surat pembaca
Bebas dari Penghambaan kepada Makhluk adalah Merdeka Sesungguhnya
Oleh. Ummu Arkaan
Hari kemerdekaan, itulah kata-kata yang sering diungkapkan ketika kita menginjak bulan Agustus. Untuk memperingatinya pun jauh-jauh hari semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga para orang tua ikut andil menjadi panitia hari kemerdekaan ataupun ikut berpartisipasi meramaikan berbagai acara peringatan hari kemerdekaan. Terlepas dari sebenarnya apakah mereka paham akan arti dari merdeka itu sendiri ataukah tidak. Mereka tetap merasa hari itu adalah hari kemerdekaan bagi mereka hingga mereka bebas mengekspresikannya dalam berbagai bentuk perayaan tanpa mengukur kembali apakah aktivitasnya bertentangan atau tidak dengan Islam, dan mirisnya ini dibiarkan oleh negara.
Sejatinya merdeka itu adalah terbebas, baik itu terbebas dari penjajahan fisik maupun dari penjajahan penghambaan oleh dan untuk sesama. Betul kita sudah terbebas dari penjajahan secara fisik oleh negara lain, tetapi sekarang faktanya kita masih belum terbebas dari penjajahan non fisik. Kita masih dijajah baik secara pemikiran ataupun aturan, semua sistem mulai dari sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pun kita masih disetir oleh kekuatan kapitalisme global, yang senantiasa menekan negara-negara pengikut yang mayoritas adalah terkategori negara miskin dan berkembang, untuk menjalankan berbagai kebijakan negara-negara di dalam negerinya. Yang sudah barang tentu kebijakan-kebijakan itu tidak akan pro rakyat khususnya kaum muslim (muslimahnews.id, 17/08/2023).
Pada saat ini dari segi ekonomi saja, rakyat masih merasakan sulitnya membeli bahan pokok karena harganya yang semakin tinggi bahkan sebagian komoditi ada yang langka. Di Papua sendiri di mana tanahnya dikenal super kaya karena memiliki cadangan emas yang besar, tetapi kenyataannya rakyatnya banyak yang miskin. Bahkan sekarang salah satu wilayah di Papua sedang menghadapi krisis pangan hingga beberapa orang tewas karena kelaparan. Dari segi pendidikan pun sama, semakin ke sini semakin terasa biaya pendidikan sangat mahal, tetapi tidak berbanding lurus dengan output yang dihasilkan. Apalagi jika orang tuanya adalah sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan yang terikat dengan UU Cipta Kerja yang sangat pro pada kelompok si kaya semakin memperparah berat beban hidupnya.
Kita ingin merasakan kemerdekaan yang hakiki di semua aspek, bukan hanya merdeka dari penjajahan fisik saja. Tetapi itu tidak mungkin akan terealisasi jika kita terus berada di bawah kungkungan sistem ideologi kapitalis. Dan hal yang harus kita lakukan adalah melakukan penyadaran di tengah umat untuk mau mengubah sistem yang ada dengan sistem berbasis Islam sehingga kita bisa merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Islam membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia. Sehingga meminimalisir terjadinya berbagai penjajahan dari si kuat kepada si lemah, dari si kaya kepada di miskin dan dari di pintar kepada si bodoh di berbagai bidang kehidupan. Kita bebas dari penghambaan pada sesama, juga bebas dari semua sistem aturan yang dibuat manusia yang jelas hanya akan menimbulkan penderitaan karena kelemahan dan kecenderungannya yang besar kepada hawa nafsunya semata.
Wallahualam bissawab. [NI]
0 Comments: