Headlines
Loading...
Oleh. Iske

Terungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), baru-baru ini yang menjadi korban adalah mahasiswa dengan iming-iming magang di Jepang. Namun pada kenyataannya para mahasiswa itu dipekerjakan seperti buruh yakni bekerja selama 14 jam. 7 hari tanpa libur dan tidak diberikan izin untuk melaksanakan ibadah (liputan6.com, 28 Juni 2023).

Lalu kenapa ini bisa terjadi?
Jelas-jelas magang itu sangat berbeda dengan bekerja. Tentu saja ini disebabkan karena sistem yang dianut sekarang. Yakni sistem hidup sekuler yang memisahkan kehidupan dari Islam. Maka lahirlah berbagai aturan hidup yang sekuler pula. Sistem pendidikan pun menjadi sekuler, di mana orientasi pendidikan bukan lagi mencetak generasi yang intelek dan bertakwa. Melainkan jauh bergeser menjadi ajang bisnis, di mana uang berkuasa menentukan corak dan hasil pendidikan.  

Pada sistem sekuler liberal ini, semua berpangku kepada materi saja. Salah satunya uang menjadi penguasa dan standar untuk kelancaran berbagai urusan rakyat, sekalipun berkaitan dengan keselamatan nyawa. Begitu pun uang menjadi target yang harus di kejar tanpa memperdulikan halal dan haram. Maka tak heran, mereka menjadikan magang ini sebagai alat untuk menghasilkan keuntungan bagi segelintir orang dan merugikan pihak lain.

Untuk perubahan yang mendasar dan menyeluruh untuk berbagai problematika hidup khususnya kasus TPPO ini, tiada lain adalah dengan mengganti sistem sekuler ini dengan Islam. Negara di dalam Islam akan menjamin pemenuhan kebutuhan hidup rakyat serta menyediakan, memfasilitasi segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan rakyat. Begitu pun ketika rakyatnya mendapat masalah baik di dalam maupun di luar negeri, pemimpin atau para penguasa dalam sistem negara Islam akan terdepan menjadi pengurus dan pelindung rakyatnya.

Maka hanya dengan menerapkan sistem Islam secara menyeluruh sajalah satu-satunya solusi tuntas bagi segala permasalahan umat. Yang sudah barang tentu akan bisa mengurus, melindungi, dan menyejahterakan rakyat.

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: