Headlines
Loading...
Oleh. Hafidhah Silmi

Luar biasa. Plot twist yang membagongkan berhasil disuguhkan oleh aktor aktor politik democrazy. Ibaratnya nih, taarufnya sama Agus, khitbahnya sama Imin.

Imin. Sosok yang penuh kontroversi sejak awal kiprahnya di panggung politik nasional. Berhasil menjadi ketum PKB karena berhasil mengkudeta pakdenya sendiri, Gus Dur. Konon katanya, Imin adalah tokoh koentji untuk bisa memenangkan suara di jatim karena hanya Imin lah satu satunya tokoh NU yang punya kendaraan politik.

1 minggu yang lalu, Imin masih berangkulan mesra dengan Bowo, si jendral pecatan. Seminggu kemudian, Imin berpaling dari Bowo karena Imin dipinang Anis untuk menjadi pasangannya di 2024. Imin realistis. Daripada bertahan dengan ketidakpastian, karena Bowo tak kunjung melamar, lebih baik merubah haluan pada Anis yang sudah pasti melamar.

Agus yang sejak awal dilambungkan setinggi langit, dijanjikan akan dipinang, nyatanya malah dicampakkan. Kalau kata lagunya utopia, "kau ajak ku melayang tinggi dan kau hempaskan ke bumi". Definisi dari sakit tak berdarah ya seperti apa yang dialami Agus.
Sabar ya Agus. Politik democrazy memang sadis.

Dari kejadian ini, jadi semakin sadar kan? Kalau politik ala democrazy itu culas dan keras. Para elite politik cuma mikir bagaimana mereka bisa meraih kuasa. Rakyat hanya didekati ketika pemilu tiba. Setelah menang, rakyat tak punya harga di mata penguasa. Masih mau bertahan dengan democrazy?
Kalau aku mah ogah. 

Baca juga:

1 komentar

  1. Barakallah Mbak Naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus