Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Shabbiya

Per September ini harga BBM nonsubsidi naik. Penyesuaian harga tersebut dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022.

Kenaikan harga BBM nonsubsidi yang dimaksud ialah jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Untuk wilayah Jabodetabek: 
1. Harga BBM Pertamax naik Rp900 menjadi Rp13.300 per liter dari sebelumnya Rp12.400 per liter.
2. Harga BBM Pertamax Turbo naik Rp1.500 menjadi Rp15.900 per liter dari sebelumnya Rp14.400 per liter.
3. Harga BBM Pertamina Dex naik Rp2.550 menjadi Rp16.900 per liter dari sebelumnya Rp14.350 per liter.
4. Harga BBM Dexlite juga naik Rp2.400 menjadi Rp16.350 per liter dari sebelumnya Rp13.950 per liter.

Sedangkan untuk harga BBM jenis Pertalite dan Pertamina BioSolar tidak mengalami perubahan atau tetap. Rinciannya, Pertalite tetap Rp10.000 per liter dan Pertamina BioSolar di angka Rp6.800 per liter (Liputan 6, 4/9/2023). 

Dampak dari Kenaikan BBM

Diakui atau tidak masyarakat kita saat ini sedang mengalami kesulitan ekonomi. Dengan sedikitnya lapangan pekerjaan, makin mempersempit kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak, masih ditambah dengan kado pahit naiknya harga BBM. Padahal mayoritas masyarakat adalah pengguna kendaraan pribadi yang sehari-hari digunakan untuk bekerja, antar jemput sekolah, ojek online, angkutan umum, dan lain-lain. Dengan adanya kenaikan BBM akan berimbas pada naiknya harga bahan pangan, sehingga biaya hidup akan semakin tinggi. Ini adalah sebuah kezaliman yang dilakukan pemerintah kepada rakyatnya.

Melihat betapa pentingnya BBM bagi kehidupan masyarakat, seharusnya pemerintah bisa menekan harga dan memberikan harga yang rendah, bahkan gratis karena sejatinya sumber data alam dikelola untuk kesejahteraan rakyat. 

Namun semua itu hanyalah harapan semu bila negara kita masih menerapkan sistem ekonomi kapitalis, karena yang dilakukan penguasa saat ini adalah berbisnis dengan rakyatnya. Hubungan antara penguasa dan rakyat bukan hubungan yang sifatnya mengayomi, melayani, dan menjaga, namun tak lebih dari hubungan jual beli, untung rugi.

Bagaimana Islam Mengelola SDA

Dalam dua kali menjabat sebagai presiden, Jokowi sudah 7x menaikkan harga BBM. Hal ini adalah sesuatu yang tidak akan terjadi ketika sumber daya alam dikelola dengan sistem Islam. Dalam Islam sumber daya alam dikelola secara mandiri dan semua hasilnya digunakan untuk kesejahteraan umat. Jika ada harga yang dibayar, hanyalah untuk biaya operasional saja. 

Migas adalah Milik Umat

Mengingat dalam sebuah hadis Rasulullah bahwa "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api." (HR. Abu Dawud dan Ahmad). 

Hadis tersebut menyatakan bahwa kaum muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api. Dan bahwa ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu.

Negara mengelola dan mendistribusikan sumber daya alam tersebut secara langsung, tanpa melewati pihak lain yang bisa mengintervensi kebijakan harga, sehingga umat bisa menikmati hasil pengelolaan tanpa harus kesulitan membayar dengan harga yang terus berubah. Disinilah terjadi hubungan yang baik antara penguasa dan rakyatnya, antara periayah (pengurus) dengan yang diriayah (diurus), bukan seperti hubungan pedagang dengan pembeli. 

Begitulah Islam telah adil mengatur, hak umat harus kembali ke umat, tidak boleh diambil oleh individu dan swasta untuk kemudian dijual kembali kepada umat dengan harga yang tinggi. Dan tugas penguasa adalah melayani umat dengan aturan yang telah ditetapkan. [Ni]

Baca juga:

1 komentar

  1. Yups benar banget, ketika sistem Islam diterapkan maka tak akan ada lagi yang namanya harga BBM melonjak naik terus menerus. Dalam Islam sumber daya alam dikelola secara mandiri dan semua hasilnya digunakan untuk kesejahteraan umat. Jika ada harga yang dibayar, hanyalah untuk biaya operasional saja. itulah mengapa pentingnya beralih ke sistem Islam akan semua tertata sedemikian rupa. Barakallah Mbak Naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus