Headlines
Loading...
Oleh. Tari Handrianingsih

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, di tahun 2023 ini pun ramai diselenggarakan, baik di institusi pendidikan maupun lembaga instansi pemerintah. Euforia nya bergema di seluruh antero negeri ini. Mulai dari pawai dengan peserta berbaju adat dari seluruh nusantara yang banyak juga terbuka auratnya, sampai dengan sepak bola bagi bapak-bapak dengan mengenakan daster, benar-benar melanggar nilai-nilai beragama. 

Sejatinya arti merdeka tidak sekedar secara kasat mata kita tidak lagi melihat bangsa asing datang ke negara kita dan merampas segala harta benda, hak milik, kebebasan bahkan melakukan pemaksaan ideologi melalui pendidikan cara mereka. Namun, merdeka yang sebenarnya adalah tidak menghamba kepada apapun selain Allah. 

Sebagaimana firman Allah dalam QS An-Nahl (3):
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan."

Hanya kepada Allah lah sepantasnya kita menghamba, mentaatiNya, melaksanakan seluruh perintahNya. Bukan pada manusia lain yang memberi manfaat finansial untuk kita tapi kita disuruh melakukan hal maksiat yang dibenci Allah. Sama sekali bukan merdeka seperti demikian.

Jika saat ini arti merdeka hanya ditafsirkan bebas dari segala tekanan penjajah; bebas menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa; bebas menjalankan roda pemerintahan baik dari segi ekonomi; hukum; politik; sosial; budaya; pertahanan dan keamanan. Namun benarkah demikian? Jangan bilang merdeka jika sistem pemerintahan saja masih mengadopsi dari mereka; sistem ekonomi masih menggunakan ekonomi kapitalis, sama seperti prinsip mereka. Sistem sosial, tata pergaulan juga masih mengadopsi budaya mereka yang mengesampingkan nilai-nilai agama yang mereka anggap menghambat.

Bahwa sesungguhnya kita belum merdeka secara hakiki, karena belum bisa menggeser penghambaan terhadap manusia ataupun sistem lain yang bukan sistem seperti yang Allah mau.

Yogyakarta, 15 Agustus 2023
Tari Handrianingsih 


Baca juga:

0 Comments: