Headlines
Loading...
Maraknya Jual Beli Ginjal, Buah Sistem Kapitalisme yang Rusak

Maraknya Jual Beli Ginjal, Buah Sistem Kapitalisme yang Rusak

Oleh. Ratna Kurniawati, SAB

Tingkat kemiskinan yang tinggi saat ini berdampak pada permasalahan perekonomian yang terus mengimpit rakyat. Faktor ekonomi telah melatarbelakangi mereka untuk melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, merampok, menipu bahkan yang marak adalah jual beli organ tubuh manusia seperti ginjal. 

Demi memenuhi kebutuhan hidup, mereka merelakan ginjalnya untuk dijual tanpa memikirkan dampak buruk dari perbuatannya.
Impitan ekonomi, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan membuat mereka putus asa dan memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan menjual organ tubuhnya. 

Jual beli organ tubuh manusia saat ini bukanlah hal yang asing. Bahkan, dapat dengan mudah ditemui iklannya di media sosial padahal di berbagai negara sudah dilarang. Tidak heran, di pasar gelap jual beli organ masih terjadi. 

Baru-baru ini, terungkap kasus yang menghebohkan publik yakni terungkapnya sindikat kasus jual beli ginjal yang melibatkan 122 warga negara Indonesia yang menjadi korban sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan perdagangan ginjal di Kamboja. Saat ini pihak kepolisian telah mengamankan 12 orang tersangka pelaku yang menjadi sindikat di Indonesia. (rri.co.id, 25/7/2023)

Padahal perbuatan melakukan penjualan organ tubuh manusia adalah perbuatan yang ilegal. Di Indonesia, dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No.53 tahun 2021 dengan tegas melarang jual beli organ tubuh atau jaringan tubuh dengan alasan apa pun dan tindakan di atas hanya dilakukan demi tujuan kemanusiaan. 

Kasus perdagangan organ tubuh manusia memang bukanlah yang pertama kali terjadi Indonesia. Sebelumnya juga terjadi kasus serupa namun tidak menimbulkan efek jera di masyarakat.

Sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini menjadi penyebab kasus di atas terjadi bahkan melibatkan warga, aparat, bahkan pihak imigrasi untuk memuluskan kejahatan mereka. Selain itu didukung karena faktor kemiskinan, kerakusan dan lemahnya iman. 

Penerapan sistem kapitalis sekuler yang menganggap materi diatas segala-galanya mengakibatkan masyarakat menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan harta tanpa memandang halal atau haram. Orientasi hidupnya bukan kebahagiaan akhirat namun pada kesenangan dunia semata. 

Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin akan memberikan solusi bagi semua problematika kehidupan manusia dan menjamin masyarakat terlindungi dari praktik jual beli organ.

Seorang pemimpin atau khalifah dalam Islam adalah pelindung dan pengurus rakyat. Rasulullah saw. bersabda, “Imam atau Khalifah adalah rain, dan Ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”. (HR.Bukhari)

Setiap orang dalam Islam akan diminta pertanggung jawaban demikian pula bagi seorang pemimpin terhadap kepemimpinannya. Hal ini akan membuat pemimpin berhati-hati dan tidak semena-mena.

Dalam sistem ekonomi Islam, negara akan menjamin kesejahteraan rakyat dengan mengelola kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Sedangkan dalam sistem pendidikan Islam, negara akan menerapkan pendidikan berbasis akidah Islam sehingga terbentuk individu yang keimanan dan ketaqwaannya kokoh sehingga standar perbuatan adalah halal dan haram sesuai syariat Islam. Negara juga akan memberikan sanksi bagi pelaku maupun masyarakat yang dapat menimbulkan efek jera. 

Solusi di atas tidak dapat kita harapkan dalam sistem yang rusak saat ini. Kebobrokan dalam sistem kapitalis semakin terlihat dengan nyata dan perlu untuk diubah dengan kembali kepada sistem Islam. Sistem yang akan menerapkan hukum Allah dalam segala lini kehidupan, agar tercipta kehidupan yang aman dan nyaman.  

Wa'alahualam bishawab. [My]

Baca juga:

0 Comments: