Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Affaf

Platform perdagangan asing di sebut semakin berambisi untuk menguasai pasar Indonesia. Salah satunya TIK Tok yang berencana menanamkan modal dalam 5 tahun mendatang sebanyak Rp 148 triliun. Di kabarkan pula, TikTok dari sisi lain sedang mengembangkan project S, yang merupakan sebuah langkah untuk mengoleksi data produk yang laris manis di suatu negara, yang kemudian barang tersebut akan di produksi sendiri di Tiongkok dan sebelumnya sudah di mulai di Inggris. Dengan meluncurkan fitur belanja bernama Trendy Beat yang menjual barang-barang yang terbukti populer di platformnya, (medcom.id, Jakarta 10 Juli 2023).

Direktur Eksekutif ICT Institute sekaligus pengamat teknologi Heru Sutadi mengatakan, project TikTok akan mengancam keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Yang kita takutkan, produk-produk luar negeri dengan mudah masuk dan dijual di Indonesia. Ini tentu akan berdampak negatif bagi UMKM, ini yang harus di perhatikan jika pasar Indonesia di serbu barang import, justru yang maju adalah negara tempat barang itu di produksi, sementara Indonesia hanya menjadi pasar dari berbagai produk asing tersebut.

Masalah di TikTok menunjukkan belum adanya peraturan dan pengawasan dari pemerintah terkait jual beli menggunakan platform media sosial atau social commerce untuk pasar Asia Tenggara, Gross Merchandise Value (GMV) TikTok shop membuat USD 4,4 miliar di 2022. Kalau di biarkan social commerce menjadi fasilitas bagi masuknya barang impor, dan akan beresiko bagi pelaku usaha lokal yang banyak gulung tikar. Kalaupun dalih membantu UMKM, tetap perlu di pertanyakan, apakah UMKM sebagai produsen atau hanya distributor yang akan di bantu.

Sistem kapitalisme memiliki metode penjajahan dalam menjaga dan menyebarluaskan ideologinya. Metode penjajahan ini membuat negara-negara kapitalisme barat sebagai negara penjajah dan negara lainnya yang sebagian besar adalah negeri Muslim berada dalam posisi jajahan. Negara kapitalisme ingin melanggengkan penjajahan dengan berusaha agar negara lain terus memiliki ketergantungan kepada mereka. Bentuk penjajahan saat ini di lakukan di antaranya melalui ekonomi. Penjajahan di lakukan melalui hegemoni dengan eksploitasi ekonomi terhadap negara lain, sehingga tidak memiliki kemandirian ekonomi.

Sistem ekonomi dalam Islam, selain bergerak di sektor riil yang non ribawi juga tidak akan membiarkan perekonomian Islam dibawah hegemoni negara asing. Justru sebaliknya perekonomian Islam yang stabil mampu menjadikan rakyatnya sejahtera, serta negara Islam tidak akan bergantung kepada sistem perekonomian negara kafir dan sistem pasar dunianya. Sehingga perekonomian Islam mampu mengungguli sistem perekonomian sistem negara lain yang rapuh disebabkan sistem monopolinya dan juga menitik beratkan perekonomiannya di sektor non riil yang ribawi.

Oleh karena itu, kemandirian ekonomi akan terwujud dengan meninggalkan sistem perekonomian kapitalisme. Dan kembali menerapkan sistem perekonomian Islam. Tapi tentu saja tidak bisa dengan hanya menerapkan sistem perekonomian Islam saja. Melainkan perekonomian Islam harus ditunjang dengan penerapan sistem Islam di semua sektor kehidupan, yaitu di sektor ipoleksosbudhankamrata. Artinya harus mengganti secara totalitas semua sistem kehidupan diluar Islam dengan sistem Islam yang berasal dari Pencipta semua makhluk yaitu Allah SWT. 

Wallahu a'lam bish shawwab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: