OPINI
Pro Kontra Toilet Gender Netral, Buah dari Sekulerisme
Oleh. Ratna Kurniawati, SAB
Publik Indonesia kembali digemparkan dengan keberadaan sekolah internasional yang menggunakan toilet gender netral. Cerita tersebut bermula dari pernyataan salah seorang publik figur yang sekaligus presenter Daniel Mananta mengaku terkejut karena melihat toilet dengan gender netral di salah satu sekolah internasional di Jabodetabek. Dengan adanya berita ini, tentu membuat Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Purwosusilo turun tangan untuk mengeceknya keberadaan sekolah internasional yang memfasilitasi sekolah tersebut (Liputan6.com 9/8/2023).
Adapun maksud dari toilet dengan gender netral ini adalah dapat digunakan oleh siapa saja baik laki-laki maupun perempuan. Toilet bergender netral juga dikenal sebagai toilet uniseks atau toilet non binari.
Pro kontra bermunculan mengenai toilet gender netral karena dianggap lebih friendly bagi orang-orang menjadi bagian dari LGBT terutama transgender. Opini yang kontra terhadap adanya toilet gender netral adalah tidak mau anaknya menjadi kacau apabila dikenalkan gender netral yang mengarah pada LGBT. Toilet gender netral juga mengarah akan meningkatkan potensi terjadinya tindakan pelecehan seksual. Banyak anggapan bahwa fasilitas toilet gender netral merupakan sebuah kemajuan serta dianggap open minded terhadap LGBT seperti di luar negeri. Namun faktanya yang terjadi menunjukkan bahwa toilet gender netral menimbulkan banyak masalah seperti di Jepang sebuah toilet gender netral di menara Kabukicho Tokyo akhirnya ditutup. Toilet di lantai dua itu menuai protes dari warga Jepang yang menyebutkan bahwa toilet itu tidak aman dan menjadi sarang kejahatan seksual.
Pada awalnya toilet yang memiliki delapan bilik ini dapat digunakan untuk semua jenis kelamin yang bertujuan mewujudkan kampanye 'no one is left behind'. Namun kenyataannya keberadaan toilet tersebut membuat wanita Jepang merasa tidak aman dan nyaman. Pada akhirnya tanggal 4 Agustus 2023, Menara Kabukicho menghapus toilet gender netral. Seperti halnya yang terjadi pada tahun 2016 bangunan baru Buxton School di Leytonstone, London Timur itu dilengkapi dengan toilet unisex yang diprotes oleh wali murid karena khawatir akan privasi dan keamanan siswa terutama perempuan.
Beginilah kerancuan yang terjadi akibat sistem sekulerisme kapitalis yang diusung saat ini dengan dalih kebebasan berpendapat dan berperilaku. Penganut LGBT diberikan fasilitas umum contohnya toilet gender netral dengan dalih mereka juga mempunyai hak untuk mendapatkan fasilitas yang layak. Apabila hal ini dibiarkan LGBT tetap eksis tentu akan menimbulkan kerusakan dan kekacauan ditengah masyarakat.
Hal ini tentu akan berbeda dengan Islam yang tidak memberikan ruang akan keberadaan LGBT. Islam akan memberikan aturan yang tegas terhadap pelakunya. Islam juga mengharamkan transgender dan perbuatan lain sejenisnya sesuai hadist Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885). “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151, 5: 243)
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar mereka diusir dari dalam rumah kita.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ، وَالمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ، وَقَالَ: «أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ» قَالَ: فَأَخْرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فُلاَنًا، وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلاَنًا
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang bergaya wanita dan wanita yang bergaya laki-laki”. Dan beliau memerintahkan, “Keluarkan mereka dari rumah-rumah kamu”. Ibnu Abbas berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengeluarkan Si Fulan, Umar telah mengeluarkan Si Fulan. [HR. Al-Bukhâri, no. 5886; Abu Dawud, no. 4930; Tirmidzi, no. 2992].
Hikmahnya adalah agar mereka tidak menemui laki-laki atau wanita di dalam rumah sehingga menimbulkan kerusakan.
Aturan tegas diatas hanya bisa diterapkan oleh negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah bukan sistem sekuler kapitalis seperti saat ini. Negara akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam. Selain itu, juga memberikan tindakan pencegahan guna membendung pemikiran asing yang tidak sesuai syariat Islam. Kaum muslimin juga akan dididik menjadi orang yang taat dan tidak melanggar syariat Islam. Oleh karena itu, sudah saat kembali kepada sistem Islam yang kaffah berasal dari Allah SWT.
Wa'lahualam bishawab.
0 Comments: