Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini

Tak pernah terlintas dalam perjalanan hidupku untuk mengenal sebuah komunitas SSCQ. Hidup mengalir begitu saja, mengikuti arus perjalanan hidup yang Allah gariskan padaku. Tapi ternyata mindset pemikiran seperti itu keliru, seorang muslim itu harus punya tujuan hidup yang jelas. Mau mendesign hidupnya dengan destinasi seperti apa, itu kita yang membuatnya. Surgakah? Nerakakah? Allah berikan pilihan itu pada kita.

SSCQ sebuah nama yang menemaniku sekarang di setiap harinya. Sebuah nama yang membuat hari-hariku berjalan dengan begitu cepatnya. Sampai-sampai putri semata wayangku terkadang merasa cemburu dengan kesibukanku di SSCQ. "Ibu sibuk melulu nih sama SSCQ, setiap hari mesti lagi bikin tugas." Hemmm ......ada yang protes nih perhatiannya dibagi, tapi segera berpikir kembali jangan-jangan masih kurangnya waktu bersama putri kesayanganku. Kudekap, kuajak diskusi, akhirnya menemukan titik temu yang pas. Itulah nikmatnya berkomunikasi. Apapun bisa menjadi solusi.

Bagaimana tidak habis waktu dengannya? Program ODOJ plus terjemah cukup membuatku butuh waktu beberapa lama untuk menyelesaikannya. Tugas-tugas kurikulum yang begitu padat cukup menyita waktu untuk bisa menyelesaikannya. Mungkin untuk sebagian orang yang sudah terbiasa dengan kegiatan menulis akan lebih mudah. Tetapi untuk orang yang baru belajar menulis sepertiku, tugas-tugas SSCQ cukup mencuri waktu. Belum lagi tugas-tugas di kelas literasi yang sama banyaknya. Kalo nggak benar-benar luruskan niat, puyeng dan capek juga, tapi kalo sudah terjun seperti ini nanggung juga kalau mau berhenti. Sudah kepalang basah kalo gini mah

Akhirnya mencoba menjalani hari-hariku bersamanya diluar jadwal yang sudah dipunya. Skala prioritas amalan benar-benar diuji. Pengennya sih semua bisa berjalan beriringan tapi apa daya tubuh kadang tak mampu. Tak jarang tubuh ini minta dimanjakan sebentar untuk mengumpulkan kembali amunisi yang penuh. Tapi yakinkan diri semoga lelahku ini akan menjadi lillah dihadapanMu. Seperti kata Bunda Lilik libatkan Allah dalam segala hal, jalani semua dengan bahagia. Tetap skala prioritas.

Bergabung bersama komunitas SSCQ harus pandai-pandai mengatur waktu dengan baik. Kalau tak pandai mengolah waktu, bisa kacau semua jadwal yang dimiliki. Alhamdulillah keberadaan diri sudah terbiasa mengatur waktu, jadi masih bisa menyeimbangkan kegiatan di SSCQ dengan kegiatan di rumah dan lainnya. Kebetulan dari kecil dibesarkan oleh Pakde yang seorang tentara. Kebayang dong disiplinnya. Dulu mengingat dikala kecil semua kegiatan harus termenej dengan baik, bahkan jam bangun tidur pun sudah tepat pada waktunya. Pakde orangnya keras dan disiplin, karena mungkin hasil pendidikan tentara, beliau mendidik kami dengan jadwal yang sangat teratur. Untuk itulah saya tumbuh dengan kebiasaan menjadwalkan waktu kegiatan. Dan manfaatnya sangat terasa sekali. Ketika bertemu dengan komunitas yang berpacu dengan waktu semua bisa teratasi dengan baik. Dan efek dari pola didik yang sudah diterapkan dari kecil dulu, itulah yang menjadikanku sebagai penakluk challenge SSCQ.

Membersamai SSCQ membuatku semakin cinta kepada Al-Qur'an. Bagaimana tidak cinta? Setiap hari aku selalu bertemu dengannya. Bukankah rasa cinta akan tumbuh ketika kita sering bertemu. Begitupun dengan hari-hariku untuk terus bersama Al-Qur'an, karena sering bertemu dan berinteraksi akhirnya makin cinta sama aksara cinta yang Allah sampaikan. Alhamdulillah Engkau hadir di hari-hariku, sebagai pelengkap kebahagiaan hidupku.

Begitu sayangnya Allah pada mahkluk ciptaanNya, sampai kita itu dibuatkan kitab panduan sebagai petunjuk kehidupan kita. Bayangkan saja perihal dari mulai kita bangun tidur sampai kita tertidur kembali, semuanya lengkap mengatur kehidupan yang sedang kita jalani ini. Bisa membedakan mana yang Haq, dan mana yang bathil. Untuk apa itu semua? Agar hidup kita selamat di dunia dan akhirat. 

Al-Qur'an yang berisikan kalam-kalam indahNya selama ini hanya dibaca begitu saja tanpa pernah tahu apa makna yang tersirat didalamnya. Berlomba khatam ketika puasa Ramadan tiba, tapi tanpa pernah tahu pesan apa yang disampaikan olehNYA. Alasan inilah yang membuat seorang Bunda Lilik menggagas komunitas sahabat surga cinta Qur'an, dengan harapan Al-Qur'an tidak hanya dibaca begitu saja, tetapi kita bisa tahu isi kandungan didalamnya. MasyaAllah, sebuah niatan yang mulia, mengajak umat muslim untuk lebih mencintai Al-Qur'an. 

Tapi MasyaAllah, dengan setiap hari kita membacanya, memahaminya maka cinta itu semakin tumbuh dan makin mendalam. Tak jarang raga ini dibuat menangis, membayangkan kerinduan terhadap Baginda Rasul, menangis karena dosa yang telah diperbuat, menangis karena belum banyak yang hamba berikan kepadaMu, Sementara nikmat yang Kau berikan begitu luasnya.

Berkumpul bersama sahabat surga, membuat diri terpacu untuk terus selalu membersamai dan menikmati kebersamaan ini. Ada rindu yang menerpa ketika sehari saja tak bertemu denganmu. Sungguh ini adalah nikmat. Nikmat bisa mengenal komunitas ini, nikmat bisa diberi kesempatan untuk terus belajar.

Ya Allah Yaa Rabb, ijinkan hamba untuk terus memeluk ayat cintaMu dalam dekapanku. Ijinkan untuk terus membersamainya, ijnkan hamba untuk terus mencinta kalam-kalam indahMu hingga ajal menjemput. Dan ijinkan semua pesan cintaMu menjadi penolong hamba ketika hamba kembali kepadaMu. 

Ya Allah Yaa Rahman Engkaulah pemilik bumi ini, Engkaulah yang berkuasa atas semua hidupku. Ijinkan hamba terus bersama orang-orang yang mencintai kalam-kalamMu, yang menegakkan syariat Islam di bumi yang luas ini. Dan ijinkan hamba berada dalam takaran istikamah bersama Al-Qur'an. Jadikan SSCQ sebagai wasilah hamba untuk terus bersama ayat-ayat cintaMu.

Dalam sujudku kuhaturkan doa....selalu berharap istikamah dengannya.......

Sidoarjo, 19 Juli 2023
Neni Arini

Baca juga:

0 Comments: