Headlines
Loading...
Catatan KAJOL ke-26 SSCQ: Meneladani Rasulullah, Menggiatkan Literasi

Catatan KAJOL ke-26 SSCQ: Meneladani Rasulullah, Menggiatkan Literasi

 
Oleh. Maya Rohmah

Klik. Saya menekan tautan Zoom yang diberikan oleh panitia. Tak butuh waktu lama, saya langsung mendapatkan konfirmasi untuk masuk ke ruangan rapat. Mata saya langsung memindai layar kotak-kotak yang sebagiannya berisikan akhwat-akhwat berkerudung biru muda.

"Sepertinya itu dress code panitia KAJOL ke-26 ini. Kompak yaa. MasyaAllah, kayak keramik masjid lihatnya. Ademmm. Wajah surga semua," saya bergumam.

Tepat pukul 19.00 WIB, sang pembawa acara, Bunda Dewi Khoirul , anggota SSCQ dari Kediri, menyapa para peserta. Ini kali kedua saya menyaksikan beliau. Kali pertama di kelas literasi khusus Public Speaking yang saya ampu.

Pukul 19.10 WIB, salah satu dari belasan guru tahsin Al-Qur'an yang ada di SSCQ, Ustazah Ana Rosyidah, anggota SSCQ dari Jakarta, melantunkan kalam illahi beserta terjemahnya dengan sangat fasih.

Sepuluh menit kemudian, Bunda Lilik Yani,  founder dari SSCQ, menyampaikan sekapur sirih. Hal terakhir yang beliau sampaikan adalah bahwa ada challenge di grup kontributor SSCQ.

Namanya "Challenge Maulid Berhadiah. Challenge ini adalah wasilah untuk semangat menulis. Dalam momentum Maulid ini, sebagai bentuk cinta kita kepada Rasulullah saw., Bunda Lilik mengajak sahabat kontributor SSCQ untuk mengungkapkan rasa cinta kepada baginda Rasul dengan tulisan jenis apa pun asal tidak menyimpang dari tema "Rasulullah saw., Teladan Sepanjang Zaman."

Beragam hadiah diberikan sebagai pemantik. Sedangkan hadiah terbaik adalah pahala dari Allah. Siapa tahu menjadi wasilah bertemu Rasulullah di surga. Aamiin. Ikutan, yuk?

Kembali lagi ke acara KAJOL.

Rupanya Ustazah Evi Ummu Fahhala , anggota SSCQ dari Bandung, sedang menyampaikan materi tentang "Meneladani Rasulullah Muhammad saw. dalam membangun peradaban Islam". 

Penjelasan dari Ustazah Evi mengetuk kesadaran saya untuk selalu bersyukur sudah ditetapkan Allah menjadi umatnya Rasulullah.
Untuk selalu bersyukur ditetapkan Allah dalam keadaan beragama Islam. 
Untuk selalu bersyukur bahwa kita mempunyai Al-Qur'an.

Isi Al-Qur'an ini lebih baik dari apa yang kita kumpulkan berupa kekayaan dunia yang semu dan segala isinya yang fana lagi akan sirna. MasyaaAllah. 

Rasulullah adalah teladan terbaik (uswatun hasanah) sepanjang zaman. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al ahzab ayat 21:

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Pada ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang munafik bahwa sebenarnya mereka dapat memperoleh teladan yang baik dari Rasulullah saw. Rasulullah adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, dan tabah menghadapi segala macam cobaan. Rasulullah percaya sepenuhnya kepada segala ketentuan Allah dan berakhlak mulia.

Jika kita bercita-cita ingin menjadi manusia yang baik, berbahagia hidup di dunia dan di akhirat, contohlah Rasulullah saw.

"Kita, dalam mengenang kelahiran Nabi Muhammad saw., jangan sekadar seremonial. Tapi teladanilah beliau dalam seluruh aspek kehidupan. Sistem pendidikannya, sistem pergaulannya, termasuk sistem hukum dan bernegara beliau. Dengan begitu, insyaa Allah kita akan sukses dan selamat dunia dan akhirat," tegas Ustazah yang dikenal sebagai praktisi pendidikan ini.

Intermeso.

Maklumlah ibu-ibu, saat khusyuk menyimak materi, anak bungsu memanggil, minta dipeluk sebelum dia terlelap. Saya pun mengulangi kembali informasi yang sudah saya sampaikan mulai tadi pagi, bahwa saya sedang mengikuti majelis ilmu.

"Aa cuma minta peluk kok, nggak minta dibacain buku." Mendengar suara kecilnya tuh, duh ... hati ibu mana yang tahan.

"Aa dipeluk sambil tiduran di pangkuan Umi ya? Sini," saya mencoba bernegosiasi agar tetap duduk di tempat menyimak forum, namun bisa tetap menghantarkannya ke alam mimpi.

Dia mengedikkan bahu kecilnya. Wajahnya merengut. Saya pun mencabut ponsel dari penyangganya dan melangkah ke kamar dibuntuti oleh si dia. Di sana, tampak Masnya sudah tertidur pulas.

Setelah posisi si bungsu nyaman, saya kembali memusatkan perhatian pada acara KAJOL.

Ustazah Arik Rahmawati, pemateri kedua yang membawakan tema "Literasi, Jalan Membangun Kejayaan Islam Kembali", telah sampai kepada kisah Khalifah Harun Ar Rasyid. Menurut Ustazah asal Cilacap ini, pada masa Khalifah Harun Ar Rasyid, literasi 
 mengalami perkembangan pesat. Beliau mendirikan perpustakaan yang tiada tandingannya bernama Baitul Hikmah. Baitul Hikmah memiliki koleksi buku lebih dari 1 juta buku.

Ketika literasi Islam mengalami kemunduran maka melemahlah kaum muslimin, melemahlah Daulah Islam, dan hancurlah Khilafah Utsmaniyah. Tambahan, ketika itu bahasa Arab sudah mulai ditinggalkan.

Untuk itulah, kita harus semangat berliterasi, mencari ilmu. Ilmu menjadikan kita generasi yang unggul.

Semoga, kita kaum muslimin bisa meneladani Rasulullah saw. dan menggiatkan literasi.  InsyaAllah kejayaan Islam akan kembali kita rasakan. Aamiin.

Wallahu'alam bissawab

Baca juga:

0 Comments: