surat pembaca
Penyakit Sapi Merebak, Siapa yang Bertanggung Jawab?
Oleh. Widhy Lutfiah Marha / Pendidik Generasi
Setelah menghadapi penyakit mulud dan kaki (PMK), para peternak kini menghadapi wabah penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD). Akibatnya, nilai jual sapi turun hingga 30% (koran.pikiran-rakyat.com,20/02/2023).
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Nanang Purus Subendro, yang juga dokter hewan dari UGM, menjelaskan bahwa meskipun penyebaran virus LSD lebih lambat dibandingkan PMK, virus ini tetap merugikan peternak.
Pernyataan Nanang mengisyaratkan bahwa respons pemerintah terhadap penyakit ini lambat. Meskipun sudah sejak Februari 2022 diketahui ada penyakit LSD, tindakan yang diambil hingga saat ini hanya membatasi impor sapi dan mengatasi beberapa kasus di Australia.
Nanang menekankan bahwa vaksinasi harus diprioritaskan dalam penanganan penyakit ini, meskipun pemerintah belum menunjukkan komitmen yang cukup. Salah satu contohnya adalah distribusi vaksin di Bengkulu yang kurang merata.
Hal ini terjadi karena sistem kapitalisme mengutamakan keuntungan dan mengabaikan kepentingan rakyat. Sehingga produksi vaksin dan obat-obatan lebih dikuasai oleh swasta daripada negara.
Dalam pandangan Islam, negara bertanggung jawab melindungi rakyat dan akan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Pemerintahan berbasis khil4f4h akan lebih efektif dalam mengatasi masalah ini dengan dukungan dari departemen terkait dan ahli.
Penyakit LSD pada ternak sapi membutuhkan langkah-langkah seperti vaksinasi, karantina, pengobatan, dan pengendalian serangga. Dalam khil4f4h, para peternak akan diberikan dukungan, edukasi, dan jaminan kesehatan bagi ternak mereka.
Upaya penanganan dan pencegahan terhadap penyakit LSD akan dijalankan dengan lebih terkoordinasi dan efektif. Negara akan menjalankan peran aktif sebagai garda terdepan dalam memastikan keselamatan hewan ternak dan kesejahteraan peternak.
Departemen kemaslahatan umat, biro peternakan, dokter hewan, dan para ahli akan bekerja bersama-sama dalam mengimplementasikan strategi pencegahan dan penanganan. Langkah-langkah tersebut mencakup vaksinasi yang diberikan secara gratis kepada peternak, pengobatan hewan ternak yang terinfeksi, serta pengendalian serangga penular secara intensif.
Edukasi akan menjadi salah satu pilar utama, di mana peternak akan mendapatkan pengetahuan yang komprehensif tentang cara mencegah dan mengatasi penyakit LSD. Para dokter hewan akan memberikan panduan dan arahan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan ternak tetap terjaga.
Keterlibatan pemerintah dalam penyediaan vaksin, obat-obatan, dan dukungan teknis akan memastikan bahwa peternak memiliki sumber daya yang cukup untuk menghadapi situasi krisis seperti wabah penyakit. Melalui kolaborasi aktif antara negara dan peternak, langkah-langkah ini akan mencegah kerugian ekonomi yang signifikan dan memastikan pasokan daging yang memadai bagi masyarakat.
Dalam pandangan khil4f4h, tanggung jawab terhadap rakyat dan lingkungan menjadi prioritas utama. Sistem ini memastikan bahwa kesejahteraan masyarakat, termasuk para peternak, menjadi fokus utama dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan. Dengan demikian, langkah-langkah pencegahan dan penanganan penyakit seperti LSD akan dijalankan dengan lebih efisien dan berdampak positif bagi seluruh komunitas. Wallahu alam bishshawab.
0 Comments: