Headlines
Loading...
Oleh. Dwi Moga

Dunia remaja adalah dunia penuh gejolak. Semangat berapi-api. Penuh ambisi, untuk tampakkan eksistensi. Masa remaja pun dijuluki sebagai masa pencarian jati diri. Entah itu hal positif atau hal negatif semua dilakoni.

Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa kasus tawuran merebak di negeri ini. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, tawuran marak terjadi di berbagai kota di Indonesia.

Pada Senin, 17 Juli 2023 lalu, Polresta Tangerang berhasil mengamankan 69 pelajar yang berencana tawuran pada hari pertama masuk sekolah di Kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten,  (beritasatu.com, 18!07/2023).

Aksi tawuran juga terjadi di Jalan Purworejo-Magelang KM 16, Dusun Simpu, Desa Ketosari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Senin sore, 17 Juli 2023 (tribunjogja.com, 18/07/2023).

Lalu, Di Jakarta Timur, tepatnya di Pondok Kopi Raya, Duren Sawit, warga berhasil membubarkan tawuran dan mengamankan tujuh remaja beserta sejumlah senjata tajam pada Kamis malam 3 Agustus 2023, (sindonews.com, 04/08/2023).

Ada lagi, sebanyak 31 pelajar di wilayah Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat diamankan polisi. Mereka diamankan lantaran diduga hendak tawuran. Setelah menerima laporan, pihak polisi pun menuju ke lokasi dan menyita sejumlah barang bukti, mulai dari golok hingga minuman keras jenis ciu pada Jumat dini hari, (4/8), (news.detik.com, 04/08/2023). 

Penyebab Tawuran

Sungguh miris melihat fakta yang saat ini terjadi. Lalu sebenarnya apa yang menjadi sebab terjadinya tawuran? Menurut Kumparan.com, 2/05/2023 mengutip tulisan dari buku Sosiologi Keluarga (Konsep Teori dan Permasalahan Keluarga) karya Dr. Siti Mas'udah, S.Sos., M.Si. halaman 191, tawuran remaja paling banyak terjadi pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena pada usia tersebut kecerdasan emosi masih belum stabil dan cenderung berperilaku agresif. 

Adapun faktor penyebabnya diantaranya:
Pertama, lingkungan keluarga yang tidak sehat karena keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis seorang anak.

Kedua, pengaruh pergaulan, adanya rasa pertemanan dan solidaritas yang tinggi, jika ada satu teman yang mempunyai masalah maka akan diselesaikan secara berkelompok, salah satu caranya yaitu dengan tawuran.
Ketiga, gengsi, mereka akan merasa sebagai laki-laki sejati jika memenangkan pertandingan adu fisik seperti tawuran. Sebaliknya yang tidak ikut tawuran dianggap sebagai sosok pecundang dan penakut, hingga diberi julukan "anak manja", atau yang lainnya sampai melukai harga diri.

Namun jika ditelisik lebih jauh, maraknya kasus tawuran ini semata-mata bukan hanya individunya saja yang bermasalah melainkan sudah tersistem. Ya, lemahnya sistem kapitalisme negeri ini membuat generasi yang lemah pula.

Mulai dari keluarga, yang seharusnya menjadi benteng pertahanan terakhir menjadi lemah akibat gempuran dari sistem kapitalisme. Orang tua sibuk mencari uang, hingga kurang kasih sayang. Masyarakat pun tak peduli, terhadap realita yang terjadi pada dunia remaja ini. Seolah mengiyakan bahwa tak mengapa ketika muda bermaksiat, masih ada waktu hingga masa tua datang.

Bebasnya pergaulan dan rasa gengsi tak mendasar di sistem yang mendewakan kebebasan tanpa batas membuat remaja tak peduli perintah dan larangan Ilahi. Walhasil, perbuatan yang dilakukan cenderung sesuka hati.

Sekolah yang seharusnya menjadi tempat mencetak generasi unggul, di era kapitalisme ini justru kehilangan perannya. Hanya nilai tinggi dan materi yang ingin diraih, hingga mengabaikan aspek kepribadiannya. Beradab dan berakhlak baik tak jadi pertimbangan utama.

Ditambah di era digitalisasi ini akses informasi begitu mudah didapat. Entah informasi baik atau pun buruk. Konten-konten berbau kekerasan pun mudah untuk dinikmati. Tak ada filter yang memadai dari negara.

Negara pun masih kurang memfasilitasi kegiatan bagi remaja. Energi mereka yang besar harus diarahkan pada kegiatan-kegiatan positif, kalau tidak maka kecenderungan berperilaku negatif akan sangat besar.

Bagaimana nasib masa depan nanti, jika saat ini kita lihat kebobrokan pada dunia remaja belum teratasi?

Islam Punya Solusi

Islam selalu punya solusi atas setiap masalah yang terjadi. Remaja tanpa tawuran adalah suatu hal yang sangat mudah untuk terlaksana. Bagaimana tidak? Islam menguatkan mereka, para remaja dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam yang berasaskan akidah Islam. Akidah Islam yang akan selalu dipakai sebagai timbangan dalam berbuat. Baik atau buruk. Keyakinan pada Allah juga berbuah konsekuensi bahwa taat pada Ilahi sepenuh hati adalah sebuah harga mati.

Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu 'Abbas R.A, Rasulullah Saw pernah menasihati seseorang agar waspada terhadap lima perkara, sebelum lima perkara. Waktu muda sebelum tua, waktu sehat sebelum sakit, waktu kaya sebelum fakir, waktu lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati.

Bagaimana masa muda kita pastilah berpengaruh bagi masa tua kita. Maka di usia muda hendaklah berlomba untuk mengukir banyak amal dan pahala. Karena, tak satu pun kita tahu, kapan ajal menjemput, bisa jadi tidak sampai usia tua, tetapi di usia muda.

Pada masa Nabi Saw pun kita banyak mempunyai contoh sosok-sosok remaja pejuang. Semisal Usamah bin Zaid, seorang remaja 18 tahun yang telah mampu memimpin pasukan yang beranggotakan para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar, untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu. 

Lalu, Zaid bin Tsabit, seorang penulis wahyu berusia 13 tahun. Atab bin Usaid, yang diangkat menjadi Gubernur Mekah pada usia 18 tahun. Dan yang paling mahsyur, Muhammad Al Fatih, 22 tahun Sang penakluk Konstantinopel, serta masih banyak lagi yang lain.

Para remaja dalam naungan Islam tak akan haus kasih sayang dan keteladanan. Aktivitas amar ma'ruf nahi mungkar yang selalu ada, sebagai buktinya. Baik oleh orang tua, masyarakat, ataupun negara. Sebagai bentuk ketaatannya pada Allah Swt.

Maka, tak akan ada kekhawatiran lagi ketika kita mengingat kutipan ucapan Sayyidina Ali r.a., bahwa : "Jika kau ingin melihat masa depan sebuah negara lihat pemuda-pemudinya pada hari ini"

Dalam naungan Islam, remaja pun dipastikan aman dari segala bentuk kemaksiatan. InsyaaAllah. Wallahu'alam bishowab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: