Headlines
Loading...
Oleh. Maya Rohmah 

Apa itu literasi? Secara sederhana, literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Namun seiring perkembangan zaman, literasi  tak hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat jenis literasi pun berkembang, mulai dari literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, hingga literasi finansial.

Sedangkan menurut Islam, literasi adalah ilmu yang mempelajari semua yang sudah diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. lalu kepada para sahabat, orang-orang beriman, hingga sampai kepada kita umat Islam.

Sejak turunnya wahyu pertama dari Allah Swt. yaitu surah Al-Alaq, gerakan literasi dalam sejarah Islam sudah dimulai. Perintah "membaca" yang disampaikan oleh Allah melalui perantaraan malaikat Jibril menunjukkan bahwa literasi adalah perintah langsung dari Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. sekaligus menjadi iktibar bagi seluruh umat manusia.

Nah, semua jenis literasi itu akan sangat berdaya jika dimanfaatkan semuanya demi dakwah. Demi kebangkitan umat.

Apa yang dilakukan oleh para pengemban dakwah terhadap berbagai jenis literasi di atas? Pertama, seorang pengemban dakwah, ketika dia melakukan literasi baca dan tulis, dia akan memilih buku-buku yang bermanfaat bagi kehidupan dan membangkitkan pemikiran. Jika pun dia membaca buku dari Barat, dia melakukannya setelah akidahnya kokoh dan tujuan membacanya adalah hanya sebagai pembanding, bukan sebagai rujukan. Ketika menulis pun, seorang pengemban dakwah hanya akan menggoreskan penanya pada kebaikan. Bukan berita hoax. Bukan tulisan penuh dengan seksualitas dan pemahaman-pemahaman kufur.

Adapun persoalan tentang rendahnya minat baca tulis yang melanda negeri ini, akan menantang para pengemban dakwah untuk memulai kebiasaan membaca sejak dini dari keluarga mereka. Selain itu, mereka juga menulis berbagai potret buram pendidikan yang berpengaruh kepada literasi baca tulis dan mengungkap solusinya menurut Islam.

Kedua, literasi numerasi. Para pengemban dakwah akan menginterpretasikan, menggunakan, dan mengkomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari. Kemampuan seorang pengemban dakwah dalam memahami berbagai bentuk seperti grafik, tabel, bagan, dan sebagainya diperlukan untuk mengambil keputusan yang akurat. Sehingga dengan demikian, hidup akan lebih mudah dijalani.

Ketiga, seorang pengemban dakwah yang cakap dalam literasi sains dia akan sangat baik ketika memahami karakteristik sains, akan  terbangun kesadarannya tentang bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains. Dengan keimanan, semakin dia mendalami sains, semakin dia takjub akan kekuasaan Allah.

Keempat, literasi digital. Saat ini adalah era digital, maka kecerdasan literasi digital bagi seorang pengemban dakwah mutlak diperlukan. Dia harus piawai dalam menggunakan media digital dan  alat-alat komunikasi agar dakwah Islam makin tersebar luas dan dakwah dikemas dengan kemasan yang menarik.

Terakhir, kelima, literasi finansial. Ini ilmu yang sangat diperlukan bagi seorang pengemban dakwah. Misalnya tentang bagaimana mengelola keuangan, bagaimana investasi leher ke atas, mengurangi keinginan yang konsumtif, mengelola uangnya di sektor riil, dan semacamnya.

Anda, Cerdas dalam Literasi yang Mana?

Pertanyaan berikutnya, dari sekian banyak literasi telah dipaparkan tadi, Anda mempunyai kecerdasan literasi yang mana? Literasi menulis? Membaca? Digital? Atau lainnya?

Segera tentukan dan mau menguasai salah satu atau beberapa literasi yang mana? Setelah itu, segeralah gunakan kecerdasan literasi yang Anda miliki itu untuk membangun proyek kebangkitan umat.

Apa saya pantas untuk proyek ini? Apa saya mampu? Saya ini hanya manusia biasa yang banyak dosa, miskin, dan hanya punya sedikit ilmu. Yang lain lebih mampu, kaya, dan pintar dari saya.

Sahabatku, jika pertanyaan itu ada di benak Anda. Justru itulah bukti bahwa Anda layak mengemban amanah ini. Anda tidak  sombong dan paling segalanya. Namun, tak cukup berhenti di situ, melainkan Anda harus membuang pikiran negatif tentang diri sendiri, lalu menambalnya dengan pikiran positif. Setelah pikiran positif, segeralah bertindak. Action!

Sebagaimana dalam penggalan Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 95, yang artinya:
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya ..."

Para pengemban dakwah tidak akan membiarkan keadaan, kelemahan, dana keterbatasan menyetir mereka tetapi merekalah yang menguasai keadaan. Mereka memandu umat agar keluar dari kubangan kebodohan literasi. Caranya adalah membuat umat cerdas dalam berbagai literasi. Kemudian menjadikan kecerdasan mereka itu untuk dakwah Islam sebagai pintu kebangkitan umat. Literasi adalah pintu bagi kebangkitan umat. Allahu Akbar! [ry]

Baca juga:

0 Comments: