Headlines
Loading...
Oleh. Erna Kartika Dewi

Obrolan sesekali tentang komunitas SSCQ kembali terbayang dalam pikiranku.
Sampai suatu ketika, lagi dan lagi aku terlibat obrolan tentang SSCQ bersama Tetehku.

Maklumlah aku dan teteh itu sangat dekat sekali. Jadi apapun bisa jadi obrolan, entah itu obrolan pribadi tentang kita, anak-anak kita, semua aktivitas kita atau apapun itu.

Hari itu, lagi-lagi tentang SSCQ.
Teteh bercerita bahwa beliau baru saja mengikuti salah satu kelas di SSCQ.
Ada satu cerita atau kisah yang dibagikan oleh founder SSCQ yang sangat mengena di hati teteh dan ingin segera diceritakan ke aku.

Aku pun bertanya tentang siapakah sosok founder itu? Siapakah sosok luar biasa dibalik SSCQ dan dibalik semua cerita-cerita tentang SSCQ?

Ternyata sosok itu bernama Bunda Lilik S. Yani dan berdomisili di Surabaya.
Beliau ibu dari 3 anak yang mengabdi sebagai Analis Laboratorium Histologi di FK UWK Surabaya.

Baru sebagian aku mendengar cerita tentang siapa sosok di balik SSCQ tapi rasanya kok seketika merasa kagum dengan sosok tersebut. Membayangkan segudang aktivitasnya sehari-hari, membayangkan waktu yang dimiliki benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Masyaallah luar biasa sekali rasanya.

Bayangkan saja. Seorang ibu dengan 3 anak yang sehari-harinya tidak hanya sekedar mengurus rumah, tidak hanya sekedar meriayah anak dan suami, tetapi juga harus bekerja. Dan tidak hanya itu, jejak karya pun ternyata banyak sekali. Lagi-lagi, Masyaallah.

Kemudian teteh pun melanjutkan kembali tentang ceritanya seputar sosok seorang Bunda Lilik. Tidak hanya terpukau dengan masalah manajemen waktunya yang luar biasa, tapi juga terpukau dengan semua aktivitas yang beliau lakukan.
Jadi teteh itu habis mengikuti salah satu kelas yang diisi oleh Bunda dimana pada pertemuan tersebut membahas tentang manajemen.

Diantara sekian banyak ceritanya, ada satu hal yang sangat mengena di hati yaitu tentang cerita Bunda mengenai transaksi dengan Allah sebagai wasilah untuk meminta pertolongan Allah.

Cerita itu begitu makjleb di hati.
Bagaimana tidak dengan kondisiku saat itu yang memang sedang sakit dan memang sering sakit-sakitan. Ketika membaca cerita tersebut rasanya seperti mendapat pencerahan dan semangat baru.

Dalam tulisannya, Bunda bercerita bahwa sakitnya itu bukan akhir-akhir ini saja. 
Tapi saat berusia 26 tahun ketika mengandung anak yang ke-3, Bunda pernah didiagnosa sakit jantung. Pastinya itu bukanlah hal mudah yang bisa diterima apalagi di usia yang masih sangat muda.
Wajar jika di usia yang masih muda itu, Bunda merasa sedih dan merasa takut.
Singkat cerita Bunda pun melakukan transaksi dengan Allah. Bunda menitipkan anak-anaknya jika memang waktunya hanya sampai saat itu. Tetapi jika Allah mengijinkan untuk terus membersamai anak-anak maka uang yang dimiliki oleh Bunda akan digunakan untuk kurban sapi.
Alhamdulillah setelah Bunda melakukan itu, ikhtiar sehat melalui terapi tetap dilakukan, kurban sapi pun ditunaikan dan alhamdulillah ketika berusia 35 tahun (setelah 10 tahun menjadi pasien jantung) Bunda dinyatakan sembuh. Alhamdulillah. Maha Baik Allah.

Ternyata 5 tahun berselang ujian sakit itu datang lagi. Bunda didiagnosa mioma urteri dan disuruh operasi serta harus menyiapkan uang 10 juta. Lagi-lagi apa yang Bunda lakukan dengan uang tersebut?
Bunda kembali bertransaksi dengan Allah, daripada uangnya diberikan ke dokter lebih baik diserahkan ke panti asuhan saja sambil terus meminta agar Allah mengijinkan Bunda untuk terus membersamai anak-anak.

Ternyata apa yang terjadi?
Perdarahan sudah berkurang, bisa salat dengan nyaman dan terapi tetap jalan, ikhtiar sehat tetap dilakukan. Dan ketika kontrol ke dokter ukuran miomnya jadi mengecil dan hampir hilang. Masyaallah, Allahu Akbar.

Tetapi sebagai hamba pilihan Allah, pastinya kita harus selalu siap dengan ujian apapun yang Allah berikan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 155-157 yang artinya :

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Seperti itulah yang dihadapi oleh Bunda.
Ujian demi ujian datang silih berganti sampai suatu ketika Bunda diuji lagi dengan kanker ganas, pastinya itu adalah ujian sekaligus kejutan yang menakutkan, akan tetapi kedewasaan berpikir mulai tumbuh dan terus melakukan transaksi dengan Allah dengan kegiatan yang bermacam-macam seperti orang sakit yang butuh biaya atau yayasan yang minta bantuan Al-Qur'an hingga akhirnya terpikir oleh Bunda untuk tidak langsung memberikan uang melainkan ada unsur dakwahnya. Dari pemikiran itulah akhirnya muncul ide ODOJ plus-plus hingga akhirnya bernama SSCQ yang kita kenal sekarang ini.

Dan apa yang terjadi setelah itu?
Alhamdulilah Bunda bisa menjalani proses operasi dengan lancar bahkan mendapat fasilitas VIP dan kanker ganaspun sudah diangkat, tinggal proses pemulihan saja.

Masyaallah, Allahu Akbar. Pertolongan Allah itu benar-benar nyata. Ketika Allah memberikan kita ujian dan kita benar-benar menerimanya, pasrah dengan semua ketetapan yang sudah Allah berikan, tetapi terus berikhtiar dan tak pernah bosan untuk meminta pertolongan Allah dengan semua cara yang Allah ridai, Insya Allah, Allah pun akan memberikan pertolongannya, keadaan kita bahkan mungkin dengan jalan keluar yang tidak kita sangka-sangka.

Masyaallah. Cerita tentang Bunda Lilik itu membuatku mulai kagum dan mencari tau terus tentang sosok beliau. Ada keinginan untuk mengenal beliau lebih dekat. Ingin berbagi cerita, karena aku pun mempunyai cerita tentang ujian sakit yang begitu panjang.
Tapi kemudian aku berpikir, memang siapa aku? Ingin berkenalan dengan beliau.
Ketemu saja belum, bergabung di komunitas yang beliau dirikan saja belum.

Baiklah. Ku abaikan semua keinginanku dan akhirnya kusimpan semua cerita Bunda itu di file penyimpanan ku dan masih ada sampai sekarang. Cerita penuh perjuangan tapi penuh motivasi juga. Cerita yang membuat kita yang sedang lemah dan berputus asa akhirnya menjadi bangkit dan semangat kembali.

Dalam hati terdalam mulai penasaran dengan SSCQ. Ingin rasanya berada di sana, tetapi kembali mengukur kemampuan diri. Aku bukan orang pandai, pasti ada banyak orang hebat didalam sana. Aku tidak piawai membaca Al-Qur'an, hanya mampu yang biasa-biasa saja untuk diriku dan Allah. Jadi ketika harus berada di tengah banyak orang rasanya tidak pede. Aku juga tidak pandai menulis kecuali menulis buku harian saat kecil dulu. Ah, banyak sekali yang mengganggu pikiranku saat itu dan membuatku menjadi layu sebelum berkembang.

Tapi cerita tentang Bunda Lilik selalu ada dalam ingatanku. Dalam hati berharap semoga suatu saat Allah ketuk hati ini agar bisa bergabung di SSCQ. Semoga Allah ijinkan aku untuk bisa kenal bahkan bisa bertemu dengan seorang sosok Bunda hebat yang bernama Bunda Lilik S. Yani.

Bunda Lilik, nama itu mulai terekam dengan sangat jelas dalam ingatanku. Aku yakin beliau adalah sosok yang baik, pintar, lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Bunda Lilik, Untuk saat ini biarlah aku hanya mengenal beliau dari cerita-cerita teteh saja.
Biarlah aku mengenal semua kebaikan beliau dari cerita ataupun chat yang teteh bagikan saja. Semoga suatu saat sosok itu bisa benar-benar nyata muncul di hadapanku.

Bunda Lilik dan SSCQ, semoga suatu saat aku bisa bergabung di komunitas itu.
Wallahu'alam bishawab. [Hz]

Baca juga:

1 komentar

  1. MasyaAllah, keteladanan beliau luar biasa. Semoga Allah selalu menjaganya. Aamiin.

    BalasHapus