Headlines
Loading...
Oleh. Ika Kartika Sari

Anak adalah permata hidup yang berharga. Sudah selayaknya mereka mendapat perhatian penuh dari keluarga, masyarakat dan negara. Untuk menunjukkan perhatian terhadap anak digelarlah perayaan di setiap tahunnya. Jika diperhatikan, perayaan hari anak ini hanya sekedar selebrasi atau tak lebih dari serangkaian acara saja.

Dalam momen perayaan tahun ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), memberikan penghargaan pada kota di masing-masing kategori. Penghargaan yang diberikan kali ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Ini digelar untuk mengapresiasi segala kesuksesan dan keseriusan para gubernur, bupati dan walikota serta jajarannya yang telah berupaya menghadirkan wilayah aman bagi anak.

Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati berdialog dengan para peserta dalam puncak peringatan hari anak nasional 2023 di Semarang Jawa Tengah. Peringatan kali ini mengusung tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju” dan diikuti 664 anak dari seluruh Indonesia. Peringatan tersebut dipusatkan di kota Semarang.

Peringatan sebelumnya,  juga digelar dengan meriah. Tapi apakah benar anak-anak telah terlindungi, atau justru sebaliknya nasib anak makin memprihatinkan?

Fakta saat ini memperlihatkan bahwa masih banyak hak-hak anak yang terampas. Pendidikan yang belum menjangkau seluruh anak, kesehatan anak belum memadai, demikian pula pola asuh serta interaksi yang tak layak anak sering terjadi. 

Masalah stunting pada anak dari tahun ke tahun tak kunjung usai. Stunting menjadi masalah genting pada anak, karena masalah gizi buruk ini mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak. Pertanyaannya apakah dengan menggelar acara peringatan hari anak yang meriah mampu serta merta menjadikan anak terpenuhi gizinya? Perayaan anak tersebut hanya satu aktivitas “penggembira” saja, masih banyak aktivitas penting yang harus ditingkatkan. 

Kurangnya layanan kesehatan anak harus menjadi fokus tersendiri. Sehingga menjadi hal wajib untuk meningkatkan pelayanan tersebut. Anak yang tumbuh sehat akan berkembang secara sehat pula. Demikian pula dengan masalah pendidikan, masih banyak anak yang berpendidikan rendah. Diantara penyebabnya adalah mahalnya biaya pendidikan. Banyak orang tua miskin yang tidak mampu menyekolahkan anaknya. 
Banyak juga anak yang mengalami kekerasan fisik atau kekerasan seksual. Bahkan kasus tersebut diantaranya banyak yang tidak terselesaikan, mengapa demikian? Karena berbelitnya peraturan dari pihak yang berwajib, terkadang kasus terhenti tersebab tidak didukung oleh biaya. 

Alhasil pelaku kekerasan seksual bisa berkeliaran dan memakan korban selanjutnya.
Inilah sistem kejam kapitalisme. Padahal dalam Islam, perlindungan terhadap anak sangat diperhatikan. Karena anak adalah penerus, generasi, calon pemimpin di masa yang akan datang. Sistem Islam, menjamin pendidikan, kesejahteraan, pelayanan, perlindungan dan keamanan. Dan itu semua dilakukan oleh penguasa amanah dalam negara yang penuh berkah.

Maka aktivitas penting yang harus kita lakukan tidak lain adalah penyadaran umat. Untuk apa? Agar terlindungi aset umat. Karena merekalah pemimpin-pemimpin Islam yang akan datang. Wallahu a'lam bish showab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: