Headlines
Loading...
Oleh. Erna Kartika Dewi

Hari-hariku di SSCQ mulai kulalui dan kunikmati dengan rasa penuh bahagia.
Sesuai komitmen diri yang sudah dibuat dan juga tekad yang sudah menancap dalam diri untuk menaklukkan challenge yang ada.

Kubaca dengan teliti satu demi satu point yang ada di kurikulum ODOJ 22 yang sudah dibagikan. Bismillah, insyaAllah aku pasti bisa menunaikan semuanya dengan baik, begitu pikirku saat itu.

Sesaat tatapanku terhenti pada tugas empat yaitu tulisan inspirasi dengan tema "Detik Hidup Tak Terbeli".

Dalam hati bergumam, 
"Indah sekali judulnya, menarik. Bunda Lilik pinter banget yaa dalam merangkai suatu kata"

Tapi seketika akupun berpikir, 

"Berarti aku harus mengerjakan tugas ini ya?"
"Ya Allah..aku harus menulis, apakah aku mampu?"
"Apa yang harus aku tulis? Dan mesti mulai darimana?"
"Kalau tulisanku nggak bagus gimana ya?"

Begitu banyak pertanyaan yang bermunculan dalam pikiranku saat itu.
Tapi karena aku sudah bertekad dan berniat untuk menuntaskan semua tugas yang ada, akhirnya Bismillah, semoga Allah memudahkan semuanya. 

Qodarullah, Ketika memulai menulis tiba-tiba semua penghuni rumah mengalami sakit secara bergantian. Mulai dari Pak Suami, kemudian Putri Sulungku, setelah itu Mamahku yang bahkan harus sampai dirawat.
Akhirnya tugas menulispun aku tunda untuk sementara waktu, karena harus fokus meriayah semua yang sedang sakit secara bergantian dengan penyakit yang sama yaitu tipes.

Meriayah keluarga yang sedang sakit pastinya membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat ekstra. Bahkan terkadang nyaris tidak bisa tidur sama sekali dimalam hari karena harus menemani dan menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh yang sedang sakit. Mungkin karena kelelahan, ketika semua sudah sembuh dan mulai beraktivitas kembali akhirnya bergantian akulah yang sakit.
Demam tinggi sampai air mata mengalir terus, badan terasa sakit semua dan lemas pastinya. Mau makan susah, mau apapun susah rasanya.

Merenung dalam rasa sakit yang sedang dirasa. 

"Yaa Allah...
Betapa lemahnya diri ini. Ketika sedang sakit begini, tidak ada apapun yang bisa aku lakukan selain berbaring di tempat tidur."

Teringat bacaan di suatu artikel tentang hikmah sakit, disitu dikatakan bahwa:
Ada empat hal yang dicabut Allah saat manusia terbaring sakit. Allah memerintahkan Malaikat untuk mengambil empat hal ini yaitu:

1. Kekuatannya

Malaikat pertama datang mengambil kekuatannya atau tenaganya sehingga menjadi lemah. Ketika tenaganya diambil, maka seorang yang sakit akan terbaring lemah dan tak punya kekuatan lagi.

2. Nikmat perasa di lidahnya

Malaikat kedua datang mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya. Manusia yang sedang sakit akan kehilangan perasa lidahnya sehingga makanan dan minuman terasa hambar dan tidak enak.

3. Keceriaan wajahnya

Malaikat ketiga akan mengambil keceriaan di wajahnya sehingga berubahlah wajah si sakit menjadi pucat pasi. Nikmat cahaya di wajah menjadi redup saat manusia terbaring sakit.

4. Dosa dan kesalahannya

Malaikat keempat mengambil semua dosanya, menghilangkan kesalahannya sehingga muslim yang sakit bersih dari dosa. Sakit ini menjadi penggugur dari dosa-dosanya.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمُ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

"Tidak ada sesuatu pun yang menimpa seorang muslim baik berupa kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, gangguan, kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah Ta'ala akan mengampuni dosa-dosanya dengannya." (HR Al-Bukhari, Muslim)

"Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga Dia menghapuskan setiap dosa darinya". (HR Al-Hakim)

Dan ketika seseorang sembuh dari sakitnya, maka Allah mengembalikan semua nikmat tersebut kecuali dosa dan kesalahannya. Allah memerintahkan kepada Malaikat pertama, kedua dan ketiga untuk mengembalikan kekuatannya, rasa lezat di lidahnya, dan cahaya di wajahnya.

Namun untuk Malaikat keempat, Allah tidak memerintahkan untuk mengembalikan dosa-dosa hamba mukmin itu. Maka bersujudlah para Malaikat itu kepada Allah seraya berkata: "Ya Allah mengapa dosa-dosa ini tidak Engkau kembalikan? "Allah menjawab: "Tidak baik bagi kemuliaan-Ku jika Aku mengembalikan dosa-dosanya setelah Aku menyulitkan keadaan dirinya ketika sakit. Pergilah dan buanglah dosa-dosa tersebut ke dalam laut."

MaaSyaa Allah, jika teringat itu semua betapa hebatnya cinta Allah kepada hamba-Nya. 
Sepatutnya kita bersyukur meski dalam keadaan sakit, karena kasih sayang-Nya yang begitu Luas.

Yaa Allah, sebegitu sayangnya Engkau padaku sehingga lagi-lagi Engkau anugerahkan sakit ini padaku.

Alhamdulillah 'ala kulli hal, selalu berterimakasih dan bersyukur pada Allah dalam kondisi apapun. Aku selalu yakin Allah tidak pernah salah memberikan dan menempatkan sesuatu.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 216 yang artinya :

"…Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui".

Merenung kembali dalam ketidakberdayaan saat itu. Mencoba menguatkan dan memotivasi diri sendiri. 
"Allah pasti akan selalu ada bersamaku, Allah akan memberikan aku hadiah besar dan Allah akan memberikan kesembuhan buat aku."

Setelah berhari-hari kulalui dalam ketidakberdayaan itu, tetapi ikhtiar sehat tetap dilakukan akhirnya Alhamdulillah atas ijin Allah keadaanpun mulai berangsur-angsur membaik. Sebuah nikmat yang luar biasa yang sudah Allah berikan padaku.

Bahagia bisa beraktivitas kembali bersama keluarga tercinta, bahagia bisa melanjutkan tugas kembali seperti sedia kala.

Tugas empat, tentang tulisan inspirasipun aku lanjutkan kembali, dengan tema indah yaitu Detik Hidup tak Terbeli. Sebuah tema yang membuat aku merenung apa saja yang sudah aku lakukan selama ini?
Penuh dengan kebaikankah atau sebaliknya penuh dengan keburukan?
Bagaimana jika suatu saat Allah memanggil? 
Sudah siapkah aku?
Sudah cukupkan bekalku?

Tema yang benar-benar membuat gerimis muncul di hati dan pikiran ini.
Membayangkan setiap waktu yang dimiliki dan telah dilewati tidak akan mungkin bisa terulang kembali meskipun hanya satu detik.

Waktu yang sama yang telah Allah berikan kepada semua mahluknya.
24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
Apakah sudah dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan beragam kebaikan yang Allah ridai?

Berbagai macam perenungan itu membuat jari jemari ini semakin lincah untuk melanjutkan tulisan tersebut. Sebuah aktivitas baru buatku yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Hanya setelah gabung di SSCQ lah semua ini bisa aku lakukan.

Maa SyaaAllah, betapa hebat dan luar biasanya pengaruh SSCQ ini. Alhamdulillah Yaa Allah Engkau memberikan aku kesempatan untuk bisa berada disini. Belajar dan bertemu dengan orang-orang hebat. Seperti Bunda Lilik S Yani, dan Tetehku Neni Arini rasanya ingin selalu mengucapkan rasa terimakasih yang tiada henti untuk mereka.
Betapa bersyukurnya aku dan betapa bahagianya aku bisa berada di SSCQ.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan berkah dan kasih sayangnya kepada Bunda, Teteh dan juga semua sahabat surga yang aku sayangi.

Alhamdulillah tugas menulis perdanaku pun selesai dan langsung dikirim ke PJ antologinya yaitu Teteh Ira, sahabat surgaku, bestie salihahku yang berasal dari kuningan.
Beberapa bulan berselang tiba-tiba ada grup yang bernama "Grup Antologi Detik Hidup".
Dalam hati bertanya-tanya, grup apakah gerangan? Ternyata tulisan di tugas empat itu akan dibukukan. Ada tulisanku dan juga sahabat surga yang lainnya.

Bagaimana ekspresiku saat itu?
Senang?
Sudah pasti dong, jadi senyum-senyum sendiri setiap saat. Rasanya tidak percaya tulisannya akan menjadi buku. Apalagi ketika diminta foto dan bionarasi, berarti buku itu akan segera dicetak dan dirilis.

MaaSyaaAllah. Rasanya benar-benar bahagia seperti habis dapat hadiah besar yang selalu membuat bibir ini selalu tersenyum. Bagi sahabat yang lain, mungkin menulis tulisan antologi atau mempunyai buku antologi adalah hal yang biasa, tapi bagiku ini sangat luar biasa karena semuanya menjadi pengalaman pertama yang sangat berkesan buatku.

Saat ini sedang menanti proses cetak dari buku tersebut. Bismillah, semoga dilancarkan semuanya dan semoga segera sampai ke dalam pelukan, agar menjadi pelengkap cerita indah antara aku dan SSCQ.

Terimakasih SSCQ. Karena SSCQ, aku jadi bisa menulis dan punya buku antologi. Semoga semakin hari semakin bisa berkarya, menorehkan goresan-goresan yang indah yang bisa mencerahkan hati banyak orang.
Dan satu hal yang pasti, semoga Allah meridai semuanya. 

Sidoarjo, 24 Juli 2023


Baca juga:

0 Comments: