motivasi
Menghafal Al-Qur'an Saat Usia Tak Lagi Muda, Siapa Takut?
Oleh. Tini Ummu Faris
Membaca Al-Qur'an bagi setiap muslim sangat dianjurkan. Bagaimana dengan menghafalnya? Para ulama bersepakat bahwa menghafal Al-Qur'an hukumnya fardu kifayah. Ketika ada sebagian orang yang sudah melakukannya, sebagian muslim yang lain telah gugur kewajibannya. Hanya saja, bukan berarti menghafal Al-Qur'an tidaklah ditargetkan dan diprioritaskan oleh setiap muslim. Hendaknya ada target khusus untuk menghafalnya.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
"Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al-Qamar: 17)
Ayat tersebut mengingatkan kepada kita bahwa Allah memberikan kemudahan berupa Al-Qur'an untuk dibaca, dipahami, dihafal, diamalkan. Masyaallah tabarakallah.
Dalam sebuah hadis Nabi saw. bersabda,
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَحَفِظَهُ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ وَشَفَّعَهُ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ قَدْ اسْتَوْجَبُوا النَّارَ
“Barangsiapa membaca Al-Qur'an dan menghafalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga serta akan memberi syafaat kepada sepuluh dari keluarganya yang seharusnya masuk neraka.”(HR. Ibnu Majah)
Seorang imam salat pun diutamakan penghafal Al-Qur'an. Sebagaimana hadis Nabi saw.,
"Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan Al-Qur'an nya. Jika dalam hafalan Qur'an mereka sama, maka didahulukan yang paling paham dengan sunnah… dan seseorang tidak boleh menjadi imam di wilayah orang lain.” (HR. Ahmad, Muslim, dan yang lainnya).
Teringat di SSCQ, challenge ketiga ODOJ Plus Plus yang ketiga bertemakan Istikamah menuju Hafizh. Hanya saja waktu itu tidak terlalu kuseriusi. Perjalanan ODOJ Plus belum terprogram pada diriku untuk akhirnya menghafalnya juga. Walhasil, belum ada tambahan hafalan.
Beberapa periode berikutnya, SSCQ membuka program tambahan yaitu kelas tahfizh yang diampu oleh Ustazah Priani dari Jombang. Beberapa sahabat ikut mendaftar. Aku pun mencoba untuk ikut. Dengan niat ingin menyeriusi menambah hafalan. Malu rasanya usia semakin bertambah sementara hafalan Al-Qur'an tak bertambah. Astagfirullah.
Lagi-lagi di kelas tahfizh ini pun aku tak istikamah. Belum bisa istikamah baik setor hafalan dengan partner yaitu saling menyimak, maupun murajaah mandiri. Hanya berjalan beberapa kali. Selebihnya, terlalu banyak dalih diriku yang akhirnya tak bisa sesuai komitmen dan program. Padahal sahabat surga yang lain tetap menjalankan komitmen. Bahkan beberapa sahabat bisa lulus tasmi. Ada Bunda Ramsa, Mbak Wanti, Mbak Waviza, dan yang lainnya, mereka lulus tasmi juz 30 dan bisa lanjut ke juz berikutnya yaitu juz 29.
Di satu sisi ingin seperti mereka. Di sisi lain, diriku masih banyak berdalih dengan sekian alasan. Intinya, belum berkomitmen dan istikamah menjalankannya.
Teringat pesan sulungku Aa Fatih. Dia mengingatkanku bahwa sebenarnya bisa menjalankan program hafalan secara mandiri asal istikamah saja komitmennya. Tidak apa-apa semisal sehari satu ayat juga. Ya Allah, sekilas sepertinya mudah ya sehari satu ayat. Realitanya, penuh drama. Lagi-lagi, terlalu banyak dalih untuk tidak konsisten.
Bila ingat sisa usia, wallahu a'lam sampai kapan. Malu dan sedih rasanya bila tidak ada perubahan. Berani memulai mengubah kebiasaan, inilah yang harus kulakukan. Semoga Allah mudahkan diriku untuk menjalankan program menghafal ini. Biarlah sedikit-sedikit, semoga lama-lama menjadi bukit. Istikamah itu sangat diperlukan.
Semoga hadis ini senantiasa menjadi pengingat diri,
"Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit." (HR Bukhari dan Muslim).
Wahai diri, maksimalkan ikhtiarmu untuk menghapal ayat-ayat cinta-Nya. Sedikit demi sedikit, insyaallah lama-lama bertambah hafalannya. Nikmati semua prosesnya. Semoga Allah mudahkan. Aamiin yaa Rabb.
Hadis pemotivasi diri agar tetap semangat menghafalkan Al-Qur'an,
"Siapa yang menghafal Al-Qur'an, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan Al-Qur'an.” (HR. Hakim).
Masyaallah tabarakallah, semoga di usiaku yang tak lagi muda ini tetap diberi keistikamahan untuk merealisasikan semua impian tersebut. Aamiin.
Idealnya, proyek besar menghafal Al-Qur'an ini tak dikerjakan sendirian. Walaupun sebenarnya bisa saja mandiri. Namun, idealnya tetap harus ada guru pembimbing untuk menyimak, mengoreksi bacaan. Jadi, tetap butuh pendamping. Semoga ke depan bisa kuseriusi kembali mengikuti program hafalan dengan dibimbing guru. Semoga Allah mudahkan. Aamiin.
Menghafal di usia yang tak lagi muda mungkin tak secepat kala usia masih dini. Namun, inilah perjuangan yang harus dinikmati. Proses mengulang-ulang tanpa bosan dan harus lebih sabar. Semoga hafalan yang ada senantiasa terjaga dan tak lepas.
"Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al-Qur’an, seperti pemilik unta yang diikat. Jika ia dijaga dan dipelihara, maka ia akan diam dan jinak, dan jika ia dibiarkan terlantar, maka dia akan pergi lepas dari ikatannya” (HR.Bukhari)
Yaa Rabb, bantu kami istikamah menjaga hafalan kami. Aamiin.
Wallahu a'lam bi ash-shawab. [My]
0 Comments: