Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Syifa 

Peristiwa tawuran sering terjadi di berbagai daerah, yang melibatkan antar pelajar dari berbagai sekolah. Tidak sedikit dari mereka saling serang dengan menggunakan senjata tajam. Hingga dari peristiwa tersebut banyak yang menjadi korban bahkan meninggal dunia. Seperti tawuran di Ciasem jalur pantura, Subang, yang menewaskan satu pelajar pada kamis 15 Juni, (iNewsSubang.com, Jum'at 16 Juni 2023). Juga 2 hari sebelumnya aksi tawuran pelajar menewaskan 1 orang siswa SMK Pasir Ranji Cikarang Pusat, (viva.co.id, Rabu 14 Juni 2023). 

Aksi mereka ini menggambarkan bukan hal yang baru di negeri ini, tetapi seperti sudah biasa karena seringnya peristiwa serupa terjadi. Generasi muda khususnya para pelajar, sering melampiaskan amarahnya dengan cara yang salah. Banyak alasan mereka melakukan tawuran di antaranya masalah asmara, merasa harga diri terinjak, solidaritas pertemanan, balas dendam, saling ejek atau bullying baik di kehidupan nyata ataupun media sosial, bahkan ada pula yang ingin tren di sosial media, seolah dengan tawuran itu mereka bisa menjadi terkenal dan di kenal luas.

Padahal tawuran adalah perbuatan yang tercela bahkan terkategori kriminalitas karena didalamnya ada tindakan kekerasan fisik yang membayakan baik dirinya maupun orang lain, hingga berpotensi pada hilangnya nyawa. Siapapun yang melakukannya apalagi di lakukan oleh para pelajar, tentu aksi mereka ini bisa mencoreng nama baìk orangtua juga sekolah. Dan tawuran antar pelajar ini cermin bobroknya sistem pendidikan di negeri ini. Karena sejatinya, sekolah itu harusnya bisa menghasilkan para pelajar yang baik dan cerdas serta menjadikan generasi masa depan yang cemerlang. Yang bisa membela dan mrmbanggakan agama dan negaranya. Generasi masa depan yang akan mengubah sistem yang rusak kepada sistem Islam, dengan kecerdasan dan ketakwaan mereka. Bukan generasi yang miskin prestasi, rapuh, urakan, emosional, bebas dan brutal seperti sekarang.

Sering terjadinya tawuran adalah salah satu buah dari diterapkannya sistem yang salah, yang hasilnya tentu saja salah, rusak dan merusak. Sistem ini tiada lain adalah sistem kapitalis sekuler liberal. Dimana agama tidak boleh mencampuri urusan kehidupan dan kebebasan yang dijunjung tinggi. Baik itu kebebasan beragama, berperilaku, berpendapat maupun berkepemilikan. Selain itu kita bisa melihat pakta bahwa para pelajar sekarang tidak sedikit yang nongkrong itu dengan membawa senjata tajam. Hingga mereka seolah siap kapanpun tawuran, dan setiap terjadinya tawuran, para pelaku tidak memperlihatkan adanya rasa takut. Ini disebabkan karena aturan yang di terapkan bukan aturan Allah, tetapi aturan yang di buat manusia. 

Maka siapapun pelaku tawuran begitu juga dengan kejahatan yang lainnya, dengan aturan buatan manusia ini tidak akan menimbulkan efek jera bagi para pelakunya. Apalagi di saat ini, kurikulum pendidikan selalu berubah dan harus mengikuti arahan penguasa yang menjalankan sistem kapitalis sekuler liberal. Maka hasilnya para generasi semakin sekuler, semakin liberal dan moralnya pun semakin rusak. Karena pondasi yang harusnya di terapkan dalam pendidikan yaitu agama Islam justru di hilangkan.

Padahal Islam menjadikan agama sebagai landasan dalam seluruh sendi kehidupan. Baik berpolitik, berekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Dan bukan hanya masalah tawuran saja yang akan dituntaskan di dalam Islam, tapi juga seluruh kesemrawutan hidup dan berbagai kejahatan mampu diselesaikan. Dimana sangsi yang diterapkan sangat efektif menimbulkan efek jera serta mencegah hal serupa terjadi kembali. Bahkan istimewanya sistem sangsi dalam Islam mampu menjadi penebus dosa bagi para pelakunya.

Kesemrawutan dan kesengsaraan hidup sekarang ini adalah akibat dari dijauhkannya agama yang harusnya menjadi pondasi utama. Lebih parah lagi sekarang sudah di fahamkan kepada para anak didik sejak dini, hingga tertanam dibenak mereka bahwa semua agama benar, tentu ini sangat berbahaya bagi generasi masa depan. Maka jika kita ingin hidup sejahtera dan generasi kita terselamatkan, kita harus kembali menjadikan Islam sebagai satu-satunya aturan hidup yang diterapkan. Saat ini kita butuh peran penting dari orang tua, masyarakat, dan negara yang bersandar kepada Islam. Dan kebutuhan kita terhadap sistem yang bisa menjaga generasi masa depan umat adalah hal yang urgent yang tidak bisa ditawar dan ditunda lagi. Yaitu penerapan sistem Islam kaffah, dalam bingkai Daulah Kh!l4f4h 'Ala Minhajjin Nubuwwah, karena hanya Islam yang bisa menyelesaikan semua problematika umat termasuk tawuran.

Wallahu a'lam bish shawwab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: