Headlines
Loading...
Tawuran Pelajar Kembali Marak, Cerminan Sistem Rusak

Tawuran Pelajar Kembali Marak, Cerminan Sistem Rusak

Oleh. Rusna Ummu Nahla 

Seorang ditemukan terluka parah usai tawuran antar pelajar di wilayah Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Korban terlihat terkapar bersimbah darah akibat luka bacokan senjata tajam. Diketahui korban merupakan warga Bojong seperti dikutip Tangerangnews.com, Minggu (23/07/2023). Aksi tawuran antar pelajar di Tangerang bukan hanya itu, sebelumnya Polresta Tangerang mengamankan 69 pelajar yang berencana tawuran pada hari pertama masuk sekolah di Kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/7/2023).


Sementara itu, di Jakarta, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Penjaringan Kompol Harry Gasgari, menangkap dan mengamankan sejumlah pelajar yang sedang melakukan aksi tawuran di Jembatan Bandengan, Jakarta Utara.

Aksi tawuran antar pelajar dalam sebulan ini juga banyak terjadi di beberapa daerah lainnya. Di Bogor Polsek Cileungsi menangkap 13 anak-anak yang diduga hendak melakukan aksi tawuran di Jalan Raya Narogong, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi l, Kabupaten Bogor. Dari tangan anak-anak yang masih duduk di bangku SMP ini, polisi juga menyita senjata tajam berupa pedang, celurit, dan tongkat bisbol, tribun news (8/7/2023).

Rentetan aksi tawuran pelajar tersebut membuat  miris karena aksi ini terjadi di awal tahun ajaran baru, yang semestinya mereka bereuforia dengan belajar di sekolah, tapi justru malah mereka bereuforia dengan beradu gagah. Hal ini sekaligus menandakan betapa pelajar dan dunia pendidikan kita saat ini sedang tidak baik-baik saja. Adapun upaya yang dilakukan oleh para aparat untuk mencegah dan menghentikan tawuran pelajar sampai hari ini belum kunjung berhasil, indikatornya tawuran masih tetap berulang terjadi dari tahun ke tahun.

Kalau kita cermati ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa tawuran pelajar kerap terjadi.

Pertama, pelajar yang usianya menginjak remaja saat ini dibentuk oleh sebuah lingkungan individualis buah dari tata aturan kapitalisme. Saat ini orang tua yang merupakan guru pertama lebih disibukkan dengan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, hingga porsi perhatian kepada anak menjadi minim.

Pola menyerahkan sepenuhnya ke sekolah, tanpa melihat lebih dalam lagi sejauh mana kemampuan sekolah dalam arti dunia pendidikan saat ini dalam mengelola atau mengajarkan peserta didik. Diakui atau tidak, pola pengajaran di sekolah hanya sebatas menilai dari sisi akademis yang merujuk pada sebuah kurikulum pendidikan.

Kedua, arus digital informasi dan tayangan minim filter dari pihak terkait. Pelajar dengan mudahnya mengakses tayangan negatif berbau kekerasan, hingga hal ini ditiru dan diaplikasikan pada dunia nyata. 

Ketiga, faktor penegakan hukum yang alakadarnya, yang tidak mampu memberikan efek jera bagi pelaku tawuran dengan anggapan masih pelajar dan pasti akan bebas dari hukuman. Hal ini, terlihat dari bagaimana cara aparat penegak hukum selama ini menghukum pelaku tawuran pelajar, meski sudah kedapatan membawa senjata tajam, namun hal itu hanya dipandang sebagai sesuatu yang biasa hingga menjadi pemakluman dan paling banter mengkategorikan hal ini sebagai kenakalan remaja.

Keempat, kurikulum pendidikan berbasis sekularisme yang menihilkan peran agama dalam mengatur kehidupan melahirkan kurikulum yang kosong dari nilai spiritual pelajar. Aspek keimanan sudah tidak jadi lagi dasar dalam menentukan pengajaran. Selain itu orientasi pendidikan saat ini diarahkan menjadi mesin kapitalisme. Pelajar saat ini digiring ke dunia kerja dengan  penerapan kurikulum merdeka. Jadilah sekolah seolah mesin pencetak Industri.

Islam Solusi Tawuran Pelajar

Islam merupakan dien sempurna  yang mengatur semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan.

Dalam sistem pendidikan Islam, kurikulum yang akan diterapkan adalah berasas akidah Islam. Sedari dini sudah diajarkan tentang keimanan, bahwasanya dirinya adalah hamba Allah yang terikat dengan syariat Islam, sehingga mereka akan mampu mengukur segala perbuatannya apakah diridai Allah atau tidak.

Pendidikan dalam Islam akan mensinergikan peran lain dalam pola  pendidikannya, yaitu  peran orangtua sebagai orang yang terdekat dan orang yang paling sering bertemu dengan anak. Benang merah mengenai ini, berupa penciptaan iklim sosial dan ekonomi yang sangat bergantung oleh penerapan sistem negara.

Pendidikan dalam sistem Islam telah terbukti mampu mencetak para pemuda menjadi generasi yang  unggul, cerdas dan membanggakan. Oleh karena itu untuk bisa melahirkan para generasi unggul ini butuh sebuah sistem unggul. Sistem tersebut adalah sistem pendidikan Islam yang berasaskan ideologi Islam.

Wallahualam bishawab. [Ys]

Baca juga:

0 Comments: