surat pembaca
Makna Kemerdekaan
Oleh. Radiyah Ummu Ar-Rafa
Dua hari lagi masyarakat Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya. Tepat pada tanggal 17 Agustus 2023, 78 sudah Indonesia merdeka.
Nuansa merah putih pun kian terasa, aroma kemerdekaan sudah semerbak, berbagai persiapan dan latihan untuk perlombaan pun sudah dilakukan. Bantuan dana juga sudah dikerahkan oleh para panitia acara.
Persiapan panitia untuk mensukseskan seremonial perayaan kemerdekaan sudah disusun rapi. Berbagai kegiatan pun akan diperlombakan. Ada lomba makan kerupuk, tarik tambang, panjat pinang, lari dalam karung, dan lain sebagainya.
Suka cita kian terasa di wajah yang penuh asa. Ada secercah harapan akan benar-benar merasakan kemerdekaan. Mungkinkah kemerdekaan yang sesungguhnya akan bisa dirasakan?
Di sisi yang lain, masih banyak sekali masyarakat yang kelaparan, bahkan sampai kekurangan gizi. Kemiskinan juga masih diangka yang sangat tinggi. Pencurian terjadi dimana-mana, baik di kota ataupun di desa, karena sulitnya lapangan pekerjaan. Penjualan anak juga semakin mengerikan, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan.
Disaat masyarakat sangat membutuhkan lapangan pekerjaan, disitulah banyak warga asing yang masuk ke Indonesia untuk bekerja. Masyarakat sangat membutuhkan lahan untuk dikelola agar bisa menghasilkan kebutuhan. Justru ada sebagian lahan yang dijual kepada pihak luar.
Miris sekali rasanya, melihat fakta yang terjadi ditengah-tengah masyarakat saat ini dikehidupan yang menerapkan aturan kapitalisme sekularisme buatan manusia.
Dengan fakta-fakta yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, sudahkah kita merdeka?
Tentu belum jawabannya! Kita masih sangat tergantung kepada pihak luar (asing) untuk mengurusi urusan Indonesia. Kita masih belum bisa 100 % lepas dari cengkraman luar. Masih terbelenggu dengan hawa nafsu dan ambisi pribadi semata.
Oleh karena itu, makna kemerdekaan yang hakiki adalah kemampuan untuk membebaskan diri dari belenggu hawa nafsu dan ambisi pribadi. Manusia merdeka adalah yang mampu memerdekakan dirinya dari berbagai penghambaan selain kepada Allah Swt.
Semoga 78 tahun bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa sesungguhnya kemerdekaan yang hakiki belumlah kita rasakan. Karena kita masih terbelenggu dengan hawa nafsu dan ambisi.
Kemerdekaan hakiki hanya bisa kita raih dengan Islam, sepenuhnya menyerahkan semua urusan kepada Allah Swt, Sang Pencipta dan Sang Pengatur. Kesejahteraan pun akan bisa kita rasakan dengan kembali menerapkan seluruh aturan yang bersumber dari Allah Swt.
Allah telah mengingatkan kita didalam QS. Al-A'raf ayat 96 agar kita beriman dan bertakwa kepada Allah.
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya: "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan".
Tanjung Morawa, 15 Agustus 2023
0 Comments: