingungan dan rasa penasaran yang akut, kala itu. Antara penasaran dan kebingungan agak tipis ya bedanya.
Selanjutnya, aku dihubungi bunda Iha Sholihah, yang menyapa dengan ramahnya. Sesuai namanya, Sholihah. Beliau merangkulku dengan penuh kasih sayang. Seperti ibu yang menggapai anaknya yang sedang dilanda kegalauan. Beliau figur ibu penyabar dan penyayang, beberapa ciri wanita sholihah.
Singkat cerita, aku sampai di bagian dari grup yang dinaungi SSCQ, besutan Bunda Lilik Yani, yang waktu itu tentu saja aku belum ngeh, sama sekali. Tatkala aku masuk grup Teras, yakni sebuah grup yang paling 'ngarep' (awal) sebelum masuk grup ke kelas setengah juz atau satu juz perhari ditambah terjemah.
Bunda Iha menanyaiku secara pribadi, "Mbak Utami pengin 1/2 juz atau 1 juz perhari ditambah terjemah?"
Mengingat baru pertama kali ini membaca Qur'an harus disertai terjemah, maka aku menjawab, " 1/2 juz perhari plus terjemah Ustdh." Bismillah bisikku dalam hati.
Tatkala kesepakatan telah dicapai, aku digabungkan dengan saudari-saudari seiman yang memilih tilawah 1/2 juz perhari plus terjemah. Mereka berasal dari berbagai daerah yang ada di negeri ini. Dari Sabang hingga Merauke. Masyaa Allah, aku minder dengan tulisan para anggota di grup A tersebut. Hal itu aku ketahui tatkala membaca laporan harian para peserta. Sepertinya mereka sudah sangat lihai dalam merangkai kata. Pintar memilah dan memilih kata, hingga enak dicerna dan dirasa. Sudah kayak masakan saja, delicious.
Terlebih, tatkala kami disuguhi menu yang asing (bagiku) saudari-saudariku itu sepertinya sudah sangat familiar/ akrab sekali. Dalam waktu yang sangat singkat mereka segera action, menjalankan apa yang diinstruksikan. Padahal, perintahnya itu berderet-deret, sudah kayak 'sepur' itu, panjang banget.
Wow. Masyaa Allah, pokoknya rasanya, bergabung dengan para master, sementara aku? Ibarat bayi yang baru bisa merangkak.
Meski demikian, aku nikmati kesibukanku di tengah-tengah amanah darat yang harus pula ditunaikan untuk menjalani tilawah 1/2 juz + terjemah dengan penuh semangat. Sehingga melupakan pencarianku sebenarnya, yaitu mencari mentor untuk menulis pemula.
Hingga akhirnya aku menyimpulkan sendiri, terkait dengan pencarianku dalam tulis menulis. Bahwa di ODOJ ini aku bisa latihan sendiri menulis, lewat laporan harian, atau menulis Komitmen awal, Pesan Kesan Awal mengikuti ODOJ, Evaluasi & Komitmen Baru dan sebagainya. OK lah tak mengapa, aku mulai menyukai ritme ini. Aku mulai rindu jika tidak membaca ayat-ayat cinta-Nya, dan memberikan laporan. Dan sepertinya aku sudah jatuh cinta pada ODOJ. Buktinya aku beban tatkala belum tuntas target hari itu, aku rindu untuk bisa segera membereskannya, pengin segera jumpa Qur'an dan membacanya. Jika keburu tepar karena kelelahan, larut malam bangun, segera mengejar deadline, meski kadang terlewat. Wuih...Memang amazing ODOJ besutan bunda Lilik ini.
Yang tak kalah surprise-nya hari itu, tatkala aku bertemu dengan program plus plusnya ODOJ. Ternyata eh ternyata, ini to yang dimaksud Ustadzah Ayu kala itu. Apa itu? Kelas Literasi. Wow. Ini jawabannya!
Waktu Ustadzah Ayu nawarin gabung dengan ODOJ kala itu! Ini kutemukan sambungannya, antara masalah dan solusi.
Masyaa Allah ternyata harus sabar menanti sister. Coba tebak, bagaimana rasanya, mencari sesuatu dalam waktu yang lama tidak berjumpa, kemudian dalam satu waktu ketemu dengan yang dicari itu? Amazing! Surprise! Bahagia tak terkira! Hingga akhirnya, aku jatuh cinta, 'sekonyong koder' dengan SSCQ ( Sahabat Surga Cinta Qur'an).
Alhamdulillah hingga hari ini, kurang lebih setahun aku bersamanya, SSCQ. Semakin lama berteman semakin nempel aku rasanya. Semoga istiqomah dalam dekapannya, 'kompor super panas', dalam kebaikan. Semoga di komunitas ini, di komunitas pecinta Qur'an, Sahabat Surga Cinta Qur'an, persahabatan yang dijalin di atasnya karena Allah. Menjadi bekal hingga jannah. Aamiin. Allahu Akbar!
Wallahu A'lam bish Showwab. [Rn]
0 Comments: