Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini

Sebelum mengenal SSCQ menulis adalah sesuatu yang sangat asing bagiku. Jangankan menggoreskan tinta di lembaran cerita, terpikir pun tidak. Dulu ketika masih berada di bangku SMP dan SMA suka menulis ke dalam buku diari, tapi itu hanya tulisan perihal kehidupan yang kujalani dengan bahasa yang sederhana yang kubisa di saat itu. Tapi ternyata memang benar ya, kalau menulis itu bisa menumpahkan segala rasa yang ada di pikiran dan hati. Sama seperti aku, ketika menulis cerita dalam sebuah buku diari, aku bisa bercerita apapun di setiap harinya, bisa menumpahkan segala rasa yang dipunya. Lega rasanya, ada ketenangan hati yang tak bisa kuucapkan lewat kata verbal secara langsung.

Menulis merupakan kebiasaan baru yang sedang kujalani sekarang ini. Dengan bergabungnya di SSCQ mau tidak mau harus menulis, karena memang semua tugas kurikulum SSCQ semuanya dalam bentuk tulisan. Jadi punya pembelajaran dan pengalaman baru. Mencoba belajar meninggalkan jejak kebaikan dalam sebuah tulisan.

Dari yang awalnya asing sekarang menjadi suatu kebiasaan yang setiap hari dilakukan, dan sudah berada di zona nyaman. Ada suka yang dirasa, ketika aksara yang terangkai menjadi barisan kata yang menggugah asa. Berharap setiap tulisan yang dibuat bisa bermanfaat untuk orang lain, dan progres tulisan pun bisa semakin baik. 

SSCQ tempatnya para penulis handal berkumpul. Tak jarang kuintip tulisan dari para sahabat surga, kok bisa yah merangkai kata dengan sebegitu indahnya, pikirku. Sering bergumam dalam hati, bagaimana supaya bisa menulis secakep itu? Apa ada ilmu khususnya, gumamku. Tiap hari kuamati, kubaca berulang-ulang, hingga penasaran ingin mencobanya. Ibaratnya jadi seperti ATM, amati, tirukan dan modifikasi. Tidak boleh sama, tapi mencoba memodifikasi isi kalimat, sebagai bentuk awal pembelajaran. Ternyata memang kunci supaya kita bisa menulis itu selain ikut pembelajaran kelas-kelas menulis, juga harus memulai untuk menulis, masih teringat Bunda Lilik dalam pesannya, beliau mengatakan menulis saja, PD lagi aja, selama yang kita tulis tidak melanggar hukum syara. Kalau kata Bunda Rut semakin sering kita menulis, tulisan kita akan semakin tajam. Jadi kuncinya itu adalah action.

Di setiap kurikulum challenge yang dibuat SSCQ selalu ada tugas 4 antologi. Tulisan semua sahabat akan dibukukan dalam sebuah karya antologi. Di awal bingung apa itu antologi, dengan berjalannya waktu menjadi mengerti apa itu antologi. Antologi pertamaku berjudul jalan hijrahku. Ya Allah bahagianya hatiku, tak menyangka tulisan sederhana yang kubuat, bisa menjadi sebuah buku antologi, berkumpul bersama dengan tulisan sahabat surga lainnya. Tak menyangka buku antologi hadir dalam dekapanku. Betulkah ini? Apa betul ada karyaku di situ. Bertanya terus di dalam hati atas pencapaian cetak buku antologi pertama. Rasanya tak percaya, tapi itulah faktanya, dan benar bahwa buku jalan hijrahku telah sampai dalam genggaman tangan ini serta mampu untuk mendekapnya.

Mungkin kalau buat sahabat lain yang sudah punya banyak karya, ini adalah sesuatu yang mudah untuk didapatkan. Tapi kalau menurutku bisa mendapatkan satu buku antologi itu luar biasa. Butuh perjuangan ketika harus menggerakkan tangan ini untuk membuat sebuah karya tulisan. 

Hakikat hidup adalah perubahan. Perubahan menuju jalan kebenaran, perubahan menuju ketaatan pada Allah, Rab penguasa alam semesta.

Bersyukurlah ketika Allah membimbing kita menuju jalan ketaatan. Tentunya ada wasilah seorang hamba yang Allah datangkan untuk menggandeng mesra hati kita. Untuk itu tetaplah berada pada jalan takwa dan berupaya mengajak umat untuk mengenal Islam.

Seperti firman Allah dalam surat Yusuf ayat 90:
Mereka berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf?” Dia (Yusuf) menjawab, “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka dungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.”

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang bertakwa kepada Allah Swt. dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta selalu sabar menghadapi ujian dan cobaan yang menimpanya serta tipu daya setan dan hawa nafsu yang selalu menggodanya, Allah tidak akan menyia-nyiakan balasan amalnya itu di dunia, lebih-lebih di akhirat. Di dunia diberi jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya serta diberi rezeki dari arah yang tidak diduga sebelumnya, dan di akhirat diberi pahala tanpa ada perhitungan. 

Untuk itu bersabarlah dalam ketaatan. Segala pengorbanan yang kita lakukan dalam bentuk apapun akan Allah ganti dengan surga-Nya di akhirat nanti.

Buku antologi pertama jalan hijrahku merupakan kisah lembaran baru hidupku, sebagai hasil pilihan untuk menentukan keberadaanku di masa yang akan datang. Yang menggantungkan keberadaan diri kepada Sang pemilik bumi ini, bukan penghambaan kepada manusia. Tak mau berhenti untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu kita bisa mengerti hakikat hidup yang sebenarnya.

Terima kasih SSCQ karena telah mewadahi diri bisa menuliskan pengalaman ceritaku dalam berhijrah. Semoga dengan lahirnya buku antologi yang pertama, akan lahir kembali buku-buku antologi berikutnya. SSCQ luar biasa, menjadikan kita manusia-manusia baru, mencoba sesuatu yang sebelumnya tidak ada dalam hidup kita, sehingga menjadi suatu karya dan pembelajaran yang begitu dalam. Barakallah. [Ni]

Sidoarjo, 24 Juli 2023

Baca juga:

0 Comments: